Duh, Indeks Syariah Dan IHSG Malah Merah. (Foto: Shutterstock)
Dream - Indeks syariah gagal mempertahankan laju penguatannya pada penutupan perdagangan Rabu, 27 November 2019. Aksi jual di tengah sesi kedua perdagangan, membuat harapan dua indeks syariah kembali mekar harus layu.
Sentimen aksi jual asing lagi-lagi membuat investor memilih melepas saham di akhir sesi perdagangan. Namun nilai jual saham pemodal asing kali ini berkurang menjadi sekitar Rp358 miliar di pasar reguler.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sore tadi menutup perdagangan dengan melemah 0,467 poin (0,26%) ke level 181,524. ISSI semula sempat menguat di level 182,262 saat sesi pembukaan perdagangan. Laju ISSI bahkan sempat terus menguat sampai sesi pagi ditutup.
ISSI sempat menembus level tertinggi di 182,712. Sayangnya, aksi jual investor di sesi kedua membuat ISSI tak kuasa mempertahankan laju penguatannya. ISSI berbalik arah masuk zona merah dan sempat tergelincir ke level terendah 181,167.
Koreksi tipis dialami indeks bluechips syariah terbaru, JII70 yang melemah 0,102 poin (0,04%) ke level 225,532.
Di tengah dua indeks saham syariah yang bergerak melemah, indeks kepingi biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII), justru bergerak naik. Indeks JII naik tipis 1,303 poin (0,19%) ke level 667,468.
Aksi beli bluechips syariah ini berseberangan dengan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang harus kembali turun 3,149 poin (0,05%) ke level 6.023,039.
Investor lebih banyak melepas sahamnya di sektor pertanian dan properti. Kedua indeks ini melemah masing-masing 2,85 persen dan 1,55 persen.
Sebaliknya, indeks sektor industri dasar menguat 1,41 persen, infrastruktur 0,56 persen, manufaktur 0,31 persen, dan keuangan 0,08 persen.
Investor getol membeli saham DSSA, CPIN, UNTR Rp225, TCPI Rp200, dan OMRE Rp190.
Harga saham INPS terperosok Rp1.000, AALI Rp875, UNVR Rp500, PCAR Rp490, dan ENVY Rp425.
Dari pasar uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah. Pada 16.17, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah menguat 52 poin (0,37%) ke level Rp14.127 per dolar AS.(Sah(
Dream - Bursa saham Indonesia tak kuasa melawan aksi jual pemodal asing yang membuat sejumlah indeks acuan berjatuhan. Hingga sesi penutupan perdagangan hari ini, (Selasa, 26 November 2019), investor asing tercatat melepas portofolio saham di pasar reguler hingga mencapai Rp1,5 triliun.
Aksi jual saham tersebut membuat investor lokal berhati-hati terjun ke lantai bursa. Belum adanya kepastian dari kondisi perekonomia global, terutama perang dagang AS-Tiongkok, mendorong pelaku pasar menjauh dari bursa.
Tekanan jual juga terjadi pada tiga indeks syariah yang kompak ditutup melemah. Indeks sektor komoditas pertanian dan industri terguling di tengah aksi jual ini.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tercatat ditutup melemah 1,501 poin (0,82%) ke level 181,991. ISSI hanya menanjak di 20 menit perdagangan awal dan langsung mendekam di zona merah hingga sesi perdagangan berakhir.
ISSI memulai perdagangan dengan menguat ke level 184,075 dan sempat menembus posisi tertinggi di 184,241. Namun tekanan jual yang datang membuat ISSI terperosok ke level terendahnya di 181,991.
Dua indeks saham bluechips syariah lebih dulu masuk zona merah dibandingkan ISSI. Hanya bertahan di teritori positif selama 10 menit, indeks Jakarta Islamic Index (JII) mendekam lemah sampai akhirnya ditutup dengan koreksi 9,817 poin (1,45%) ke level 666,165.
Sementara indeks JII70 melemah 2,375 poin (1,04%) ke level 225,634.
