Biaya Hidup di Timur Tengah Tinggi, Warisan Jadi Barang Langka

Reporter : Ramdania
Rabu, 6 Mei 2015 14:32
Biaya Hidup di Timur Tengah Tinggi, Warisan Jadi Barang Langka
Besarnya biaya hidup menyebabkan masyarakat kekurangan uang untuk disimpan apalagi dijadikan aset untuk diwariskan kepada keluarga atau orang terdekat.

Dream - Menurut jajak pendapat terbaru bank HSBC, lebih dari separuh pekerja di Uni Emirat Arab (UEA) selalu memberikan gajinya kepada pasangan secara rutin.

Seperti dikutip dari Arabian Business, Rabu 6 Mei 2015, sekitar 22 persen juga memberikan uang kepada setidaknya satu anak berusia 16 atau lebih tua. Sementara 6 persen memberi uang kepada cucu mereka.

Temuan tersebut menjadi faktor penyebab makin langkanya warisan di UEA. Tingginya biaya hidup dan kewajiban keuangan sepanjang hidup telah menggerus kemampuan mereka meninggalkan warisan atau kekayaan untuk anak cucu mereka, menurut laporan HSBC

" Kewajiban keuangan tersebut tidak hanya mengurangi kemampuan menyimpan untuk pensiun mereka sendiri, tetapi juga untuk meninggalkan warisan untuk orang yang mereka cintai," kata laporan itu.

" Sentimen ini sangat akut di UEA karena hampir 92 persen dari pra-pensiunan di negara itu mengatakan mereka memberikan dukungan keuangan secara teratur, setidaknya untuk satu orang, yang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia dan jauh melebihi rata-rata 73 persen secara global."

Tingginya angka orang yang tidak mampu meninggalkan warisan di UEA sebagian disumbang oleh para ekspatriat. Mereka adalah pekerja yang berasal dari negara-negara di luar UEA yang secara teratur mengirimkan dukungan finansial kepada keluarganya. Para ekspatriat ini termasuk dari Indonesia (96 persen), Malaysia (92 persen) dan India (90 persen).

Laporan HSBC juga menemukan warisan menjadi semakin berkurang karena pekerja juga menghadapi biaya hidup yang semakin meningkat.

" Warisan kini menjadi barang langka, karena warga UEA harus membagi tabungan mereka selama hidup mereka," kata laporan HSBC.

Beri Komentar