TikTok @yuliana_ngoceh
Dream - Mengerjakan tugas di sekolah, melakukan pekerjaan rumah atau tugas lain pastinya membutuhkan fokus agar bisa selesai. Pada beberapa, menyelesaikan tugas tertentu bisa memakan waktu lama. Hal ini bisa karena banyak hal, salah satunya fokus.
Seperti pengalaman seorang ibu bernama Yuliana yang tinggal di Surabaya, Jawa Timur. Ia memiliki anak lelaki bernama Yugi yang sangat lama saat haarus mengerjakan sesuatu. Banyak yang mengira Yugo sangat sulit untuk fokus.
Dalam sebuah video di akun TikTok @yuliana_ngoceh, sang ibu memperlihatkan bagaiman sulitnya Yugo memecahkan telur. Sangat lama dan banyak pertimbangan.
" Dia anak perfeksionis yang ga suka kalau salah jadi dia harus hati-hatidan banyak pertimbangan, observasi dan pertimbangannya yang makan waktu itu bikin kita dan gurunya geregetan. Kebiasaan Yugo yang gampang teralihkan bikin kita ngelabel dia anak yang careless, gak fokus selalu bikin geregatan," ungkap Yuliana dalam TikToknya.
Hal tersebut membuat sang ibu mengkonsultasikan Yugo pada beberapa pendidik dan guru. Rupanya ada faktanya yang baru terkuak dan sangat berbeda dan yang dikira sebelumnya. Setelah diobservasi, Yugo ternyata merupakan anak yang sangat fokus.
" Leader dari sekolah Yugo ternyata ngomong kalau Yugo tipe anak yang sangat fokus. Dia liat saat Yugo melakukan sesuatu tapi pas ada hal lain yang menginterupsi, fokusnya berpindah ke hal kedua. Jadi Yugo itu tidak multitasking tapi di hal yang dia fokusi itu dia super detail," katanya.
Fakta tersebut memang tak mengubah keadaan tapi memberi sudut pandang lain pada orangtua Yugo untuk menyikapinya dengan lebih baik. Tidak lagi melabelinya dengan anak yang sulit belajar.
" Sejak itu kita latihan lebih dalam menerima kelebihan dan kelemahannya. Perjalanan parenting yang ngedukung eksplorasi di area forte Yugo benar-benar dimulai. Kita ikutkan dia pada hal-hal yang mempertajam keingintahuannya di area mekanik, perakitan dan coding," kata sang ibu.
Kemampuan Yugo yang sangat andal dalam hal detail membuat kemampuan risetnya sangat terasah tanpa dipaksa. Ia juga mengembangkan kemampuan analisis, koordinasi, komunikasi dan critical thinking.
Yugo bahkan memenangkan lomba perakitan alat listrik yang membuatnya sangat bangga akan hasil karyanya dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Terkadang kita sebagai orangtua memang harus dengan segala mencari cara untuk mengetahui kelebihan anak agar ia lebih optimal dalam bidang tersebut.
Lihat videonya di sini
Dream - Pada anak tertentu, saat disediakan makanan, mereka bukan melahapnya tapi selalu dimainkan. Ada yang memindahkan, memutarnya, menaruhnya di atas kepala atau meremasnya sampai hancur.
Hal itu pastinya membuat pusing ayah dan bunda di rumah. Biasanya hal ini terjadi pada anak balita yang masih belajar makan. Situasi makan memang jadi sangat berantakan, tapi sebenarnya hal itu juga merupakan pertanda baik.
Mengapa? Berikut alasannya dikutip dari KlikDokter.com.
Proses Belajar dan Bermain
Pada usia 5-6 tahun, itu merupakan masa-masa penting untuk perkembangan sensori anak. Sebab pada masa tersebut, anak melakukan eksplorasi dengan mengembangkan kemampuan panca indera mereka. Salah satunya adalah eksplorasi rasa dan sentuhan, merasakan, dan membedakan berbagai tekstur melalui makanan.
Tanda Anak Pintar
Ternyata, anak-anak yang makan dengan berantakan berpotensi menjadi pembelajar yang lebih baik dan lebih cepat di masa mendatang. Journal Developmental Science mengamati 72 balita yang diberikan oatmeal, saus apel, dan susu.
Hasilnya, anak-anak yang mengotori tangan mereka dengan ketiga makanan tersebut ternyata mampu mempelajari kata-kata dengan lebih cepat daripada yang makannya rapi.
Makanan yang dirasa sudah cukup enak oleh orang dewasa, belum tentu berlaku sama untuk anak-anak. Ketika si anak lebih banyak meremas dan melempar makanannya ketimbang memasukkannya ke dalam mulut, itu bisa saja menandakan ia dia kurang berselera dengan makanan yang orang tua buat.
Sedang Tidak Lapar
Meski sudah jam makannya, ada kalanya anak masih merasa kenyang, apalagi jika sebelumnya sempat minum susu atau menikmati camilan manis. Memberikan makanan lain kepada anak yang masih kenyang, akhirnya dianggap sebagai menawarkan sebuah mainan. Maka tidak heran jika anak malah memainkan makanannya atau menjadikan makanan tersebut eksperimen.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!