Dream - Bank syariah di seluruh dunia kemungkinan takkan lagi dipusingkan dengan sumber likuditasnya. Syaratnya, lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor (S&P) mengimbau perbankan syariah harus mulai menerapkan standar Basel III dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) yang baru.
Analis Kredit Standard & Poor, Mohammad Damak menilai standar ini diperkirakan bisa meningkatkan penawaran instrumen pengelolaan likuiditas dan membantu mengatasi beberapa kelemahan industri lama, terutama kurangnya aset likuid berkualitas tinggi (HQLA).
Pada bulan Oktober 2014, Islamic Finance Services Board (IFSB), lembaga standardisasi regulasi untuk industri keuangan syariah menerbitkan petunjuk tentang langkah-langkah pengelolaan likuiditas di lembaga-lembaga yang menawarkan jasa keuangan syariah.
Peraturan ini (IFSB-GN-6) menetapkan tiga karakteristik utama dari aset likuid berkualitas tinggi (HQLA) yaitu memiliki korelasi rendah dengan aset berisiko, pasar aktif dan cukup besar, dan volatilitas yang rendah.
Pedoman untuk lembaga keuangan syariah ini juga menentukan bagaimana bank syariah harus menerapkan LCR dan rasio pendanaan yang stabil dan bersih terkait dengan Basel III, termasuk waktu pelaksanaannya.
" Pengenalan LCR dapat membantu mengatasi beberapa kelemahan industri lama, terutama kurangnya HQLA," kata Damak seperti dikutip dari Gulf News, Selasa, 7 April 2015.
Kebanyakan instrumen pengelolaan likuiditas Bank Islam terdiri dari aset profitabilitas rendah, seperti uang tunai dan deposito bank sentral. Sukuk terutama ditawarkan sebagai instrumen over-the-counter dan hanya sedikit yang yang terdaftar di bursa besar dan likuid.
Analis S & P memperkirakan bahwa pelaksanaan Basel III dan LCR baru akan meningkatkan penawaran instrumen pengelolaan likuiditas. Sementara emiten cenderung untuk mendaftarkan lebih banyak sukuk mereka di bursa dan beberapa regulator akan mulai menerima sukuk sebagai jaminan untuk syarat likuiditas.
Baru-baru ini Bank Sentral Uni Emirat Arab mulai menerima berbagai sukuk sebagai jaminan bagi bank untuk mengakses fasilitas pinjaman istimewa mulai dari 1 April.
" Kami mengharapkan kualitas kredit yang tinggi dan penawaran sukuk mata uang lokal meningkat karena instrumen ini merupakan bagian dari definisi Level 1 HQLA IFSB,” ujar Damak.
“ Dan kami percaya regulator, bank sentral, lembaga peminjaman multilateral (MLI), dan lembaga-lembaga khusus - seperti International Islamic Liquidity Management Corporation (IILM) - dapat memainkan peran dalam mendorong lebih lanjut tengan pasokan instrumen pengelolaan likuiditas Islam," tambahnya.
Selain uang tunai dan deposito di bank sentral, yang termasuk HQLA adalah sukuk yang mendapat peringkat tinggi, bank sentral, MLI, dan perusahaan sektor publik dalam bentuk mata uang lokal dan asing.
Namun, ada kekurangan yang signifikan dari HQLA berbasis syariah ini, yang dapat mendorong bank mengandalkan terutama pada kas dan penempatan bank sentral sebagai alat manajemen likuiditas utama mereka.
IFSB Quantitative Impact Study (QIS) - yang didasarkan pada sampel dari 32 bank di tujuh negara - menemukan bahwa sebagian besar bank yang berpartisipasi memenuhi persyaratan LCR, dilihat dari kas dan kepemilikancadangan bank sentral mereka. QIS juga melaporkan rata-rata LCR mereka sangat kuat dengan 241 persen.
" Kami percaya bahwa adopsi Basel III akan menciptakan kesempatan bagi industri untuk meningkatkan ketersediaan kurangnya HQLA berbasis syariah. Regulator, bank sentral, MLI, dan lembaga-lembaga khusus lainnya akan memiliki peran untuk bermain melalui peningkatan penerbitan sukuk mereka," ujar Damak.
" Dalam pandangan kami, beberapa bank sentral mungkin mulai menerima sukuk sebagai kunci akses fasilitas likuiditas jangka menengah," pungkasnya. (Ism) Baca Juga: Mengapa Bank Arab Mau Sponsori Liga Sepakbola Indonesia? Kartu `Migran Hasanah` Diluncurkan di Hong Kong Mengenal Bank Syariah Terbaik di Brunei 3 Tahun Berturut-turut Bank Muamalat 'Ngebet' Kejar Pembiayaan KPR Aset Bank Syariah di Kancah Dunia Makin Tambun
Advertisement
Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

3 Rekomendasi Salt Bread Enak di Jakarta, Sudah Coba?

Komunitas InterNations Jakarta, Tempat Kumpul Para Bule di Ibu Kota


Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5

Lihat Video Baut Kendur Thai Lion Air Saat Terbang yang Bikin Geger



Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan