Cerita Komisaris Pertamina Tak Bisa Masuk Kantor Sendiri

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Jumat, 3 Maret 2017 17:15
Cerita Komisaris Pertamina Tak Bisa Masuk Kantor Sendiri
Arcandra Tahar, komisaris Pertamina tak tahu jika ruangannya disegel. Apa alasannya?

Dream - Ruangan para komisaris PT Pertamina (Persero) dikabarkan disegel oleh Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) beberapa hari yang lalu. Salah satu yang ditutup adalah ruang kerja wakil komisaris utama Pertamina, Arcandra Tahar.

Arcandra yang juga merupakan Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku baru mengetahui adanya penyegelan setelah hendak masuk ke ruangannya di kantor pusat Pertamina. 

" Saya baru pulang dari Iran," kata Arcandra di Jakarta, Jumat, 3 Maret 2017.

Sementara itu Presiden FSPPB Pertamina, Noviandri, mengaku penyegelan ruangan memang dilakukan organisasinya, kemarin (Kamis, 2/3/2017). 

" Iya itu kemarin. Tapi sudah dilepas segelnya," kata Noviandri ketika dihubungi Dream.

Dia mengatakan FSPPB meyegel tiga kantor komisaris Pertamina, yaitu kantor Komisaris Utama, Tanri Abeng, Wakil Komisaris Utama Pertamina, Arcandra Tahar, dan Komisaris Pertamina, Edwin Abdullah.

Mereka mengatakan komisaris harus bertanggung jawab pencopotan Dwi Soetjipto sebagai direktur utama Pertamina dan Ahmad Bambang sebagai wakil direktur utama Pertamina.

" Dengan adanya pencopotan direksi, komisaris harus bertanggung jawab," kata dia.

Noviandri mengatakan pihaknya meminta pertemuan dengan komisaris untuk meminta penjelasan, namun pertemuan tersebut tidak kunjung datang. " Sekarang lagi diagendakan (pertemuannya lagi)," kata dia.

Menanggapi peristiwa tersebut, manajemen Pertamina menampik ada penyegelan yang dilakukan oleh FSPPB. Perusahaan pelat merah itu menyebut serikat pekerja hanya melakukan siaga dan doa bersama.

" Itu tanya ke presiden serikat pekerja. Di undangan mereka itu, tertulis apel siaga dan doa bersama yang dilakukan oleh serikat pekerja. Satukan langkah untuk kemajuan Pertamina," kata VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro.

(Sah)

Beri Komentar