Dirut Pertamina, Nicke Widyawati, Masuk Daftar Perempuan Paling Berpengaruh Dunia. (Foto: Instagram @pertamina)
Dream – Majalah Fortune kembali merilis daftar 50 perempuan paling berpengaruh di dunia. Di antara puluhan pebisnis sukses tersebut, daftar Most Powerful Women International 2020 memasukkan nama Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati.
Dikutip dari laman Fortune, Kamis 22 Oktober 2020, Nicke yang menduduki peringkat ke-16 dinilai sukses sebagai CEO dan presiden direktur Pertamina, perusahaan energi milik negara di Indonesia.
Dia mengawasi perusahaan dengan pendapatan tahunan lebih dari US$54,6 miliar (Rp799,51 triliun) dan sekitar 32 ribu karyawan di seluruh dunia.
Perempuan kelahiran Tasikmalaya ini mendapatkan amanah menjadi pimpinan BUMN energi pada 2018 setelah pendahulunya diberhentikan di tengah upaya restrukturisasi.
Pemerintah memberikan kepercayaan kepada Nicke untuk melakukan transformasi perusahaan selama dua tahun ke depan.
Sekadar informasi, 50 nama yang masuk daftar Forbes ini merupakan perempuan eksektif perusahaan berskala global yang mampu bertahan dan bangkit di tengah pandemi Covid-19. Puluhan wanita ini berasal dari beragam sektor bisnis, mulai dari pertambangan hingga startup yang tumbuhnya paling cepat.
Masuknya nama Nicke dalam jajaran wanita pebisnis berpengaruh dunia disambut gembira oleh para jajarannya. Momen ini menjadi istimewa karena kabar tersebut datang tepat di Hari Energi Sedunia yang jatuh pada 22 Oktober 2020.
Lewat unggahan di akun Instagram @Pertamina, seluruh pegawai BUMN terbesar di Indonesia itu menyampaikan kebanggaan sekaligus ucapan selamat kepada Nicke.
" Kami Perwira Pertamina dengan bangga mengucapkan selamat kepada Direktur Utama Pertamina @nicke_widyawati yang menempati ranking 16 dari 50 Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia (Most Powerful Women International) 2020 versi Fortune.com," tulis pengelola akun Instagram terus.
Dengan penunjukan ini, jajaran Pertamina berharap sang Nahkoda bisa terus menginspirasi dan menjadi energi kebaikan dunia. " Kami selalu siap membersamai untuk membangun energi negeri, bersama Pertamina menuju #globalenergychampion."
View this post on Instagram
Dream - Premium dan pertalite, sebagai gasoline dengan nilai research octane number (RON) di bawah 91, tidak boleh dijual di Indonesia. Sehingga bisa mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan untuk menekan emisi gas rumah kaca.
Apalagi, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2017 mensyaratkan gasoline yang dijual minimum harus memiliki nilai research octane number (RON) 91. Sementara, premium merupakan RON 88 dan pertalite dengan RON 90.
" Artinya ada dua produk yang kemudian tidak boleh lagi dijual di pasar kalau mengikuti aturan tersebut yaitu premium dan pertalite," ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, dikutip dari Liputan6.com, Selasa 1 September 2020.
Menurut Nicke, meski sudah ada aturan yang melarang, kedua jenis BBM tersebut hingga kini memiliki porsi konsumsi yang paling besar. Pada 22 Agustus 2020 tercatat, penjualan premium mencapai 24 ribu kiloliter (KL) dan pertalite sebesar 515 ribu KL.
Sementara, untuk penjualan BBM dengan RON di atas 91, yakni pertamax dengan RON 92 sebesar 10.000 KL, dan pertamax turbo dengan RON 98 sebesar 700 KL.
" Namun demikian kita akan mencoba melakukan pengelolaan hal ini karena premium dan pertalite ini porsi konsumsi paling besar. Karena itu kita segera mendorong bagaimana konsumen mampu untuk beralih ke BBM lebih ramah lingkungan," tandasnya.