Ajmal Ahmady, Mantan Gubernur Bank Sentral Afghanistan. (Foto: Frontier Post)
Dream - Setelah bertahun-tahun, milisi Taliban akhirnya berhasil menguasai kota Kabul yang menjadi pusat pemerintahan Afghanistan.
Kota ini menjadi basis terakhir Pemerintah Afghanistan setelah kota-kota lain direbut kelompok oposisi bersenjata tersebut.
Pengambilalihan kekuasaan Afghanistan oleh Taliban menimbulkan kekhawatiran. Bukan hanya warga sipil, tapi para pejabat negara tersebut.
Salah satunya adalah Gubernur Bank Sentral Afghanistan, Ajmal Ahmady. Dia melarikan diri sebelum Taliban berhasil menguasai Kabul.
Ahmady, yang juga seorang penasehat mantan presiden Ashraf Ghani, mengisahkan upayanya untuk melarikan diri dari cengkeraman Taliban.
" Pada akhirnya, satu-satunya alasan saya bisa keluar adalah kami berada di landasan (bandara internasional Kabul), dengan helikopter dan pesawat lainnya lalu lalang.
" Saat itu penerbangan Kam Air terisi penuh, tiga kali lipat dari kapasitasnya. Saya kemudian melihat pesawat militer sebuah negara ke tiga - bukan pesawat AS - dan semua orang berebut untuk naik ke pesawat itu.
" Saya didorong oleh rekan-rekan untuk segera naik pesawat tersebut oleh salah satu anggota konvoi militer yang mengawal kami.
" Akhirnya saya bisa naik pesawat tersebut tanpa membawa apa-apa, hanya baju yang melekat di badan dan sebelah sepatu di kaki. Begitulah saya bisa keluar dari Afghanistan," cerita Ahmady kepada Sky News.
Ahmady kemudian menceritakan detik-detik saat dia harus melarikan diri dari Taliban, keluar dari Afghanistan.
Mantan Gubernur Bank Sentral Afghanistan ini mengatakan meski tahu Taliban sudah semakin mendekati Kabul, tapi dia tetap ke kantor seperti biasanya pada Minggu pagi itu.
Sehari sebelumnya, dia sempat bertemu dengan mantan presiden Ashraf Ghani untuk membicarakan masalah ekonomi jangka pendek Afghanistan.
Waktu itu, presiden Ashraf Ghani mengatakan situasi telah 'memburuk dengan sangat cepat'. Namun ada secercah harapan karena Taliban masih beberapa hari lagi masuk Kabul.
Ternyata yang diucapkan presiden Ashraf Ghani itu tidak sesuai harapan. Milisi Taliban masuk ke kota Kabul lebih cepat dari yang diduga.
" Karena berita yang saya terima makin memburuk, saya tinggalkan kantor sekitar tengah hari dan pergi ke bandara. Di sana saya memesan tiket untuk malam itu yang kemudian dibatalkan," katanya.
Semuanya kemudian terlihat tenang sampai muncul berita yang mengabarkan presiden Ashraf Ghani mengundurkan diri dan telah meninggalkan negara itu. Pada saat itulah, semunya menjadi kacau balau.
" Orang-orang lari ke landasan, mencoba naik ke berbagai pesawat yang akan berangkat. Untungnya saya berada di salah satu pesawat tersebut," katanya.

Sayangnya, Ahmady tidak menceritakan ke mana pesawat yang membawanya keluar Afghanistan itu pergi. Namun Ahmady kecewa dengan mantan presiden Ashraf Ghani.
Dia mengkritik mantan presiden Ashraf Ghani atas kurangnya rencana darurat ketika Taliban mendekati kota Kabul.
Ahmady, yang lahir di Afghanistan tetapi dididik di AS, mengatakan dia tidak mungkin kembali ke tanah airnya dalam kapasitas resmi.
" Saya senang berkontribusi semampu saya, tetapi saya telah menghabiskan tujuh tahun di sana dengan kemampuan terbaik saya untuk mencoba membuat perbedaan.
" Tujuh tahun di pemerintahan mana pun adalah waktu yang lama dan, mengingat situasinya, saya mungkin akan memberikan dukungan dari kejauhan," pungkasnya.
Sumber: Sky News
Advertisement
BPS: Pengangguran Capai 7,46 Juta Orang per Agustus 2025

Gajah Kemping, Komunitas Pecinta Traveling dengan Campervan

Zohran Mamdani Terpilih Jadi Wali Kota New York Muslim Pertama

Kereta Khusus Petani dan Pedagang Bakal Diluncurkan November Ini!

Komunitas Gajah Kemping Gelar Indocamperfest 2025 dengan 1.000 Peserta
