Gara-Gara Corona, Harga Tiket Pesawat Turun Lebih Murah dari Secangkir Kopi

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 2 Maret 2020 10:36
Gara-Gara Corona, Harga Tiket Pesawat Turun Lebih Murah dari Secangkir Kopi
Maskapai penerbangan banting harga.

Dream - Wabah virus corona membuat beragam sektor industri berjatuhan. Salah satunya adalah bisnis penerbangan. Saking sepi penumpang, maskapai penerbangan China langsung banting harga.

Perusahaan-perusahaan penerbangan itu menjual tiket dengan sangat murah. Malah, harganya lebih murah daripada secangkir kopi.

Dikutip dari South China Morning Post, Sabtu 29 Februari 2020, harga tiket pesawat dari Shanghai ke Chongqing dijual di bawah harga kopi. Penetapan ini bertujuan untuk mengerek permintaan domestik yang melemah di tengah wabah virus Corona, Covid-19.

Diketahui ada pembatalan sekitar 10 ribu penerbangan per hari atau sekitar dua pertiga dari total jumlah penerbangan yang dijadwalkan setiap hari pada Februari 2020. Ini memberikan tekanan keuangan yang sangat besar kepada bandara dan maskapai.

Otoritas penerbangan di Tiongkok menyebut penerbangan harus tetap dilanjutkan sebagai upaya bagian negara dalam mengembalikan ekonomi. Namun, penumpang masih enggan untuk terbang dengan wabah yang mematikan belum sepenuhnya terkendali.

1 dari 5 halaman

Harganya Nggak Sampai Rp60 Ribu

Harga tiket penerbangan tiga jam dari Shanghai ke Chongqing ditawarkan dengan harga 29 yuan (Rp57.833) oleh maskapai penerbangan murah di Tiongkok, Spring Airlines. Harga ini lebih murah daripada secangkir kopi susu di Starbucks yang seharga 32 yuan (Rp63.803).

Tiket pesawat dari Shanghai ke Harbin dijual seharga 69 yuan (Rp137.577).

Kemudian, ada juga Shenzen Airlines yang menawarkan tiket perjalana ke Chongqing dengan biaya 100 yuan (Rp199.387). Begitu juga dengan Chengdu Airlines yang menawarkan tiket penerbangan dari Shenzen ke Chengdu dengan harga 100 yuan.

Analis penerbangan di Bank of Communication International, Luya You, mengatakan banting harga ini hanya bisa menghasilkan keuntungan yang tipis. Atau, maskapai takkan mendapatkan keuntungan apa pun.

“ Saat angka wabah stabil atau turun, operator kemungkinan akan menyesuaikan tarifnya juga. Tarif rendah tidak akan bertahan jika situasinya berubah mejadi lebih baik,” kata Luya.

2 dari 5 halaman

Ekonomi Tak Menguntungkan

Luya mengatakan, banyak maskapai penerbangan yang menerima subsidi untuk mengoperasikan rute domestik. Ini membuat perekonomian tidak menguntungkan.

“ Jika itu rute utama, operator bisa memilih untuk terus beroperasi terlepas dari tarif atau muatan. Hal ini disebabkan oleh rute tersebut merupakan tautan utama dalam infrastruktur jaringan penerbangan domestik,” kata dia.

Otoritas penerbangan China menyebut rata-rata penerbangan di China pada 25 Januari-14 Februari 2020, termasuk liburan Imlek, hanya 470 ribu penerbangan. Angkanya menurun 75 persen dari periode yang sama pada tahun lalu.

Wabah virus corona membuat maskapai-maskapai penerbangan global menghentikan sementara penerbangan ke China. Misalnya, British Airways yang memperpanjang penangguhan sampai liburan Paskah pada pertengahan April.

“ Jika ada lebih banyak wabah, penangguhan akan lebih banyak,” kata Direktur Pelaksana Aviation Advocacy, Andrew Charlton.

3 dari 5 halaman

Skenario Buruk Virus Corona Bakal Ancam Industri Teknologi

Dream - Virus Corona telah mengacak-acak perekonomian dunia. Virus yang bernama resmi Covid-19 ini menyerang pusat roda perekonomian dunia sehingga hampir melumpuhkan perdagangan internasional.

Sejumlah sektor bisnis telah merasakan dampak dari 'keganasan' wabah virus ini. Sektor pariwisata seperti perhotelan dan penerbangan, ritel, dan otomotif, sudah merasakan efek negatifnya.

Kini para pengamat mulai memperkirakan wabah virus corona juga bakal membuat sektor industri elektronik acak-acakan. Virus yang pertama mewabah di Wuhan, Tiongkok, ini diperkirakan bakal memangkas proyeksi pertumbuhan perusahaan-perusahaan teknologi.

