Bukan Negara Maju, Inilah Pusat Ekonomi Dunia Saat Ini

Reporter : Okti Nur Alifia
Jumat, 18 Agustus 2023 09:47
Bukan Negara Maju, Inilah Pusat Ekonomi Dunia Saat Ini
Negara berkembang kini berbanding terbalik menjadi pusat ekonomi dibandingkan negara maju.

Dream - Senior Economist, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani, menilai sejumlah negara berkembang kini membalikkan keadaan dengan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia dibandingkan negara maju. Indikasinya terlihat banyaknya investor asing yang menanamkan modal di negara berkembang, termasuk Indonesia.

" Misalnya yang punya bank di Indonesia siapa sih? Mulai dari Malaysia, Singapura. Artinya pusat investasi tuh ada di Indonesia," katanya dalam acara " Buiding Inclusive Economies" UOB x INDEF di Jakarta, dikutip Rabu, 16 Agustus 2023.

Menurut Aviliani, faktor demografi memberikan pengaruh besar dalam pertumbuhan ekonomi dunia. Saat ini 70 persen penduduk di negara maju masuk kategori aging alias lanjut usia. Mereka hanya tinggal menikmati hidup dan tingkat konsumsi menurun.

Kondisi sebaliknya tengah terjadi di negara berkembang di mana faktor demografinya didukung 70 persen masyarakat berusia produktif.

" Makanya mengapa kita bicara indonesia emas 2045. karena indonesia punya kesempatan sampai 2045 menikmati pertumbuhan ekonomi yang bagus," jelasnya.

1 dari 3 halaman

aviliani

Setelah 2045, Indonesia berkemungkinan berada di masa aging dengan populasi orang tuanya yang lebih banyak.

Selain faktor demografi, menjelang kuartal 4 di tahun 2023 ini negara maju juga mengalami inflasi yang sangat tinggi dengan persentase 7-10 persen. Kondisi ini menyebabkan suku bunga terus naik.

" Indonesia bisa menjaga inflasi 3,3 - 3,5 persen. Sehingga Bank Indonesia makanya tidak menaikkan suku bunga dengan cepat karena kita bisa menjaga inflasi," ujar Aviliani.

2 dari 3 halaman

Kendati terkontrol baik, Aviliani mengingatkan, pemerintah tetap harus waspada karena ekonomi Indonesia juga tidak terlepas dari pengaruh global. Dia juga berharap suku bunga acuan takkan lagi dinaikkan.

" Harapannya bisa menjaga nilai tukar, kemudian bisa menjaga inflasi, karena kalau rupiah melemah terus bisa meningkatkan inflasi," terangnya.

Aviliani juga mengatakan hingga kuartal empat, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 5 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lain didorong peningkatan konsumsi yang meningkat siginifikan setelah Covid-19 dinyatakan berakhir. Ditambah pula dengan peningkatan investasi, serta eskpor.

" Justru yang jelek itu di pertumbuhan konsumsi pemerintah," katanya.

3 dari 3 halaman

acara uob indef

Aviliani mencatat, pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan ke-1 tahun 2023 masih negatif dan mulai naik di triwulan ke-2 tahun 2023.

" Jadi sebenarnya kita bisa hidup tanpa ada anggaran pemerintah, kalau ada anggaran pemerintah lebih ke yang menengah ke bawah karena kalau menengah ke bawah masih butuh (contoh) BLT," terangnya.

Beri Komentar