Emiten Semen Jaga Laju Penguatan Indeks Syariah

Reporter : Syahid Latif
Senin, 28 November 2016 16:22
Emiten Semen Jaga Laju Penguatan Indeks Syariah
Aksi jual pemodal asing belum juga berhenti.

Dream - Bursa saham syariah Indonesia berhasil bertahan di zona positif meski aksi jual meningkat jelang sesi penutupan perdagangan. Saham sektor industri menjadi motor penggerak pasar modal Indonesia.

Investor seperti mulai waspada mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed yang membuat kurs rupiah masih bergerak melemah.

Pada penutupan perdagangan harian Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 28 November 2016, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menanjak 0,358 poin (0,21%) ke level 168,955.

Indeks saham bluechips syariah, Jakarta Islamic Index (JII), juga ditutup menguat 2,902 poin (0,43%) ke level 680,874.

Laju indeks saham syariah yang dibuka menguat sempat bergerak melemah di sesi perdagangan. ISSI sempat turun ke level terendah di 167,908.

Transaksi perdagangan saham syariah kali ini mengalami kenaikan dengan 36,97 miliar saham berpindahtangan. Aksi jual beli ini membuat pasar modal kebanjiran dana Rp 4,12 triliun.

Meski mengalami kenaikan, transaksi pemodal asing di pasar modal syariah justru masih belum berhenti. Asing mencatatkan nett sell di saham-saham syariah senilai Rp 505 miliar. 

Papan perdagangan ISSI justru dipenuhi saham-saham yang bergerak melemah. Tercatat 111 emiten syariah menutup perdagangan awal pekan di zona merah sementara 54 lainnya bertahan stagnan.

Menguatnya ISSI disokong oleh naiknya harga saham dari 76 emiten dengan 12 diantara merupakan bluechips syariah.

Emiten sektor industri kali ini menjadi motor penggerak bursa saham Indonesia. Indeks sektor industri aneka tercatat menguat 2,13 persen, diikuti industri dasar 1,62 persen.

Sebaliknya, saham sektor properti dan keuangan terkenan sentimen negatif dan melemah masing-masing 1,12 persen dan 1,03 persen.

Dua saham perusahaan semen, INTP dan MSGR menjadi top gainer saham bluechips syariah dengan menguat Rp 725 dan Rp 475 per saham. Disusul AALI Rp 225, ASII Rp 200, dan LPPF Rp 150 per saham.

Sementara emiten tambang dan saham pelat merah menghuni daftar top losser indeks JII. Emiten UNTR memimpin daftar pencetak koreksi tertinggi usai melemah Rp 400, PTBA Rp 250, AKRA Rp 200, JSMR Rp 130, dan WIKA Rp 110 per saham.

Dari pasar keuangan, kurs rupiah sampai perdagangan pukul 4.15 WIB hanya naik tipis 5 poin (0,04%) menjadi 13.520 per dolar AS.(Sah)

 

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More