Yang mengejutkan, para ahli sebetulnya sudah memperkirakan perlambatan industri elektronik ini jauh sebelum wabah virus corona merebak. 

Dikutip dari The Verge, Rabu 19 Februari 2020, analis rantai pasok pasar, TrendForce, merilis studi pengaruh virus corona terhadap industri teknologi. Situs tersebut membuat ringkasan dari kemunduran industri elektronik dan teknologi informasi jauh sebelum corona merebak. 

Dalam laporannya, TrendForce sudah memperkirakan produksi smartphone bakal turun 12 persen secara year on year (yoy) pada kuartal pertama 2020. Penurunan ini merupakan yang terendah dalam lima tahun.

Produsen smartphone termasuk industri padat karya yang terkena imbas virus corona yang membuat proses produksi terhenti karena penundaan pekerjaan. Mereka juga akan kekurangan komponen seperti modul kamera.

Skenario mengerikan kedua adalah pasokan serat optik di dunia kemungkinan bakal terganggu. Seperti diketahui Wuhan menjadi salah satu basis produksi serat optik dunia. Produksinya mencapai 25 persen dari total produksi dunia.

Imbas virus corona pada sektor ini sudah dirasakan saat peluncuran 5G Tiongkok bisa berpengaruh karena kebutuhan akan serat optik lebih besar untuk di stasiun pangkalan.

 

 

Beruntung bisnis flash market DRAM dan NAND tidak akan terlalu terpengaruh karena ada penimbunan material dan automatisasi di pabrik semikonduktor. Pabrik ini dioperasikan oleh perusahaan seperti Samsung dan SK Hynix.

Sementara industri video consol game kemungkinan terpukul.Trendforce memprediksi produksi PS4 dan Xbox One akan turun untuk mengantisipasi kekurangan mesin.

Secara keseluruhan, TrendForce memprediksi produksi smartwatch, PC laptop, dan speaker akan turun 16 persen.

4 dari 5 halaman

Cegah Corona, Uang Kertas di China Diberi Sinar UV Sebelum Diedarkan?

Dream - Wabah virus corona membuat Bank Sentral Tiongkok melakukan tindakan apapun untuk mencegah penyebarannya. Sebagai otoritas pengendali keuangan tertinggi, The People's Bank of China (PBOC) memutuskan membersihkan uang yang beredar.

Mengutip laman Quartz, Selasa 18 Februari 2020, PBOC benaar-benar membersihkan uang yuan dengan mencucinya dalam air. Hal ini berdasarkan pada studi bahwa selembar uang bisa menjadi “ rumah” 397 bakteri. Kalau ada orang flu dan memegang uang, virus ini bisa bertahan hingga 12 hari.

World Health Organization (WHO) belum mengetahui berapa lama virus corona bisa bertahan hidup di permukaan dan benda, termasuk uang. Untuk informasi awal, virus ini bisa bertahan hingga beberapa jam. Tapi, juga bisa dibunuh dengan cairan disinfektan.

 

 

Langkah ekstrem dilakukan PBOC yaitu dengan menyinari uang menggunakan sinar ultraviolet atau suhu tinggi. Kemudian, uang tunai akan ditutup selama 1-2 minggu dan baru didistribusikan kepada masyarakat.

Sekadar informasi, sampai hari ini telah ada lebih dari 70 ribu kasus warga di seluruh dunia yang terkonfirmasi terpapar virus corona. Kematian yang dikonfirmasi akibat virus corona mencapai 1.527 kasus.

5 dari 5 halaman

Pulang dari Malaysia, Warga Palembang Diisolasi Diduga Suspek Virus Corona

Dream - Seorang warga Palembang menjalani perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin (RSMH). Pasien tersebut diduga menjadi suspek virus corona, Covid-19.

Kepala Humas RSMH Palembang, Suhaimi, menjelaskan pasien laki-laku berinisial TH itu merupakan pasien rujukan dari RS RK Charitas Palembang.

Pasien diketahui baru saja pulang ke Palembang setelah pergi ke Malaysia pada 11-15 Februari 2020.

" Dengan diagnosa Febris, suspek Pneumonia dd suspect Covid. Batuk (+/positif), dahak (+/positif), sesak napas (+/positif), GCS 15," kata Suhaimi, dilaporkan Merdeka.com, Selasa, 18 Februari 2020.

 

 

Saat ini, kata Suhaimi, tim medis sedang menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kondisinya. Hasil laboratorium baru diketahui dua hari mendatang.

" Saat ini pasien dirawat di ruang isolasi," kata dia.

Andai hasil laboratorium menunjukkan negatif, pasien kemungkinan tidak memerlukan perawatan dan diizinkan pulang.

Sumber: Merdeka.com/Irwanto

Beri Komentar