Waduh! Generasi Z dan Milenial Terjerat Utang Macet Pinjol Sampai Rp700 Miliar

Reporter : Editor Dream.co.id
Kamis, 25 April 2024 18:48
Waduh! Generasi Z dan Milenial Terjerat Utang Macet Pinjol Sampai Rp700 Miliar
Gen z dan milenial berkontribusi besar terhadap tingginya kredit macet di pinjaman online hingga Rp700 miliar

1 dari 11 halaman

Waduh! Generasi Z dan Milenial Terjerat Utang Macet Pinjol Sampai Rp700 Miliar

Waduh! Generasi Z dan Milenial Terjerat Utang Macet Pinjol Sampai Rp700 Miliar © Bebas biaya admin 2024 maverick

2 dari 11 halaman

© ilustrasi pinjol Shutterstock

Dream - Head of Strategic Communication and Brand UOB Indonesia Maya Rizano mengungkap generasi Z dan milenial, mereka yang berusia di rentang 19 hingga 34 tahun, berkontribusi besar terhadap tingginya kredit macet di perusahaan pengelola pinjaman online hingga lebih dari Rp700 miliar.

3 dari 11 halaman

© Marak Kasus Pinjol Ilegal, Tanda Literasi Keuangan Indonesia Masih Rendah 2024 maverick

Tingginya nilai utang macet di jasa pinjaman online (Pinjol) tersebut menunjukan peningkatan literasi baik dari keuangan atau digital kepada generasi muda masih menjadi sesuatu yang sangat penting. Generasi ini harus mengetahui cara menjaga ketahanan finansial mereka.

4 dari 11 halaman

“Untuk itu butuh peran dari berbagai pihak agar para generasi muda kita dapat melakukan perencanaan keuangan yang matang dan berkelanjutan,”

kata Maya dalam acara UOB Media Literacy Circle di Jakarta, Rabu, 24 April 2024.

5 dari 11 halaman

© Pada 2022, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sudah berada di angka 49,68%. 2024 maverick

Banyaknya generasi muda yang terjerat pinjol dipicu oleh beberapa faktor, yaitu jasa berutang yang menawarkan melalui komunikasi pribadi, pinjaman yang ditawarkan terkesan cepat dan tanpa syarat. Ditemukan juga banyak jasa pinjol ilegal yang memakai nama mirip Pinjol resmi .

6 dari 11 halaman

Berdasarkan survei tiga tahunan yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terungkap bahwa tren indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan.

Pada tahun 2022, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sudah berada di angka 49,68 persen, ini meningkat dari tahun 2019 yang hanya mencapai 38,03 persen.

Sementara indeks inklusi keuangan mencapai 85,1 persen dibandingkan tahun 2019 yang hanya 76,2 persen.

7 dari 11 halaman

Meski setiap tahunnya mengalami peningkatan, persentase indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia masih terbilang rendah karena masih berada di bawah 50 persen.

Bukan hanya soal literasi keuangan, tapi permasalahan literasi keluarga, ekosistem pendidikan, dan literasi dalam segala hal masih sangat rendah.

8 dari 11 halaman

“Rendahnya literasi keuangan bukan sesuatu yang mengagetkan. Kita lihat bahkan kemampuan literasi dan numerasi anak Indonesia di semua jenjang masih rendah. Juga kesenjangan berdasarkan latar belakang keluarga masih tinggi. Ini yang selalu terpinggirkan,

ujar Najeela Shihab, Psikolog, Pendidik, dan Pendiri Sekolah Cikal.

9 dari 11 halaman

© Bebas biaya admin 2024 maverick

Literasi keuangan sendiri merupakan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan keuangan masyarakat.

10 dari 11 halaman

© Pemerintah mengajak perusahan startup dan IKM berkolaborasi dalam menjemput transformasi teknologi. 2023 maverick

Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi permasalahan ini adalah mengedukasi masyarakat dalam perencanaan keuangan. Masyarakat harus memperhatikan porsi konsumsinya dengan cara mengatur pendapatan dan pengeluaran.

11 dari 11 halaman

Pengeluaran yang ideal yaitu sekitar 70-85 persen digunakan untuk kebutuhan seperti tempat tinggal, makanan, hingga untuk hutang yang merupakan tanggung jawab untuk dibayarkan.

Sebanyak 5-10 persennya dapat digunakan untuk keinginan, seperti hiburan, olahraga, dan membeli elektronik keluaran terbaru. Sementara 10-20 persen dari total pengeluaran bisa ditabung untuk dana darurat, investasi, dan asuransi.

Laporan: Aykaputri Amalia Rahmani

Beri Komentar