Bisnis Gurih Para Selebgram

Reporter : Syahid Latif
Rabu, 28 Oktober 2015 21:32
Bisnis Gurih Para Selebgram
Dibayar jutaan untuk sekali posting. Ada yang meraup Rp 20 juta sebulan. Baca kisah mereka.

Dream - Dia terlihat anggun dengan baju panjang biru dongker itu. Memakai kaca mata. Hijab abu-abu. Meski beralas sepatu putih bertumit tinggi, dia tetap saja kelihatan bersahaja. Lalu dengarlah pertanyaan pembaca pada foto itu, “ Teh, umurnya 20 ya?”

Wanita pada foto itu menjawab bernada kelakar. “ 23, dibalik tapi.” Baru diungah beberapa menit, foto itu sudah dilike 789 orang. Dan sejam kemudian sudah dilike dua ribu orang. Dikomentari orang-orang dari berbagai kota, serta banyak pula yang masuk dengan rupa-rupa pertanyaan.

Dan Zahratul Jannah, begitu nama wanita berparas ayu ini, dengan telaten menyahut. Dari permintaan tutorial hijab hingga pertanyaan soal lensa kamera, yang membuat mahluk difoto itu seindah aslinya. Ruang di sebelah kanan foto ini, terkesan seperti kamar keluarga. Mereka akrab saling tanya.

Sara, begitu Zahratul Jannah disapa, seperti sudah paham betul bagaimana memberlakukan orang di media sosial seperti Instragram. Dia datang sebagai teman, guru, tapi tidak terlihat menggurui. Tidaklah mengherankan setahun membuka akun, dia sudah memiliki 409 ribu followers setia.

Pada jejaring berbagi foto itu, dia sudah memposting 2.341 gambar. Selalu disukai ribuan orang. Dan juga penuh dengan komentar dan pertanyaan di sebelah kanan itu. Itulah sebabnya, meski baru setahun di Instagram, Sara sudah menjadi pesohor, yang di dunia Instagram itu disebut Selebgram.

Selebgram. Inilah profesi yang melejit bersama melajunya media sosial setahun belakangan. Sebagaimana para pesohor lain, mereka juga punya fans ratusan ribu, bahkan jutaan orang. Mengundang mereka pada sebuah acara, adalah jaminan mengalirnya ratusan orang ke situ. Kata-kata mereka kerap kali lebih “ sakti” dari pidato para politisi.

Itulah sebabnya, para selebgram itu dilirik sejumlah perusahaan untuk promosi. Foto-foto yang diposting diakun mereka, juga bisa menjadi lapak penjualan yang jitu. Itu sudah terbukti.

*****

Dan Zahratul Jannah, hanyalah satu dari begitu banyak selebgram yang meraih hasil. Yang juga sukses adalah Riaricis, Puteri Hasanah Karunia, dan Shella Alaztha. Mereka semua hijaber. Dan tidak hanya sohor, status selebgram ini juga seperti membuka pintu rejeki.

Memang tidak semuanya sukses. Banyak juga yang jumpalitan, lalu tumbang di tengah jalan. Banyak pula yang sekadar terlihat eksis.Tapi, kisah orang-orang sukses seperti Sara itu, sungguh membuka mata banyak orang.

Instagram, yang semula cuma dipakai berselfi ria, ternyata jitu menjadi tempat menjual. Bahkan lebih manjur ketimbang sejumlah media sosial yang lain.

" Instagram ini platform-nya paling sederhana dibandingkan yang lain, hanya upload foto. Twitter sepertinya kurang menarik untuk memasarkan produk," kata Pakar Sosial Media, Enda Nasution kepada jurnalis Dream, Ramdania El Hida.

Situs belanja online yang belakangan ini menjamur, lanjut Enda, seperti bidan yang melahirkan fenomena para selebgram itu. Dengan terus bertambahnya pengguna Instagram di Indonesia, semakin popular pula para Selebgram ini.

Enda memang benar. Lihat saja data pengguna Instagram. Perusahaan media sosial yang dibeli Facebook ini, mengklaim penggunanya bertambah dua kali lipat. Mau tahu jumlahnya? Tahun ini sudah sampai 400 juta akun. " Mereka mengatakan penambah terbanyak di Indonesia," ujar Enda.

Dan beginilah kepentingan itu dipertemukan. Para pemilik toko belanja online, dan perusahaan pemilik brand produk ternama, menghadapi satu masalah besar. Mereka kerap kesulitan menjual produknya. Menambah jumlah follower, sudah pasti cuma akan memakan waktu. " Muncul salah satu alternatif yaitu dengan meng-endorse selebgram," ujar Enda.

