Dua Segmen Bisnis yang Akan Jadi Incaran Bank Syariah BUMN Hasil Merger

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 9 November 2020 07:12
Dua Segmen Bisnis yang Akan Jadi Incaran Bank Syariah BUMN Hasil Merger
BRISyariah mengatakan dua bisnis tersebut telah menjadi kekuatan dari tiga bank syariah BUMN yang akan digabung.

Dream – Proses merger bank syariah milik BUMN masih terus dikebut agar bisa selesai pada Februari 2021. Saat terbentuk entitas baru, bank syariah hasil merger akan diarahkan untuk fokus kepada dua segmen yaitu wholesale dan consumer.

“ Setelah merger, bank hasil merger akan fokus pada segmen wholesale dan consumer,” kata Direktur Utama BRIsyariah, Ngatari, dalam public expose secara virtual, Kamis 5 November 2020.

Ngatari mengatakan segmen bisnis yang digarap oleh ketiga bank syariah ini akan berlanjut. Misalnya, BRIsyariah yang tetap menggarap segmen ritel untuk UMKM dan Bank Syariah Mandiri yang menggarap segmen wholesale.

“ Wholesale karena BSM fokus kepada wholesale, consumer tiga bank tetap lanjut,” kata dia.

Ngatari mengatakan segmen wholesale memberikan peluang yang besar. Ada peluang pendanaan dari perusahaan swasta dan BUMN yang menerbitkan sukuk dan peluang investasi dengan menggandeng pengelola aset global.

“ Potensinya sangat besar dan belum kita garap,” kata dia.

Sementara itu, untuk segmen consumer, bank syariah hasil merger akan menawarkan proposisi produk dan pengalaman digital yang mendukung nilai dan gaya hidup syariah.

1 dari 3 halaman

Pertumbuhan Lampaui Industri, Dirut BRIsyariah: `Tentu Atas Izin Allah`

Dream – PT BRIsyariah Tbk mencatatkan pertumbuhan kinerja yang signifikan di berbagai sisi pada kuartal-III 2020. Bank syariah ini tumbuh melampaui partumbuhan industri perbankan nasional.

“ Alhamdulillah, BRIsyariah meningkatkan aset, laba, dan pertumbuhan bisnis,” kata Direktur Utama BRIsyariah, Ngatari, dalam public expose secara virtual, Kamis 5 November 2020.

Kinerja pembiayaan BRIsyariah naik 57,9 persen secara year on year dari Rp25,5 triliun pada September 2019 menjadi Rp40,3 triliun pada September 2020. Pada periode yang sama, asetnya meningkat 51,4 persen dari Rp37 triliun menjadi Rp56 triliun.

 

 

Dana pihak ketiganya naik 72,69 persen dari Rp28,8 triliun menjadi Rp48,7 triliun. Kinerja positif dari berbagai lini bisnis itu mendorong laba BRISyariah melesat 237 persen dari Rp56 miliar pada September 2019 menjadi Rp191 miliar pada 2020.

“ Tentu ini atas izin dari Allah SWT dan kepercayaan stakeholder kepada BRIsyariah,” kata dia.

Di tengah pandemi covid-19, lanjut Ngatari, BRIsyariah melakukan sejumlah langkah agar pertumbuhan bisnis bank tetap sehat. Misalnya, optimalisasi layanan perbankan digital sebagai langkah adaptive operations, selektif dalam menyalurkan pembiayaan serta melakukan restrukturisasi.

Bank ini juga meningkatkan dana murah yang sehat serta mengatur dan menjaga posisi serta buffer likuiditas sebagai penerapan healthy liquidity management.

2 dari 3 halaman

Pembiayaan Ritel Jadi Pendukung Utama Kinerja Perusahaan

Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah Fidri Arnaldy menjelaskan, pembiayaan segmen ritel menjadi pendukung utama pada pertumbuhan kinerja perusahaan. Pada September 2020 total pembiayaan yang disalurkan BRIsyariah mencapai Rp40,3 triliun, dan 76,6 persen dari portfolio pembiayaan perusahaan adalah pembiayaan ritel yang sebesar Rp30,9 triliun.

Pembiayaan ritel konsumer dengan risiko rendah masih menjadi fokus BRIsyariah. Total pembiayaan ritel konsumer tetap dominan dalam penyaluran pembiayaan perusahaan dengan angka Rp12,2 triliun atau tumbuh 53,77 persen yoy pada September 2020.

Sementara itu, pertumbuhan pembiayaan yang paling tinggi terjadi di segmen ritel mikro. Jumlah outstanding meningkat hingga 165 persen menjadi Rp10,9 triliun pada September 2020.

3 dari 3 halaman

DPK Tumbuh

Direktur Bisnis Komersial BRIsyariah, Kokok Alun Akbar, mengatakan DPK tumbuh berkat tabungan dan giro. Tercatat giro melesat 345,3 persen secara yoy dan tabungan 71,46 persen secara yoy.

Sedangkan, deposito meningkat 34,47 persen. Peningkatan DPK bisa menurunkan tingkat biaya dana.

“ Dana Pihak Ketiga meningkat berkat pertumbuhan signifikan dari tabungan dan giro,” kata dia. 

Beri Komentar