Bukan BI, Ini Bank Pertama Kali Berdiri di Indonesia

Reporter : Okti Nur Alifia
Sabtu, 1 April 2023 08:39
Bukan BI, Ini Bank Pertama Kali Berdiri di Indonesia
Bank pertama di Nusantara adalah Bank Courant en Bank Van Leening yang berdiri pada tahun 1746.

Dream - Bank yang pertama kali didirikan di Indonesia ternyata bukan Bank Indonesia (BI). Bukan pula Bank Nasional Indonesia (BNI) yang kini menjadi bank komersial tertua di Tanah Air.

Bank pertama di Indonesia adalah Bank Courant en Bank Van Leening yang berdiri pada tahun 1746. Bank ini berdiri di masa Persekutuan Dagang Hindia Timur atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). 

Menurut laman resmi Bank Indonesia, bank ini memiliki tugas memberikan pinjaman dengan jaminan emas, perak, perhiasan, dan barang-barang berharga lainnya.

Kemudian pada tahun  1752, Bank van Courant disempurnakan menjadi De Bank van Courant en Bank van Leening. 

1 dari 3 halaman

Cikal Bakal Bank Indonesia

Karena perubahan tersebut, bank lalu memberikan pinjaman kepada pegawai VOC agar mereka dapat menempatkan dan memutarkan uang mereka pada lembaga ini. Hal ini dilakukan dengan iming-iming imbalan bunga​.​

Namun sekitar 66 tahun, Bank van Courant en Bank van Leening pada tahun 1818 ditutup karena krisis keuangan​.

Selang 10 tahun, De Javasche Bank bank berdiri pada 1828 sebagai cikal bakal Bank Indonesia.

2 dari 3 halaman

Saat itu pemerintah Kerajaan Belanda memberikan octrooi atau hak-hak istimewa kepada De Javasche Bank (DJB) untuk bertindak sebagai bank sirkulasi. 

Sebagai bank sirkulasi, berbeda dari Bank van Courant, DJB memiliki kewenangan untuk mencetak dan mengedarkan uang Gulden di wilayah Hindia Belanda.

​Octrooi secara periodik diperpanjang setiap 10 tahun sekali. Secara keseluruhan, DJB telah melakukan tujuh kali masa perpanjangan octrooi. De Javasche Bank merupakan bank sirkulasi pertama di Asia.​

3 dari 3 halaman

Aset Perbankan Syariah Tumbuh Lebih Tinggi dari Bank Konvensional

Dream - Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mencatat pertumbuhan aset perbankan syariah tumbuh 16 persen. Capaian ini lebih tinggi dari bank konvensional yang tumbuh 7,7 persen.

" Aset bank syariah tumbuh double dari aset bank konvensional," kata Kartika dalam konferensi pers dalam acara BSI Global Islamic Finance Summit di Jakarta, Rabu 15 Februari 2023.

Salah satu sumber pertumbuhan aset itu tak terlepas dari keputusan pembentukan PT Bank Syariah Indonesia (Tbk) yang merupakan bank hasil merger dari tiga bank syariah BUMN, yakni Bank Mandiri Syariah, BRI Syariah, dan BNI Syariah. Aset BSI dilaporkan mencapai 60 persen dari total keseluruhan bank syariah di Indonesia.

Menurut pria yang kerap disapa Tiko ini, BSI mampu menjadi katalisator dan diharapkan bisa segera terjun ke bisnis wholesale banking. " Karena program BSI ke depan masuk ke wholesale," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mencatat aset dari perbankan yang kini berusia 2 tahun itu mencapai Rp306 triliun sampai akhir tahun 2022.

“ Di penghujung tahun 2022, BSI telah mencapai tonggak baru dengan aset Rp306 triliun dan melayani 19 juta nasabah,” katanya.

Tak hanya dari segi bisnis, BSI juga menjadi penyumbang zakat korporasi terbesar dengan menembus angka Rp141 miliar.

Beri Komentar