Kawasan Harbour City (Foto: Dream.co.id/Okti Nur Alifia)
Dream - Kemajuan perekonomian sebuah negara bisa dilihat dari roda penjualan barang. Meski bukan satu-satunya indikator, kehadiran offline store dari beberapa brand ternama dunia bisa menunjukan taraf kemampuan penduduk negara setempat untuk membeli barang-barang mewah berharga fantastis.
Tak melulu soal harga, barang branded yang memang menyasar kalangan kaya dan elit juga bisa menaikkan status seseorang. Ada sebuah keistimewaan jika bisa membeli merek mewah seperti Louis Vuitton, Dior hingga Hermes.
Merek fashion dunia itu memiliki penggemar setia yang selalu kepincut dengan produksi modenya. Bahkan Louis Vuitton mempunyai pendapatan bersih mencapai US$310,78 miliar dan menjadikannya sebagai brand pakaian dengan pendapatan tertinggi di dunia tahun 2022.
Sekadar informasi saja, produk termurah dari brand milik Bernard Arnault itu sendiri mencapai US$580 atau setara dengan Rp9 juta. Louis Vuitton juga menjadi brand mewah paling berharga di dunia dengan nilai mencapai US$32,3 miliar pada 2020, berdasarkan data Fashion United.
Salah satu pemandangan itu terlihat saat jurnalis Dream, Okti nur Alifia dan Untung I berkunjung ke salah satu kawasan Harbour City di Hong Kong. Toko-toko branded dunia tampak berjejer adalah Tsim Sha Tsui, Kowloon, Hong Kong yang merupakan mal terbesar di negeri berjuluk Mutiara dari Timur itu.
Fakta menarik ketika Dream mengunjungi tempat ini adalah orang-orang sampai mengantre saat akan memasuki toko branded seperti Louis Vuitton, Channel hingga Gucci.
Seperti momen yang dilihat Dream dan terekam dengan jepretan kamera ketika banyak orang mengantre memasuki toko Gucci. Tidak jauh dari tempat ini, antrean juga tampak di depan toko Louis Vuitton dan Chanel.
Ternyata ada alasannya di balik fenomena tersebut. Membeli barang branded di Hong Kong sangat berbeda dengan Indonesia, sebab tidak akan dikenai pajak.
Pemandu tur Carolus Cui yang menemani Dream jalan-jalan bersama Hong Kong Tourism Board (HKTB) dan Cathay Pacific mengatakan bahwa pemerintah Hong Kong menerapkan free tax alias tidak memungut pajak untuk barang-barang branded satu persen pun.
“ Free tax jadi dia impor barang-barang branded, pemerintah Hong Kong 1 dollar pun tidak ambil,” katanya kepada Dream, Rabu, 14 Juni 2023.
Hal ini dilakukan oleh pemerintah Hong Kong agar ekonomi tetap berjalan. Carolus mengungkap, harga barang branded di Hong Kong hanya lebih mahal sedikit daripada Eropa. Seperti yang kita ketahui, banyak barang-barang branded yang berasal dari Eropa.
“ Nggak pakai pajak, sini hanya lebih mahal sedikit daripada Eropa. Se Asia paling murah Hong Kong kalau barang branded,” lanjut Carolus.
Harga yang murah tersebut dan bebas pajak ternyata juga menjadi buruan orang-orang luar negeri untuk membeli barang branded di Hong Kong. Tidak terkecuali orang Indonesia. Di mana selisihnya saja, lanjut Carolus, bisa digunakan untuk membeli tiket ke Hong Kong.
“ Banyak orang Indonesia yang ke Hong Kong, dia (orang Indonesia) memang biasa beli barang LV, beli produk yang sama contohnya tas. Beli di sini (Hong Kong) sama beli di Singapura atau Indonesia selisihnya sudah cukup untuk bayarin tiket ke Hong Kong. Jadi selisih segitu kenapa tidak terbang ke Hong Kong,” ungkapnya.
Ketika Dream berkeliling memasuki kawasan mal di area dalam (bukan di pinggir jalan), nampak ada orang Indonesia yang membeli barang branded di sebuah toko, didengar dari bahasa Indonesia yang mereka ucapkan.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib