Biar Seimbang, Ini Cara Bagi Waktu untuk Pekerjaan dan Pribadi

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Jumat, 25 Oktober 2019 09:12
Biar Seimbang, Ini Cara Bagi Waktu untuk Pekerjaan dan Pribadi
Dengan cara ini, kamu bisa termotivasi untuk bekerja.

Dream – Mencari keseimbangan waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi terasa sulit bagi wanita karier. Kamu akan merasa beruntung jika sistem kerja di kantor sangat fleksibel. Dengan mudah kamu bisa membagi waktu.

Tapi bagaimana jika kamu bekerja di perusahaan yang pnya aturan kerja sangat ketat dan cenderung super padat?

Aktivitas yang padat acapkali membuatmu pulang larut malam dan mengorbankan hari libur. Sudah tentu kamu memerlukan refreshing.

Sebenarnya, tubuh dan pikiran juga banyak bekerja. Makanya, kamu perlu membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Nah, daripada buang energi dengan menggerutu soal jam kerja yang padat, yuk kita coba menyiati waktu kerja agar kehidupan tetap seimbang. 

Pertama, kamu bisa mulai dengan mematikan ponsel saat berada di rumah. Atau, kamu bisa mematikan nada dering dan jangan diubah menjadi nada getar.

Usahakan tidak memegang ponsel saat malam hari dan libur. Dengan begini, kamu bisa menikmati kehidupan pribadimu, baik bermain dengan teman atau membaca buku.

1 dari 7 halaman

Batasi Pembicaraan Karier dan Lakukan Me Time!

Kedua, batasi pembicaraan tentang pekerjaan.

Batasi waktumu saat membicarakan pekerjaan dengan orang terdekat seperti keluarga. Tujuannya agar hubungan pribadimu dengan keluarga masih terasa intim.

Meskipun pekerjaan adalah bagian dari hidupmu, ini bukan berarti kamu bisa mengabaikan aspek lain yang masih bisa dibahas ketika berkumpul. Kamu perlu melakukannya agar bisa menunjukkan mereka lebih penting bagimu daripada pekerjaan.

Ketiga, sempatkan me time.

Cara ini adalah yang terbaik untuk menikmati kehidupan pribadi. Cobalah mengeksplorasi minat, seperti bermain games atau jalan bareng teman. Hal ini akan membuatmu tumbuh dan berkembang dalam menjalani kariermu.

(Sah, Sumber: Fimela)

2 dari 7 halaman

4 Keuntungan Jadi Aktivis di Kampus, Berguna untuk Karier

Dream – Menjadi seorang aktivitis di kampus memang bukan pilihan yang mudah dan nyaman bagi banyak orang. Tapi, tak bisa dipungkiri menjadi seorang aktivis bisa membawa banyak pengaruh dalam karier kamu.

Lantas apa saja keuntungan yang bisa didapatkan seorang aktivis dalam berkarier?

Dikutip dari Karir.com, Senin 30 September 2019, pertama, pengalaman organisasi. Menjadi seorang aktivis berkaitan erat dengan kegiatan organisasi kampus dan juga UKM.

Pengalaman berorganisasi nantinya akan berguna saat berkarier di perusahaan yang biasanya mengharuskan pegawai untuk lebih luwes bekerja antar divisi.

Fondasi yang sudah terbentuk sebagai seorang aktivis di kampus akan memudahkan kamu masuk dalam berbagai kondisi di dalam perusahaan.

Kedua, terbiasa berpikir kritis. Seorang aktivitis yang sudah terbiasa untuk berpikir kritis tentang kondisi yang ada. Ini merupakan sebuah nilai plus yang harus dimiliki oleh seorang fresh graduate.

Karena pada akhirnya perusahaan akan membutuhkan ide-ide segar dan baru untuk mencapai visi yang sudah ditentukan. Tak menutup kemungkinan perusahaan akan membutuhkan banyak kontribusi berupa ide untuk membantu bisnis perusahaan lebih baik.

3 dari 7 halaman

Jaringan Profesional yang Luas

Ketiga, jaringan professional yang luas. Sebagai seorang aktivis, mau tak mau pada akhirnya kamu akan bertemu dan berinteraksi dengan berbagai pihak. Mulai dari rekan kampus yang berbeda sampai kalangan pejabat.

Dengan dikenal lebih banyak orang, tentunya akan memudahkan kamu untuk mendapatkan kesempatan bekerja atau membangun perusahaan sendiri.

