Pangeran Mutaib Al Saud (kanan) Bersama Pangeran Charles (kiri). (Foto: Houseofsaud.com)
Dream – Mutaib al-Saud menjadi pangeran Arab Saudi pertama yang bisa menghirup udara usai keluar dari penjara “ antikorupsi” di Hotel Ritz Carlton, Arab Saudi. Dia bebas setelah membayar tebusan US$10 miliar (Rp135,35 triliun).
Dilansir dari Al Arabiya, Sabtu 2 Desember 2017, putra mendiang Raja Abdullah dan Menteri Keamanan Nasional Saudi itu ditahan pada awal November sebagai bagian dari operasi bersih-bersih terhadap pangeran dan pengusaha yang terlibat suap dan korupsi.
Menurut sumber dari pihak oposisi Saudi, Pangeran Mutaib ditahan setelah terlibat “ suap dalam jumlah yang fantastis”. Agar bebas dari tahanannya, Pangeran Mutaib menyerahkan uang tebusan senilai US$10 miliar kepada Kerajaan Arab Saudi.
Dia tidak membayar uang tebusan tersebut sendiri. Tapi kedua saudara dan teman-temannya mengumpulkan uang yang digunakan untuk menebus dirinya. Selain uang, aset Pangeran Mutaib, seperti hotel di Prancis dan tanah di Saudi, juga turut disita oleh kerajaan.
Mantan kepala protokol kerajaan, Mohammed al-Tubaishi, juga ikut dibebaskan tak lama setelah Pangeran Mutaib bebas.Dia meninggalkan Hotel Ritz-Carlton setelah mencapai kesepakatan dengan Raja Salman.
Menurut The New Arab, Al-Tubaishi menyerahkan tebusan senilai 6 miliar riyal (Rp21,65 triliun) agar bisa bebas dari hotel mewah itu.
Sumber tersebut menambahkan bahwa lebih banyak tahanan akan dilepaskan dalam beberapa hari mendatang. Sekira 95 persen tahanan telah mencapai kesepakatan finansial dengan Raja Salman agar bisa dibebaskan.
Sementara itu, nasib Pangeran Alwaleed bin Talal saat ini tidak diketahui karena tidak jelas apakah dia telah mencapai kesepakatan atau tidak.
Lebih dari 200 orang ditahan oleh kerajaan karena dianggap melakukan penggelapan pajak dan korupsi senilai US$100 miliar (Rp1.353,58 triliun). Ini adalah operasi pembersihan elit kerajaan terbesar dalam sejarah modern Arab Saudi.Tapi, banyak yang menduga bahwa pembersihan itu bukan tentang korupsi. Tapi lebih banyak karena uang dan perebutan kekuasaan.
Awal bulan ini, pejabat Amerika Serikat menyatakan keprihatinan atas tindakan 'sembrono' Raja Salman dalam beberapa pekan terakhir.
Raja Salman dianggap sedang mengkonsolidasikan kekuasaannya di Arab Saudi, bukan membersihkan pejabat dan pengusaha yang terlibat dalam skandal korupsi dan penggelapan pajak
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?
Presiden Prabowo Subianto Reshuffle Kabinet, 5 Menteri Diganti dan Lantik 1 Menteri Baru