Pertalite Dijual, Indonesia Tak Lagi Rakus BBM Impor

Reporter : Maulana Kautsar
Jumat, 24 Juli 2015 16:41
Pertalite Dijual, Indonesia Tak Lagi Rakus BBM Impor
Pertalite merupakan produk dalam negeri dibuat mengunakan senyawa kimia nafta yang merupakan produk turunan pengolahan minyak selama ini malah diekspor.

Dream - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto yakin kehadiran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis baru Pertalite mampu menurunkan impor bahan bakar fosil. Alasannya, Pertalite dibuat menggunakan nafta produksi dalam negeri yang selama ini kerap diekspor.

" Selama ini kita kelebihan nafta. Nah, itu kita manfaatkan menjadi Pertalite," ujar Dwi saat peluncuran Pertalite di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Jumat, 24 Juli 2015.

Nafta merupakan kelompok senyawa yang terdiri dari beberapa jenis hidrokarbon cair hasil pengolahan minyak. Dalam industri pengolahan minyak, nafta biasanya digunakan sebagai bahan baku produksi BBM oktan tinggi

Menurut Dwi, Pertalite sepenuhnya menggunakan minyak hasil olahan kilang milik Pertamina di Balongan, Indramayu. Tetapi, Dwi menerangkan tidak menutup kemungkinan Pertamina juga memanfaatkan kilang Cilacap.

Selanjutnya, terang dia, kebutuhan akan BBM di dalam negeri saat ini mencapai 1,6 juta barel per hari. Sementara kapasitas produksi yang bisa dihasilkan di dalam negeri dari kilang yang ada hanya mencapai 850 ribu barel per hari.

Akibatnya, sebanyak hampir 50 persen kebutuhan BBM harus didatangkan dengan cara impor. Sehingga, menurut Dwi, kehadiran Pertalite mampu menekan jumlah importasi BBM tersebut.

Lebih lanjut, dia menargetkan produksi Pertalite bisa mencapai 500 kiloliter per hari atau setara 182.500 kiloliter per tahun. Agar target tersebut dapat tercapai, Dwi mengatakan pihaknya akan melakukan pembenahan terkait beberapa masalah seperti penyimpanan serta tenaga teknis pengolahan Pertalite.

" Untuk masalah storage, Pertamina akan mengundang pihak swasta. Nanti masalah working capitalnya kita sesuaikan," ungkap Dwi.

 

Beri Komentar