Keempat, terbisa dengan tekanan. Tidak sedikit lowongan pekerjaan yang mewajibkan seorang pelamar memiliki kemampuan untuk bekerja di bawah tekanan. Tentunya ini bukan hal yang asing bagi seorang aktivis.

Karena saat menjadi seorang aktivis memang memiliki tekanan yang cukup besar dari berbagai pihak untuk memperjuangkan idealismenya.

Keempat hal diatas tadi tentunya hanya sebuah gambaran singkat yang mengenai kualitas positif dari seorang aktivis. Tetapi secara lebih luas, menjadi seorang aktivis memang tidak mudah untuk memperjuangkan idealisme di tengah perubahan yang terus terjadi. (ism)

4 dari 7 halaman

Banyak Tak Disadari, 3 Tren Dunia Karier Ini Menjamur di Era Digital

Dream – Perubahan teknologi dan gaya hidup di masyarakat telah mengubah dunia bisnis secara perlahan-lahan. Tanpa disadari kini gaya hidup kita menjadi lebih modern dan fleksibel. Hal itu juga berlaku di dunia kerja.

Dikutip dari Karir.com, Rabu 24 Juli 2019, ada tiga tren yang mulai muncul di dunia kerja seiring dengan perkembangan teknologi.

Perubahan pertama yang paling terlihat adalah freelancing yang mulai banyak menjadi pilihan karier.

Menjadi seorang freelance atau paruh waktu mungkin bukan sebuah pilihan karir yang utama di era 80-90an. Ketidakpastian waktu kerja dan penghasilan yang tidak tetap menjadi pertimbangan mengapa menjadi seorang freelancer tidak menjadi pilihan utama.

 

 

Namun, dengan situs yang menyediakan pekerjaan paruh waktu, freelance mendapatkan tempat di hati para pekerja. Dengan menjadi pekerja freelance, mereka merasa lebih bebas untuk bekerja daripada harus hidup terkekang dalam kehidupan kantor.

Selain itu, para pekerja lepas juga merasa lebih dihargai kemampuannya. Yang mengatur pekerjaan adalah mereka sendiri.

5 dari 7 halaman

Munculnya Co-Working Space

Semakin mahalnya biaya sewa gedung dan area perkantoran menjadikan co-working space menjadi pilihan utama untuk bekerja. Biasanya co-working space ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan startup yang masih belum mampu menyewa gedung operasional.

Selain digunakan oleh perusahaan startup, co-working space juga banyak digunakan oleh para pekerja freelance yang ingin mendapatkan suasana berbeda ketika bekerja.

Co-working space biasanya sudah menyediakan berbagai fasilitas yang bisa digunakan oleh penyewa seperti telepon, air minum, toilet, wifi bahkan hingga ruang rapat. Harga untuk menyewa co-working space ini sangat bervariasi dan tergantung dari fasilitas apa saja yang ingin digunakan.

Harga rata-rata yang dipatok untuk menikmati co-working space ini berkisar antara Rp1,5 – Rp2 juta per bulan untuk fasilitas lengkap.

6 dari 7 halaman

Bekerja dari Rumah Menjadi Pilihan

Semakin banyaknya teknologi pendukung untuk sebuah perusahaan beroperasi membuat perusahaan tidak perlu mengawasi pekerjanya selama 24 jam. Berbagai laporan dan hasil pekerjaan bisa langsung dipantau dengan teknologi cloud server.

Hal ini memungkinkan para pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dari rumah tanpa perlu repot datang ke kantor. Memang tidak semua perusahaan mengadaptasi hal ini sekarang.

Tetapi di masa depan bukan tidak mungkin gedung perkantoran tidak terlalu dibutuhkan dan hanya digunakan pada saat-saat tertentu saja.

7 dari 7 halaman

Bagaimana Menyikapi Tren Ini?

Tiga contoh ini hanyalah gambaran singkat tentang tren yang terjadi di dunia kerja. Tapi, tidak berarti hal ini tidak terjadi di Indonesia dalam waktu yang singkat.

Dalam menyikapi perubahan trend ini tidak ada salahnya bagi para fresh graduates atau yang sedang mencari kerja untuk mulai sedikit belajar mengenai teknologi-teknologi terbaru. Carilah informasi mengenai cloud software yang saat ini banyak digunakan seperti Slack, Trello, Google Product dan sejenisnya.

Semakin terbiasa kalian menggunakannya, kalian akan semakin mudah untuk beradaptasi di masa depan nantinya. Nah, apakah kalian setuju?

Beri Komentar