Laju tiga indeks acuan saham syariah ini sejalan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga menghadapi tekanan di sesi kedua perdagangan. IHSG terpangkas 44,574 poin (0,73%) ke level 6.026,126.
Investor masih mencermati kondisi perdagangan global. Para penanam modal masih wait and see tentang kesepakatan perdagangan Amerika Serikat dan Tiongkok. Aksi ini membuat investor menjual sahamnya, terutama di sektor pertanian, industri, manufaktur, dan barang konsumsi.
Indeks sektor pertanian merosot 1,95 persen, industri dasar 1,85 persen, industri aneka 1,83 persen, manufaktur 1,72 persen, dan barang konsumsi 1,61 persen.
Hanya indeks keuangan yang menguat 0,14 persen.
Emiten syariah pencetak top gainer kali ini adalah INPS yang harga sahamnya menguat Rp400, ENVY Rp340, PCAR Rp270, BOGA Rp220, dan NATO Rp200.
Saham UNTR terkoreksi Rp975, SONA Rp700, UNVR Rp575, BYAN Rp425, dan INDS Rp420.
Dari pasar uang, rupiah melemah terhadap dolar AS. Nilai tukar dolar AS menguat 52 poin (0,37%) ke level Rp14.127 per dolar AS.
Dream - Indeks syariah kompak melemah pada penutupan perdagangan harian Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 25 November 2019. Sempat mondar-mandir di sesi pertama perdagangan, indeks syariah akhirnya terkapar sepanjang sesi siang.
Investor wait and see melihat pemodal dunia yang mencemaskan kondisi perekonomian global. Ketidakpastian perang dagang AS-Tiongkok membuat pasar modal dunia kemungkinan bakal tertekan.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menutup perdagangan awal pekan ini dengan turun 0,795 poin (0,43%) ke level 183,492. Setelah menguat di 184,407, ISSI bergerak fluktuatif dan sempat menembus level tertinggi di 184,670.
Tekanan jual datang saat sesi perdagangan kedua dimulai. ISSI mulai kehabisan tenaga untuk bertahan di zona hijau. Hingga sesi penutupan, ISSI tak lagi sanggup keluar dari zona merah. ISSI sempat terseret ke level terendah di 182,667.
Kondisi yang sama juga dialami Indeks Jakarta Islamic Index (JII) yang melemah 3,704 poin (0,54%) ke level 675,982. Sementara indeks saham syariah paling bungsu, JII70 beringsut 1,136 poin (0,49%) ke level 228,009.
Munculnya tekanan jual membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus kembali melorot 29,480 poin (0,48%) ke level 6.070,762.
Investor menanti kejelasan negosiasi perang dagang. Diperkirakan kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok takkan terjadi tahun ini dan tertunda tahun depan.
Alhasil, investor lebih banyak melepas sahamnya, terutama di sektor infrastruktur dan industri aneka. Indeks sektor infrastruktur amblas 1,81 persen dan industri aneka 1,48 persen.
Penguatan industri dasar sebesar 1,11 persen, pertanian 0,75 persen, perdagangan 0,19 persen,dan manufaktur 0,06 persen tak bisa menopang pelemahan perdagangan.
Emiten syariah pencetak top gainer kali ini adalah SHID yang harga sahamnya meningkat Rp340, ENVY Rp275, TCID Rp200, INTP Rp175, dan MAPA Rp125.
Sebaliknya, harga saham DSSA anjlok Rp2.775, IBST Rp1.650, INDR Rp430, UNTR Rp400, dan MSKY Rp150.
Pada 16.16, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis. Kurs dolar AS melemah 15 poin (0,11%) ke level Rp14.075 per dolar AS.
Advertisement
Kenapa Seseorang Bisa Terkena Cacingan? Ini Kata Dokter
Waspada, Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Kamu Marah
Respons Tuntutan, DPR RI Siap Bahas RUU Perampasan Aset
5 Komunitas Parenting di Indonesia, Ada Mendongeng hingga MPASI
Banyak Pedagang Hengkang, Gubernur Pramono Gratiskan Sewa Kios 2 Bulan di Blok M Hub
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`