Pangeran Arab, Alwaleed Bin Talal. (Foto: Al Arabiya)
Dream – Penangkapan terhadap Pangeran Arab, Alwaleed bin Talal, menyedot perhatian publik, termasuk ekonom. Pakar ekonomi menduga penangkapan ini berkaitan dengan kekuasaan.
Dilansir dari CNBC, Senin 6 November 2017, komisi anti korupsi Arab Saudi, mencekal 11 orang pangeran, termasuk Pangeran Alwaleed. Analis menduga Putra Mahkota, Mohammed bin Salman, berada di balik drama penangkapan itu untuk mengkonsolidasikan kekuatan di keluarganya dan mengenyahkan musuh sebelum dia naik tahta.
Global Head of Commodity Strategy of RBC Capital Markets, Helima Croft, menyebut penangkapan ini mirip dengan Game of Thrones, serial film yang ditayangkan oleh HBO.
Di serial ini, diceritakan masing-masing pihak menggunakan kecerdikannya untuk menjatuhkan lawan di kerajaan.
“ Pangeran Mohammed ingin mengubah struktur politik di Kerajaan Arab Saudi,” kata Helima.
Dugaan ini diperkuat oleh penangkapan Panglima Tentara Arab Saudi, Pangeran Mutaib bin Abdullah.
Menurut Helima, para pendukung Mohammed membantah anggapan penangkapan jika tindakan yang dilakukan putera mahkota itu ada hubungannya dengan konsolidasi kekuasaan. Bagi mereka, penangkapan itu murni sebagai bagian dari langkah Saudi memberantas korupsi.
“ Tapi, penangkapan Mutaib memperlihatkan ada agenda konsolidasi kekuasaan,” kata Helima.
(Sah)
Advertisement
Waspada, Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Kamu Marah
Respons Tuntutan, DPR RI Siap Bahas RUU Perampasan Aset
5 Komunitas Parenting di Indonesia, Ada Mendongeng hingga MPASI
Banyak Pedagang Hengkang, Gubernur Pramono Gratiskan Sewa Kios 2 Bulan di Blok M Hub
Mahasiswa Makan Nasi Lele Sebungkus Berdua Saat Demo, Netizen: Makan Aja Telat, Masa Bakar Halte
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Didanai Rp83 Miliar dari Google, ASEAN Foundation Cetak 550 Ribu Pasukan Pembasmi Penipuan Online