Muluskan Investasi Iran, Italia Tutupi Patung Telanjang

Reporter : Syahid Latif
Rabu, 27 Januari 2016 12:47
Muluskan Investasi Iran, Italia Tutupi Patung Telanjang
Presiden Iran Hassan Rouhani tengah mengunjungi Italia untuk menyaksikan kesepakatan kerjasama bernilai Rp 248 triliun

Dream - Di tengah ekonomi dunia yang masih melambat, apapun akan dilakukan sebuah negara untuk mendatangkan investasi. Inilah yang dilakukan Italia saat menutup sementara patung-patung telanjang zaman Romawi yang telah lama menjadi ikon negara tersebut.

Langkah ini dilakukan Italia saat menyambut Presiden Iran, Hassan Rouhani. Iran memang tengah menjadi idola baru ekonomi dunia setelah sanksi ekonomi dicabut.

Mengutip laman Dailymail.co.uk, Rabu, 26 Januari 2016, pemerintah Italia memutuskan menutup sejumlah patung berpose telanjang saat kunjungan Presiden Iran.

Sejumlah kotak kayu terlihat di sejumlah titik, termasuk patung legendaris Venus yang berada di Capitoline Museum, Roma.

Di lokasi ini, Perdana Menteri Italia Matteo Renzi dan Rouhani hadir untuk menandatangani kerjasama bisnis bernilai 12,5 miliar pound sterling atau setara Rp 248,63 triliun.

Keputusan menyembunyikan patung telanjang dari pandangan presiden negara Muslim ini memicu protes dari sejumlah kalangan. Termasuk anggita Superior Council for Cultural Heritage dari Kementerian Kebudayaan Itali, Guiliano Volpe.

Kepada media Rai3, Guliano mengatakan: " Anda tak bisa menyembunyikan budaya, agama, maupun sejarah yang dimiliki. Keputusan itu keliru. Kita harus lebih menghormati dan menghargai perbedaan."

Pihak pengelola museum sendiri berharap langkah ini bisa membuat kunjungan presiden Iran berjalan lancar. Tak hanya menutup patung, dalam perjamuan makan dengan PM Italia, tak ada minuman anggur. Rouhani memang menolak menghadiri makan malam jika menyajikan makanan/minuman beralkohol.

Kedatangan Presiden Iran memang membawa rezeki nomplok bagi Italia. Tak kurang dari 12 butir kerjasama disepakati saat kunjungan Rouhani ke Roma.

Pemerintah Iran sendiri memang tengah getol membangun ekonomi negaranya yang ambruk karena sanksi ekonomi. Iran mulai kembali memperbarui kontrak kerjasama yang selama ini terabaikan.

Perusahaan yang bergerak di bidang distribusi minyak dan pembuat mobil kini berlomba-lomba untuk bisa masuk ke pasar dengan penduduk 80 juta orang tersebut.

Beri Komentar