Para selebgram ini memiliki spesialisasi. “ Baik dalam bentuk video, foto, lucu, dan usil. Ya, sesuatu yang tidak biasa. Mereka membangun cerita sehingga akan banyak followernya," kata Nukman Lutfie, penggiat sosial media.

Pada mulanya, sebelum kemudian menjadi ramai, para selebgram sebetulnya tidak pernah berpikir untuk mengkomersilkan akunnya. Saat itu mereka cukup puas mendapatkan produk gratis. Dan imbalannya adalah memajang foto produk itu, lalu menuliskan pesan rekomendasi.

Ternyata sosial media berubah cepat. Setahun terakhir, tawaran produk baru semakin banyak. Pemilik brand rebutan meminta kalimat “ sakti” dari para selebritis dunia maya ini. " Biasanya ada tambahan lagi selain mendapatkan produk, yaitu fee," kata Enda soal bisnis dunia selebgram ini.

Berapa mereka dibayar? Tidak ada angka pastinya, sebab beda-beda tiap orang dan juga beda tiap produk. Tapi secara umum, kata Enda, para selebgram biasanya dibayar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per posting. Jadi lumayan besar memang.

Salah seorang selebgram, kepada Dream mengaku dompetnya bertambah Rp 8 juta hingga Rp 9 juta sebulan. Itu pendapat sampingan, di luar pekerjaannya utamanya. Bahkan ada yang lebih besar dari jumlah itu.

Lihatlah Ria Yunita. Ia punya follower Instagram hingga 2,2 juta orang. Kepada Dream, pemilik akun Instagram @riaricis1795 ini sedikit membuka rahasia dapurnya. Setiap bulan Ria mengantongi honor Rp 20 juta per bulan. Menggunakan nama beken riaricis, jadwal promosi hijaber yang masih menjadi mahasiswa ini sudah terisi penuh sepanjang 2016.

Barang yang dipromosikan Riaricis pun bejibun. Mulai dari busana muslim, sajadah, hijab, hingga power bank serta makanan dan minuman. Dan promosi yang dilakukannya memang efektif mendongkrak penjualan produk-produk itu.

Mereka yang memakai jasa para selebgram ini memang tak hanya dari perusahaan kecil. Sebut saja Wardah, raksasa di bisnis kosmetik halal. Ada pula produsen minuman kesegaran, makanan, parfum, hingga online shop yang ingin laris manis bersama kesohoran para selebgram ini.

*****

Lantaran cukup jitu, para selebgram ini juga direkomendasikan sejumlah perusahaan marketing, yang sudah lama malang melintang di dunia bisnis.

Dengarlah cerita Hermawan Kertajaya, orang yang disebut sebagai gurunya marketing dari Mark Plus Inc, yang sangat sohor di kalangan pebisnis.

Pria yang sudah menerbitkan sejumlah buku itu, mengaku fenomena selebgram ini juga mulai diperkenalkan perusahaannya. Instagram dan posisi selebgram cocok untuk mempromosikan sebuah produk.

" Di era sosial media ini, setelah orang aware akan brand dan produk kita, kalau gak ada 'appeal factor' orang tidak akan tertarik," katan Hermawan, yang mengaku mulai memperkenakan konsep terbaru 5 A yaitu Aware, Appeal, Ask, Act dan Endraement.

Dengan pengikut yang banyak dari para selebgram ini, pengiklan paling tidak lebih gampang memetik perhatian public. Para selebgram ini juga lebih gampang diajak bertemu masyarakat, sehingga sungguh menolong publikasi produk.

Jasa para selebgram itu, kata Hermawan, " Efektif, asal PDB (Positioning,Differentiation, Brand)-nya sama atau inline. Tapi kalau tidak malah bisa, backfire karena merusakan positioning," jawab Hermawan ketika ditanya keampuhan selebgram bagi perusahaan pengiklan.

Mungkin itulah kuncinya. Dan para selebgram ini ada baiknya mendengar petuah Hermawan itu. Sebab bisnis digital ini sungguh menjanjikan dan terus melejit di negeri ini. Lihat saja data terbaru dari Digital Islamic Economy 2015 dari Thompson Reuters.

Alokasi belanja iklan digital yang menyasar negara muslim tahun 2014 mencapai US$ 6,1 miliar. Enam tahun ke depan, angkanya bakal bertambah menjadi US$ 24 miliar. Itu sama dengan 9 persen porsi pengeluaran belanja iklan digital di seluruh dunia.

Yang menggembirkan, Indonesia merupakan salah satu negara terbesar dalam soal alokasi belanja ini. Berada di peringkat empat, alokasi belanja iklan digital muslim di Indonesia pada 2014 mencapai US$ 347 juta. Itu artinya, daftar brand yang bakal memakai jasa para selebgram akan kian mengular.

(Laporan: Ramdania El Hida)

Beri Komentar