BPJS Ketenagakerjaan Menyebut Gaji Yang Diterima Bhavye Suneja Kurang Dari Rp4 Juta
Dream – Dirut BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, membeberkan nominal gaji kru dan pilot yang berada di pesawat Lion Air JT610. Agus mengatakan gaji yang diterima oleh Bhavye Suneja, sebesar Rp3,7 juta per bulan.
“ Rp3,7 juta itu (gaji) pilot,” kata Agus di Jakarta, Rabu 31 Oktober 2018
Gaji yang diterima oleh Bhavye memang cukup mengejutkan. Alasannya, penghasilan yang diterima co-pilot Harvino, menembus angka Rp20 juta.
Dibandingkan dengan asistennya, gaji Bhavye ternyata relatif sama dengan para pramugari yang mendapat penghasilan antara Rp3,6 juta—Rp3,9 juta per bulan.
Agus mengatakan, tak mengetahui mengapa ada perbedaan gaji cukup mencolok dari pilot dan co-pilot itu. Dia mengatakan, hanya menerima laporan mengenai gaji itu dari Lion Air pusat.
" Itu yang dilaporkan (Lion Air) di kita. Itu yang dari pusat melaporkan kepada kami seperti itu," kata dia.
Agus juga mempertanyakan perbedaan yang cukup mencolok itu. Menurut dia, seandainya gaji pilot lebih dari itu, artinya ada kerugian yang harus diterima sang pilot.
" Jadi kalau gajinya Rp30 juta, hanya dilaporkan Rp3 juta, artinya si karyawan ini dirugikan. Seharusnya menerima 48x30 juta, ternyata hanya menerima 48x3 juta," kata dia.
Angka 48 kali yang dimaksud Agus yaitu besaran yang diterima karyawan karena kecelakaan kerja.
Kembali ke laporan keuangan, Agus menyebut BPJS Ketenagakerjaan sempat menyampaikan surat teguran ke Lion Air. Dari jawaban manajemen, pihak Lion Air berjanji akan memperbaiki data gaji pegawai yang disetor ke BPJS Ketenagakerjaan.
" Mereka akan memenuhi dan menyesuaikan secara bertahap. Jadi gajinya mungkin Rp3 juta, kemudian Rp5 juta, secara bertahap. Tapi, belum proses penyesuaian sudah terjadi kecelakaan," kata Agus.
Perbedaan data laporan gaji karyawan itu, kata Agus bisa saja terjadi. Sebab, kerap ada perusahaan yang beranggapan pembayaran premi asuransi karyawan menjadi beban bagi perusahaan.
" Kalau laporannya gede kan yang dibayarkan ke BPJS juga besar," ujar dia.
" Tapi sebenarnya itu hak karyawan. Misalnya masnya gajinya Rp100 juta, terus yang dilaporkan hanya Rp3 juta. Artinya, 5,7 persen dikali Rp97 juta setiap bulan itu hilang," kata dia menambahkan.
Sementara itu Corporate Communication Strategic Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, belum bisa memberikan pernyataan apa pun terkait gaji yang diterima pilot tersebut. Danang berjanji akan mengecek ulang informasi itu terlebih dahulu.
" Terkait gaji pilot yang Rp4 juta itu, saya harus cross check terlebih dahulu dan belum bisa memberikan keterangan apa pun," kata dia ketika dihubungi Dream.
Danang mengatakan pihaknya fokus terhadap proses evakuasi dan pencarian pesawat untuk saat ini. " Terkait hal tersebut (gaji) akan diinformasikan lebih lanjut," kata dia.(Sah)
Dream - Diwali selalu menjadi hari istimewa bagi keluarga Bhavye Suneja. Mereka punya tradisi menunggu pilot itu dengan penuh suka cita. Namun tidak tahun ini.
Saat perayaan besar itu tinggal menghitung hari, mereka mendapat kabar duka.
Tradisi suka cita itu berubah duka. Bhavye yang selalu ditunggu tak akan pulang. Pilot berusia 31 tahun itu jatuh bersama Lion Air JT-610 yang dia kendalikan. Bhavye tak akan pulang dengan senyum, seperti tahun yang sudah-sudah.
Keluarga yang tinggal di Delhi, India, itu terguncang. Mereka berusaha menguatkan hati untuk menerima kabar dari Indonesia. Sang ibunda, Sangeeta Suneja, berurai air mata. Sambil menangkupkan tangan, dia meminta wartawan di depan rumah mereka di Mayur Vihar untuk berdoa.
“ Mohon berdoa untuk kami,” kata Sangeeta Suneja, sebagaimana dikutip Dream dari laman News 18, Selasa 30 Oktober 2018.
Salah seorang tetangga, Anil Gupta, yang mengaku selalu bermain bersama Bhavye saat masih kecil, mengatakan bahwa Sangeeta tengah berangkat kerja saat mendengar kabar kecelakaan pesawat berisi 189 orang itu.
“ Ibunya sedang berangkat bekerja saat mereka mendengar kabar kecelakaan pesawat dan sejak itu, mereka berharap Bhavye baik-baik saja,” tutur Gupta.
Bhavye dikenal sebagai sosok yang baik di lingkungannya. Para tetangga mengaku sangat terkejut mendengar kabar kecelakaan pesawat yang dipiloti Bhavye.
“ Putri saya sekolah bersama Bhavye. Hari ini, dia menelepon saya dari Dubai dan bilang Bhavye meninggal dan dia menunjukkan kesedihannya,” kata tetangga Bhavye, Sinha.
“ Ayah Bhavye terlihat sangat tegar dan tidak menangis tapi kami tahu apa yang dia alami,” tambah dia.
Ayahnya, Gulshan Sukheja, merupakan seorang akuntan. Sementara, ibundanya bekerja pada maskapai Air India. Shinha mengatakan, Bhavye selalu pulang saban Diwali.
“ Dia selalu menghormati para tetua dan kami selalu melihat dia saat Diwali,” kata tetangga lainnya, Regnu Nagpal
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Ahlcon Public School, Bhavye menerima lisensi penerbangan pada tahun 2009. Dia menikah 2016 dan tinggal di Jakarta. Sang istri, Garima Sethi, merupakan mantan manajer di Indian Express.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'