Sultan Akhyar Dan Nenek Raimin (YouTube Trans TV)
Dream - Fenomena ‘pengemis online’ di platform media sosial TikTok sedang banyak diperbincangkan. Pasalnya konten tersebut turut mengajak lansia, dengan aksi mengguyur air ke tubuh demi mendapatkan gift alias bayaran dari penonton.
Banyak yang menyebutnya seperti ‘pengemis online’ ataupun ‘mengemis online’ dengan memanfaatkan belas kasihan penonton, bahkan disebut eksploitasi lansia.
Menteri Sosial Tri Rismaharini pun telah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada pemerintah daerah untuk menindak hal tersebut yang diterbitkan pada 16 Januari 2023.
Edaran ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2023 tentang Penertiban Kegiatan Eksploitasi dan/atau Kegiatan Mengemis yang Memanfaatkan Lanjut Usia, Anak, Penyandang Disabilitas, dan/atau Kelompok Rentan lainnya.
" Para gubernur dan bupati/wali kota dihimbau untuk mencegah adanya kegiatan mengemis, baik yang dilakukan secara offline maupun online di media sosial yang mengeksploitasi para lanjut usia, anak, penyandang disabilitas, dan/atau kelompok rentan lainnya," demikian dikutip dari laman resmi Kemeterian Sosial.
Salah satu pembuat konten yang menjadi sorotan adalah Sultan Ahyar, dengan akun TikToknya bernama @intan_komalasari92.
Baru-baru ini pemuda asal Lombok Tengah itu diundang ke salah satu stasiun televisi bersama seorang nenek yang turut menjadi pemain kontennya, yakni nenek Raimin yang kini berusia 66 tahun.
Lalu bagaimana cerita Sultan sampai membuat konten bersama nenek Raimin?
Melihat tayangan wawancara Pagi Pagi Ambar dalam YouTube Trans TV, Sultan mengaku bahwa nenek Raimin bukanlah nenek kandungnya, melainkan kerabat dekat yang berada di kampungnya.
“ Sebenarnya bukan dari cucu dari keluarga langsung, tapi dari satu kampung, tapi masih keluarga,” kata Sultan dikutip pada Jumat, 20 Januari 2023.
Ketika disinggung bahwa konten yang dilakukannya bersama nenek Raimin seperti ‘pengemis online’, Sultan mempunyai pandangan yang berbeda.
“ Kalau pengemis bukan pengemis menurut saya, kenapa saya bilang seperti itu, karena kita punya challenge. Satu mawar satu kali guyur,” ungkapnya.
Sultan merinci satu mawar yang diberikan dari penonton sama saja dengan memberikan US$0,01. Hasilnya pun menggiurkan, sekali live, dia bisa menghasilkan Rp4 juta yang kemudian dibagi dua dengan nenek Raimin yang mendapat Rp2 juta.
Dia juga menambahkan bahwa air yang digunakan untuk mengguyur bukanlah lumpur, melainkan air yang dia ambil dari kali. Untuk nenek Raimin, dia menyediakan air hangat hingga makanan setelah live TikTok.
Fakta terbaru pun terungkap bahwa bukan hanya nenek Raimin yang melakukan live, ada warga lain yang ikut mengikuti sampe disebut mengantre.
“ Live-nya juga kita batasi, 1 jam atau 2 jam soalnya banyak yang ngantri juga,” katanya.
Ketika ditanya apakah tidak khawatir dengan kondisi nenek Raimin? Begini jawaban Sultan.
“ Makanya kita batasin untuk nenek 1 jam paling lama, soalnya banyak yang mau ikut juga dibelakang, kaya tante dari tetangga-tetangga jauh.” ungkapnya.
Sultan mengaku, awalnya dia tidak ada niatan untuk mengajak nenek-nenek menjadi pemain kontennya. Namun banyak warga yang memaksanya untuk mengikuti konten live TikTok.
“ Saya sudah melarang, tapi dipaksa sama yang mau ngelive, saya udah ngelarang, sampe ndak usah ngelive, sampai mohon,” ujar Sultan.
Banyaknya warga di kampung yang ingin melakukan live TikTok bermula dari cerita penghasilan dari live TikTok yang menguntungkan. Hal itu menaruh perhatian orang-orang di kampungnya yang ingin mencari uang, terutama untuk membayar utang seperi bank dan koperasi.
“ Mulanya si awalnya kita buat konten untuk anak muda. kaya saya terus teman-teman saya ajak. akhirnya teman saya cerita dapat uang banyak. 2 jam 3 jam dapat 700. kita bagi dua soalnya. misalnya dapat 1 juta bagi dua. dari pemain sama yang nyuting yang punya ponsel sama kuota,” cerita Sultan.
Termasuk nenek Raimin yang membutuhkan uang. Nenek paruh baya ini mengaku senang mendapatkan uang dan tidak ada paksaan untuk melakukan live TikTok tersebut. Keluarga dari nenek Raimin pun tidak ada yang melarang.
“ Senang hati.. rezeki dari Allah SWT, kasih sayang barang saya ini. Alhamdulilah,” ungkapnya.
Sultan mengaku telah menjalani konten live TikTok selama dua bulan, sebelum bersama nenek Raimin. Dia disebut sebagai superhero di kampungnya yang berada di Desa Setanggor, Dusun Pedih.
" Saya dibilang superhero di sana, kalau di sana, kalau di kampung,” ungkapnya.
Kembali lagi dalam tanggapan Kementerian Sosial, melansir laman resminya, lansia adalah salah satu kluster yang menjadi tanggung jawab Kementerian Sosial sehingga fenomena ini menjadi perhatian Menteri Sosial.
" Dalam beberapa kesempatan, Mensos mengatakan bahwa lansia berperan besar dalam membesarkan anak dan keturunannya. Oleh karena itu, lansia tidak boleh ditelantarkan, apalagi dieksploitasi,” demikian dikutip dari keterangan Kemensos.
Advertisement


IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya



Nikita Willy Bagikan Pola Makan Issa yang Bisa Tingkatkan Berat Badan