Begini Cara Mengukur Rating Program Televisi, Ini Tontonan Favorit Orang Sumatera & Sulawesi

Reporter : Okti Nur Alifia
Minggu, 2 April 2023 16:01
Begini Cara Mengukur Rating Program Televisi, Ini Tontonan Favorit Orang Sumatera & Sulawesi
Perusahaan rating Nielsen Indonesia memperluas panel di seluruh Jawa, Sumatera dan pusat populasi lainnya.

Dream - Penggemar tayangan layar kaca pasti sering mendengar istilah rating dari beragam tayangan yang disajikan oleh sebuah stasiun televisi. Makin besar rating sebuah program menunjukan banyaknya jumlah penoton dari tayangan tersebut. 

Selain menjadi salah satu kesuksesan sebuah program televisi, rating juga dibutuhkan pengelola televisi untuk bisa memikat calon pengiklan menaruh dana promosi mereka. 

Namun pernahkan kamu membayangkan bagaimana rating sebuah program televisi diperoleh? Jika media cetak seperti koran atau majalah bisa diketahui dari jumlah oplah yang dihasilkan, apakah rating televisi juga mengukur setiap televisi yang dimiliki jutaan masyarakat Indonesia. 

Mengutip keterangan tertulis Nielsen Indonesia baru-baru ini, cara mengukur kepemirsaan TV ternyata diperoleh melalui sebuah instrumen bernama Nielsen Panel.

Perangkat ini terpasang di lebih dari 12.000 rumah tangga di seluruh Indonesia menggunakan perangkat yang disebut Peoplemeter. Perangkat inilah yang terhubung ke televisi di rumah-rumah tersebut.

Masyarakat yang menonton televisi menggunakan remote control akan memberi tahu Peoplemeter siapa yang menonton dan apa yang sedang ditonton.

Untuk mengetahui rating sebuah tayangan, Nielsen ternyata tak perlu memasang ratusan juta perangkat sesuai jumlah penduduk Indonesia. Dengan metode sampling, panel yang terdiri dari lebih dari 12.000 rumah tangga ini merepresentasikan audiens sebanyak 130 juta orang dan dapat mengukur baik siaran analog maupun digital. 

Setiap tahunnya, Nielsen juga terus memperbarui proses perhitungan dengan memperluas panel di seluruh Jawa, Sumatera dan pusat populasi lainnya. Dengan perluasan itu, jumlah pemirsa TV linear di perkotaan Indonesia akan tumbuh dari 58,9 juta menjadi 130 juta.

Presiden Nielsen Asia (Komersial) Arnaud Frade, mengatakan, selain memungkinkan stasiun TV untuk meningkatkan jumlah audiens, pengukuran audiens yang lebih baik juga akan sangat menguntungkan pengiklan.

“ Pengiklan sekarang dapat lebih yakin dari sebelumnya bahwa pesan mereka menjangkau audiens yang tepat, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, sangat meningkatkan ROI dan kepercayaan secara keseluruhan dalam industri,” kata Frade.

1 dari 4 halaman

Orang SUmatera Lebih Suka Menonton Film

Nielsen juga mengungkap, peningkatan jumlah panel akan mencerminkan keragaman populasi dan kebiasaan menonton di Indonesia. Banyak temuan menarik yang tersedia di area dengan populasi yang lebih kecil. 

Seperti peningkatan panel di Sumatera menunjukkan jika pulau tersebut adalah pulau pecinta film, sedangkan pemirsa Sulawesi lebih memilih serial TV. 

Investasi Nielsen dalam pengukuran audiens Indonesia ini mengikuti peningkatan industri sebelumnya. Termasuk transformasi pengukuran digital dan penambahan Sistem Identitas Nielsen untuk Pengukuran Iklan Digital, Digital Ad Ratings (DAR) yang sekarang juga hadir di lebih dari 30 pasar internasional, termasuk Indonesia.

“ Di negara sebesar dan beragam seperti Indonesia, sangat penting bagi stasiun TV untuk dapat menunjukkan kekuatan dan nilai jangkauan mereka di berbagai audiens, dan kami senang membantu mereka melakukannya," ungkap Arnaud Frade.

 

2 dari 4 halaman

Netflix, Vidio, Disney+ Hotstar, Mana Paling Banyak Diakses?

Dream - Dalam survei Nielsen, Vidio menjadi platform yang paling banyak diakses masyarakat menggunakan smartphone di 11 kota di Indonesia.

Urutan selanjutnya setelah Vidio, ditempati oleh Disney+ Hotstar, Netflix, Viu, RCTI+, iQIYI, dan terakhir Vision+.

Survei ini dilakukan selama periode Juli sampai Agustus 2022 di 11 kota yakni Bandung, Banjarmasin, Denpasar, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, Semarang, dan Surakarta.

Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia, Hellen Katherina, mengatakan, peningkatan konsumsi mobile streaming didorong oleh platform regional dan lokal.

“ Vidio (4.4%), Disney+ Hotstar (2.0%), Netflix (1.6%), Viu (1.0%), RCTI+ (0.9%)," katanya di Milenium Millenium Centennial Center, Jakarta, Kamis, 8 Desember 2022.

3 dari 4 halaman

Meningkatnya akses terhadap internet dan kepemililkan smartphone juga mendorong pertumbuhan streaming di mobile. Mobile streaming dikonsumsi rata-rata lebih dari 9 jam per bulan. Sedangkan untuk heavy users, 28 jam per bulan. 

“ Namun angka ini masih jauh di bawah rata-rata waktu menonton TV yang mencapai 80 jam per bulan,” papar Hellen.

Tiap platform memiliki karakternya masing-masing, di mana konten yang paling banyak diakses pada platform Vidio adalah konten lokal dan olahraga, Netflix untuk film dan serial internasional, sementara Disney+ Hotstar untuk film anak dan keluarga.

“ Viu konten asia atau korea, RCTI+ konten olahraga dan sinetron, iQiyi konten Asia dan Barat,” ungkap Hellen.

4 dari 4 halaman

Survei ini melibatkan TV panel yang berjumlah 11.500 individu, dengan mobile panel (bagian dari total) sebanyak 3.700 individu. Demografi usia yang terlibat di atas 10 tahun. Sementara cakupan kepermisaan aplikasi yaitu YouTube, Vidio, Viu, Netflix, RCTI+, di iQIYI, dan Vision.

Survei bertajuk Streaming Content Ratings ini menggunakan alat Peoplemeter Nielsen yang dipasang di TV rumah tangga panel untuk menonton kebiasaan TV linear. Serta Nielsen mobile meters app yang ada di smartphone panel untuk menangkap kebiasaan menonton streming via mobile.

Tiga terbesar yang paling banyak diakses mempunyai waktu evolusi streaming yang berbeda di Indonesia, digawangi YouTube pertama kali muncul pada 2014, disusul Vidio di tahun yang sama. Kemudian Netflix pada 2016. Hingga Disney+ Hotstar pada 2020.

 

Beri Komentar