Terkuak! Sejak Berdiri, Struktur Dalam Gedung BEI Tak Dirawat

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Rabu, 17 Januari 2018 14:30
Terkuak! Sejak Berdiri, Struktur Dalam Gedung BEI Tak Dirawat
Pengelola gedung selama ini fokus pada bagian luar gedung BEI.

Dream - Di tahun 1997, Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi salah satu ikon gedung megah di pusat bisnis Jakarta. Gedung yang pertama kali diberi nama Bursa Efek Jakarta (BEJ) itu menjadi menara kembar pertama yang dibangun di ibukota. 

Sepuluh tahun berselang, atau pada 2007, BEJ berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Perubahan  dilakukan setelah adanya penggabungan BEJ dan Bursa Efek Surabaya (BES). 

Peristiwa penting terjadi dalam siklus 10 tahun gedung megah itu. Sayang, kali ini musibah yang melanda. Setelah lebih dari 20 tahun berdiri, mezanin yang berada di Tower II Gedung BEI ambrol saat sejumlah mahasiswa Universitas Gunadarma Palembang berada di areal musibah itu.

Menjadi pertanyaan, bagaimana sebenarnya cara perawatan pengelola gedung megah tersebut sehingga bisa muncul kecelakaan itu ?

Direktur PT Cushman & Wakefield Indonesia, perusahaan yang ditunjuk mengelola Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Farida Riyadi menjelaskan, fokus utama perawatan gedung BEI selama ini hanya ditujukan pada struktur luar gedung.

Menurut Farida, bagian luar gedung menjadi perhatian karena dianggap rentah terhadap perubahan cuaca dan suhu.

" Struktur yang berada di luar itu perlu mendapat maintenance," kata Farida di Gedung BEI, Jakarta, Selasa 16 Januari 2018.

Bagaimana dengan bagian dalam gedung? Farida mengatakan struktur bagian ini memang tidak menjadi fokus perawatan. Hanya satu yang menjadi fokus perhatian pengelola yaitu perawatan mechanical engineering.

" Memang tidak ada maintenance, treatment khusus kalau betonnya di dalam gedung," ucap dia.

Farida mengatakan hasil penilaian empat konsultan independen yang ditunjuk BEI menyatakan jika gedung pusat aktivitas ekonomi di Jakarta itu dinyatakan aman dan dapat digunakan seperti semula.

Keempat konsultan independen itu berasal dari Laboratorium Struktur dan Material Fakultas Teknik Sipil Universitas Indonesia, PT Gistama Inti Semesta, PT Akronim, PT Rematha Daksa Optima.

(Sah)

Beri Komentar