17 Ribu Kredit Nasabah BTN Direstrukturisasi

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 13 April 2020 12:46
17 Ribu Kredit Nasabah BTN Direstrukturisasi
Akan ada revisi kredit?

Dream – PT Bank Tabungan Negara (Persero)/BTN menerima permohonan restrukturisasi kredit dari 17 ribu debitur. Belasan ribu debitur ini terkena dampak pandemi corona.

Dikutip dari Liputan6.com, Senin 13 April 2020, sesuai arahan pemerintah dan POJK yang mengatur tentang relaksasi kredit terkait Covid-19, BTN tengah melakukan proses klasifikasi atas permohonan dari debitur kredit yang mengajukan secara online.

" Sudah ada 17 ribu lebih debitur yang pinjamannya sudah dilakukan restrukturisasi. Yang mengajukan permohonan restrukturisasi angkanya puluhan ribu," ujar Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN Nixon L. P. Napitupulu di Jakarta.

Bank pelat merah ini mencatat hampir 2 juta debitur dengan baki debet lebih dari Rp250 triliun. Belasan ribu permohonan restrukturisasi ke perseroan tersebut mencatatkan total baki debet sekitar Rp2,7 triliun.

“ Jumlah tersebut mencakup debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi dan keseluruhannya di bawah Rp10 miliar sesuai ketentuan OJK,” kata dia.

1 dari 6 halaman

Diajukan Melalui Online

Nixon menjelaskan permohonan restrukturisasi tersebut diajukan oleh debitur melalui restrukturisasi online yang disiapkan perseroan. Melalui sistem online tersebut, debitur BTN yang mengajukan permohonan retrukturisasi tidak harus datang ke kantor cabang tempat mereka mengajukan kredit.

BTN telah menyiapkan layanan online untuk mengakomodir permohonan tersebut melalui www.rumahmurahbtn.co.id. Pasca terbitnya POJK tentang relaksasi kredit bagi debitur terdampak Covid-19, BTN telah membuka diri untuk memberikan kebijakan restrukturisasi kredit bagi debitur yang kreditnya dibiayai perseroan dan terdampak virus tersebut sehingga terganggu kemampuan bayarnya.

Namun, Nixon menegaskan tidak semua debitur dapat menikmati kebijakan tersebut. Ini sesuai arahan pemerintah dimana hanya diberlakukan bagi debitur yang benar-benar terdampak Covid-19. " Oleh karena itu bank perlu melakukan klasifikasi dan kami sudah lakukan itu," kata dia.

Melihat perkembangan penyebaran Covid-19 yang menunjukkan angka peningkatan, Nixon sangat khawatir itu akan berdampak pada debitur BTN dan pasti juga debitur bank lain yang akhirnya tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk mengangsur karena dampak virus tersebut.

2 dari 6 halaman

Revisi Target Kredit

Dengan kondisi ini, Nixon mengaku perseroan melakukan revisi target pertumbuhan kredit. Untuk kredit pemilikan rumah (KPR) non-subsidi dan komersial, perseroan merevisi pertumbuhan kredit menjadi kisaran 0-3 persen. Kemudian, untuk KPR subsidi, perseroan memproyeksi pertumbuhan di segmen tersebut berada pada kisaran 6-8 persen bergantung pada periode berakhirnya Covid-19. Namun, perseroan optimistis tetap bisa meraih laba sekitar Rp2 triliun.

" Dalam kondisi seperti saat ini perseroan lebih memilih langkah untuk peningkatan efisiensi, memperkuat cadangan dan likuiditas agar tetap survive," kata Nixon.

Untuk menjaga likuiditas,menurut Nixon, perseroan juga secara hati-hati melakukan pembelian surat utang pemerintah. Upaya menjaga likuiditas tersebut dilakukan untuk memastikan cadangan dana tetap aman sekaligus meningkatkan fee based income melalui transaksi treasury.

Untuk dana treasury, perseroan menganggarkan nilai yang cukup besar sekitar Rp20 triliun. " Dana tersebut juga merupakan cadangan likuiditas perseroan. Kondisi normal biasanya kita anggarkan sekitar Rp13 triliun dan saat ini likuiditas kita tingkatkan sekitar 30 persen," kata dia.

Di beberapa daerah yang aman dari penyebaran Covid-19, penyaluran kredit masih tetap berjalan. Namun, Nixon mengakui secara nasional permintaan kredit baru mengalami penurunan karena kantong penyerapan kredit hampir terdampak virus tersebut.

" Kami harapkan kondisi ini tidak akan lama sehingga ekonomi dapat kembali berjalan normal dengan layanan yang dapat kami berikan dan Bank BTN dapat kembali melanjutkan Program Sejuta Rumah bagi masyarakat Indonesia," kata dia.

(Sumber: Liputan6.com/Ilyas Istianur Praditya)

3 dari 6 halaman

BTN Yakin Cetak Laba Rp3 Triliun di 2019, Rumah Murah Jadi Perhatian

Dream - PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) yakin bisa mencetak untung Rp 3 triliun pada tahun ini. Keyakinan tersebut muncul karena perusahaan melihat masih ada potensi besar yang belum tergarap serta dukungan pondasi yang lebih kuat.   

Target tersebut cukup besar mengingat bank pelat merah ini melaporkan perolehan kinerja keuangan kurang signifikan. 

Laba bersih PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) sepanjang 2019 dilaporkan menurun 92 persen dari Rp2,81 triliun pada 2018 menjadi Rp209 miliar.

