Investasi Tiongkok Diharapkan Bisa Mendorong Pertumbuhan Pasar Halal.
Dream – China menanamkan investasi cukup besar mencapai US$1 triliun, setara Rp13.329 triliun untuk program 'One Belt One Road'. Triliunan dana yang siap dikucurkan China dinilai positif bagi pertumbuhan pasar makanan halal di kawasan Timur Tengah.
Saat ini, pasar halal dunia mencatatkan perputaran uang mencapai US$50 miliar, setara Rp666 triliun. Keberadaan investasi China diharapkan dapat membuat produk halal dijual dengan harga lebih murah.
“ Mendapatkan kredibilitas di pasar makanan halal global sangat penting bagi China,” kata Sekretaris Jenderal International Halal Accreditation Forum (IHAF), Mohammed Saleh Badri, dalam acara Halal Expo Dubai, dikutip dari Trade Arabia, Kamis, 7 September 2017.
Badri mengatakan China telah membangun infrastruktur untuk mendukung perdagangan halal, termasuk membangun kawasan industri makanan halal dan pusat produksi Muslim seperti di Wuzhong dan Ningxia.
Direktur Orange Fairs and Events—penyelenggara Halal Expo Dubai—Raees Ahmed, mengatakan investasi China di program One Belt One Road ini akan mempercepat pertumbuhan konsumsi halal global.
“ Ini akan mengurangi biaya massa produksi dan transportasi darat di Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika—pasar halal terbesar di dunia,” kata Ahmed.
Sekadar informasi, pada 2008, China membentuk pusat sertifikasi halal pertama yang diberi nama dengan Ningxia Halal Foods International Trading Certification Center. Lalu, pusat sertifikasi ini membuat ketentuan umum untuk sertifikasi makanan halal pada 2013.
Ketentuan ini diterima oleh Badan Sertifikasi dan Akreditasi Administrasi China pada September 2014. Sertikasi makanan halal ini penting bagi China untuk mengembangkan produk makanan halal di tingkat global.
Negeri Tirai Bambu ini menjadi mitra dagang utama Uni Emirat Arab dengan nilai perdagangan sebesar US$46,37 miliar, setara Rp618,1 triliun pada 2016.
Pasar halal di China sendiri diprediksi mencapai US$1,9 triliun, setara Rp25.326 triliun pada 2021. Negara ini memiliki permintaan domestik yang cukup kuat untuk makanan halal dengan nilai diprediksi sebesar US$20 miliar, setara Rp266,59 triliun dari 26 juta konsumen Muslim yang tersebar di berbagai wilayah China.
Selain dari konsumen Muslim, makanan halal ini juga digemari oleh konsumen non-Muslim di China. “ Makanan halal dianggap sehat dan higienis. Semakin banyak konsumen non-Muslim lebih memilih makanan halal karena dianggap lebih aman,” kata Ahmed.
Advertisement
Dompet Dhuafa Heartventure, Berbagi Bersama Content Creator di Pelosok Samosir

Berawal dari Perasaan Senasib, Komunitas Kuda Klub Eksis 10 Tahun Patahkan Mitos `Mobil Malapetaka`

Siklon Tropis Senyar: Dari Bibit 95B hingga Awan Ekstrem di Sumatera

Sentuh Minoritas Muslim, Dompet Dhuafa Salurkan Bantuan hingga Pelosok Samosir



Sentuh Minoritas Muslim, Dompet Dhuafa Salurkan Bantuan hingga Pelosok Samosir
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

Geger Pengakuan Suami Wardatina Sudah Menikah Siri dengan Inara Rusli

Siklon Tropis Senyar: Dari Bibit 95B hingga Awan Ekstrem di Sumatera

Insanul Fahmi Akui Nikah dengan Inara Rusli, Pihak Kajian Teman Searah Klarifikasi


Dompet Dhuafa Heartventure, Berbagi Bersama Content Creator di Pelosok Samosir

Habitat Terus Tergerus Masif, Populasi Gajah Sumatera Kian Terdesak ke Ambang Kepunahan