Indeks Syariah dan Kurs Rupiah Kembali Tiarap

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 4 Oktober 2018 16:52

Indeks Syariah `terbakar` Karena Kecemasan Akan Perang Dagang Belum Reda.

Kurs dollar AS belum beranjak dari level Rp15.000

Dream - Indeks saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS lagi-lagi tak berkutik. Dengan kekhawatiran defisit transaksi berjalan akibat sentimen global, pelaku pasar memilih menjauh dahulu dari psar modal.

Kondisi yang sama ikut melanda pasar modal syariah Indonesia. Tiga indeks acuan saham syariah di BEI kompak tiarap di penutupan perdagangan harian, Kamis, 4 Oktober 2018.

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), menutup perdaganga dengan melemah 2,876 poin (1,64%) ke level 171,974. ISSI tiarap seharian setelah dibuka melemah di level 171,974 dan tak kunjung bergerak naik. ISSI terseret ke titik terendah di 171,206.

Dengan hanya 2 emiten yang menguat, iIndeks keping biru syariah juga tak bisa lolos dari pelemahan. Jakarta Islamic Index (JII) ditutup melemah 13,822 poin (2,13%) ke level 636,464.

Sementara indeks JII70 turun 4,257 poin (1,97%) ke level 212,040.

Kondisi pasar yang tak menguntungkan membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) semakin menjauh dari level 6000. IHSG merosot 111,118 poin (1,89%) ke level 5.756,619.

1 dari 2 halaman

Saham Unilever `Terjun Bebas`

Minimnya sentimen positif membuat investor memilih melepas portofolio sahamnya. Hingga sesi paska-penutupan perdagangan, total transaksi meningkat menjadi Rp3,29 triliun dari 39,64 miliar lembar saham yang berpindah tangan.

Semua saham sektoral " terbakar" . Investor banyak melepas sahamnya di sektor industri dasar, keuangan, dan manufaktur. Ketiga indeks ini melorot masing-masing 3,45 persen, 2,44 persen, dan 2,22 persen.

Harga saham UNVR terkoreksi lompat Rp1.825, diikuti oleh INTP sebesar Rp925, UNTR Rp575, ITMG Rp325, dan LPPF Rp325.

Penguatan harga saham PTBA sebesar Rp50 dan INCO Rp20 tak cukup menahan laju perdagangan.

2 dari 2 halaman