“ Kami optmistis target laba Rp3 triliun pada tahun ini akan tercapai karena didukung pondasi bisnis yang kuat dan lebih berhati-hati serta potensi bisnis yang masih besar,” kata Direktur Utama BTN, Pahala N. Mansury, di Jakarta, Senin 17 Februari 2020.

 

 

Menurut Pahala, sejumlah strategi yang dipersiapkan manajemen di antaranya peningkatan produktivitas. Perusahaan ini juga memaksimalkan berbagai platform tentang kredit dan infrastruktur data.

Strategi lainnya adalah mengembangkan bisnis baru untuk ritel dan wholesale funding. BTN juga siap meningkatkan digitalisasi dan otomatisasi pada tahun ini.

“ Kami juga akan memaksimalkan kemitraan untuk membangun ekosistem di sektor properti dan perumahan,” kata dia.

4 dari 6 halaman

Fokus di Rumah Kelas Bawah-Menengah

Lebih lanjut, Pahala mengatakan perusahaan akan tetap mengincar potensi pasar rumah di kisaran Rp150 juta-Rp300 juta. BTN menilai pasar ini masih jauh dari “ kepunahan”.

Selain pasar rumah murah, BTN juga melirik perkembangan teknologi yang pesat dan bisa menjadi bisnis yang menarik bagi perumahan.

Sepanjang 2029 lalu, BTN telah aktif menyalurkan kredit sehingga meningkatkan pendapatan bunga dari Rp22,83 triliun di akhir 2018 menjadi Rp25,67 triliun pada 2019 atau naik 12,43 persen yoy.

Converage ratio kami berada di level 50,01% pada Desember 2019 dan terus kami pupuk sehingga di Januari 2020 ini Coverage rationya sudah mencapai 109,47 persen,” kata Pahala.

Bank BTN terus memacu pemupukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Akhir Desember kemarin, CKPN BBTN berada pada posisi Rp6,14 triliun atau melonjak 85,09 persen yoy dari Rp3,32 triliun.  

“ Kami berfokus pada bisnis yang hati-hati dan berkelanjutan sehingga, kami memilih memupuk CKPN untuk membentuk pondasi bisnis yang kuat dan siap melaju di 2020,” kata dia.

(Laporan: Shania Suha Marwan)

5 dari 6 halaman

BTN Perkuat Cabang Syariah di Aceh

Dream - PT Bank Tabungan Negara (Persero)/BTN memperkuat cabang syariah di Aceh. Perusahaan pelat merah ini mengkonversi cabang konvensionalnya menjadi Kantor Cabang Syariah (KCP).

Tujuannya untuk menyukseskan penerapan Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sekaligus meningkatkan bisnis syariah di Aceh. 

Dikutip dari Merdeka.com, Selasa 21 Januari 2020, BUMN ini siap mendukung pengembangan ekonomi syariah di Aceh. Dengan konversi empat kantor ini, BTN juga siap menggarap beragam potensi di sektor perumahan di Aceh. 

“ Kami berharap konversi ini akan mempermudah masyarakat Aceh mengakses dan menggunakan produk serta layanan syariah, terutama dalam memiliki hunian,” kata Corporate Secretary BTN, Achmad Chaerul, di Jakarta.

 



Empat unit usaha syariah (UUS) yang dikonversi menjadi KCP adalah KCP Syariah Ulee Kareng, KCP Syariah Meulaboh, KCP Syariah Langsa, dan KCP Syariah Lhokseumawe.

Konversi jaringan ini mengikuti kebijakan Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Kebijakan tersebut ditetapkan sesuai keistimewaan Aceh dalam pelaksanaan syariat Islam dan memerlukan layanan lembaga keuangan syariah.

Dengan adanya konversi ini, seluruh produk dan layanan perbankan konvensional milik Bank BTN di Aceh akan berganti ke sistem syariah. 

" Kami pastikan tidak akan mengurangi hak nasabah konvensional Bank BTN di Aceh dalam proses konversi ini. Kami juga akan tetap memberikan pelayanan terbaik bagi para nasabah kami di Aceh," kata dia.

6 dari 6 halaman

Bisa Genjot Pembiayaan di Aceh

Dengan adanya konversi ini, BTN tercatat memiliki tujuh unit kantor di Aceh dengan rincian 1 Kantor Cabang Syariah, 4 KCP Syariah, 1 Kantor Kas, dan 1 Payment Point.

Dengan armada tersebut, Bank BTN mencatatkan posisi aset di Aceh sekitar Rp1,3 triliun per Desember 2019. Posisi tersebut naik 12,06 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp1,16 triliun pada Desember 2018.

Peningkatan jumlah jaringan kantor syariah Bank BTN di Aceh juga diyakini akan mengakselerasi penyaluran pembiayaan syariah dan penghimpunan dana. Chaerul menyebutkan hingga akhir tahun lalu, Bank BTN telah menyalurkan pembiayaan sekitar Rp1,26 triliun di Aceh. 

Penyaluran tersebut naik sekitar 11,5 persen yoy dari Rp1,13 triliun pada periode yang sama di 2018.

" Kami melihat potensi bisnis di sektor real estate masih tinggi di Aceh. Kami yakin lini bisnis syariah Bank BTN yang berfokus pada pembiayaan di sektor perumahan akan mampu menggarap berbagai potensi tersebut," kata Chaerul.

Beri Komentar