Fakta Menyesakkan Tentang Orang Terkaya di Dunia

Reporter : Ramdania
Selasa, 26 Januari 2016 10:01
Fakta Menyesakkan Tentang Orang Terkaya di Dunia
Total harta 62 Orang terkaya sama dengan separuh penduduk miskin di dunia.

Dream - Jurang pemisah antara si miskin dan si kaya di seluruh dunia kini semakin melebar. Hal ini terungkap dalam laporan lembaga amal Oxfam bahwa kekayaan 1 persen orang terkaya di dunia, jumlahnya sama dengan total kekayaan 99 persen penduduk miskin dunia.

Bertepatan dengan pertemuan negara-negara kaya minggu ini di Forum Ekonomi Dunia di Davos, laporan Oxfam tersebut menyuarakan panggilan untuk tindakan segera dalam mengatasi tren kemiskinan yang merajalela.

Oxfam mengatakan bahwa kekayaan setengah warga paling miskin di dunia turun 41 persen antara tahun 2010 dan 2015, meskipun terjadi peningkatan populasi global sebanyak 400 juta jiwa. Pada periode yang sama, kekayaan 62 orang terkaya di dunia meningkat sebesar US$ 500 miliar menjadi US$ 1,76 triliun.

Oxfam mengatakan bahwa, pada tahun 2010, sebanyak 388 orang terkaya memiliki kekayaan sama dengan setengah orang termiskin di dunia. Nilai tersebut turun menjadi 80 persen pada tahun 2014 sebelum jatuh lagi pada tahun 2015.

" Ini benar-benar tidak bisa diterima. Setengah termiskin dari populasi dunia memiliki kekayaan tidak lebih dari sekelompok kecil orang superkaya - perbandingannya begitu sedikit," kata global Mark Goldring, CEO Oxfam GB, seperti dikutip dari Gulf News, Senin, 25 Januari 2016.

Oxfam mengatakan meski para pemimpin dunia telah menyerukan pengentasan kemiskinan, termasuk pembalikan tren itu, tapi di lapangan tidak ada aksi yang berjalan. Oxfam memprediksi jumlah orang terkaya yang hanya 1 persen akan memiliki kekayaan yang sama dengan setengah penduduk miskin di dunia selama tahun 2016.

Oxfam menyarakan tiga pendekatan untuk mengatasi ketimpangan yang sangat besar tersebut. Pertama tindakan keras terhadap para pengemplang pajak; investasi yang lebih mendukung pelayanan publik; dan upah yang lebih tinggi untuk pekerja rendahan.

Selain itu, Oxfam juga menyarankan prioritas untuk menutup wilayah-wilayah bebas pajak. Pasalnya, banyak wilayah-wilayah bebas pajak disalahgunakan oleh individu dan perusahaan kaya untuk menghindari membayar pajak. Padahal pajak-pajak itu digunakan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan dan ketidaksetaraan.

Beri Komentar