Hidup di Kota Termahal Kedua Asia, Pria Ini Hidup dengan Biaya Cuma Rp91 Ribu Sebulan

Reporter : Okti Nur Alifia
Jumat, 21 Juli 2023 07:47
Hidup di Kota Termahal Kedua Asia, Pria Ini Hidup dengan Biaya Cuma Rp91 Ribu Sebulan
Bagaimana tidak, pria bernama Daniel Tay itu hanya menghabiskan 8SGD untuk makan dalam sebulan atau senilai Rp90 ribu (kurs Rp11.300).

Dream - Memiliki penghasilan lebih besar dari pegawai Indonesia saat tinggal di negara kaya sudah wajar karena biaya hidup yang memang tinggi. Namun menjalani hidup serba pas-pasan di salah satu kota termahal di dunia merupakan hal yang tak biasa. Hanya mereka yang konsisten untuk hidup hemat di tengah harga barang-barang yang lebih mahal dibandingkan Indonesia.

Cerita luar biasa inilah yang dijalani seorang pria bernama Daniel Tay yang tinggal di Singapura. Negara tetangga Indonesia ini dikenal sebagai salah satu negara kaya sekaligus kota termahal di kawasan Asia Tenggara. Biaya hidup di Negeri Singa ini tak bisa dibilang murah.

Daniel mendobrak pandangan mahalnya hidup di Singapura dengan konsep hidup hemat freegan. Dia hanya menghabiskan 8 dollar Singpura atau setara Rp90 ribu (kurs Rp11.300) untuk makan selama sebulan. Kebiasaan ini sudah diterapkannya sejak 2017.

" Saya telah menemukan bahwa, meskipun orang mengeluh tentang biaya hidup, masih mungkin untuk tinggal di Singapura tanpa membeli banyak makanan atau barang lainnya," tuturnya, dilansir dari whatareyoudoing.sg, Kamis, 20 Juli 2023.

1 dari 2 halaman

Gaya hidup freegan yang dilakukan Daniel memanfaatkan 'sampah' sebagai kebutuhan hidup. Dia memanfaatkan barang yang sudah dibuang, termasuk makanan yang masih layak konsumsi.

Dia juga membagikan makanan kepada pekerja imigran dan orang-orang yang kurang mampu.e Selain makanan, Daniel juga mendapatkan tas, buku, sepatu, jam tangan, kulkas hingga PlayStation 3 yang masih berfungsi. 

" Freeganisme adalah situasi win-win-win-win: Anda menghemat uang, menghemat waktu, membantu orang lain, dan membantu Bumi," imbuhnya.

2 dari 2 halaman

Daniel juga berhenti dari pekerjaannya sebagai penasihat keuangan dan sekarang memiliki lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama orang tuanya yang sudah lanjut usia.

“ Pensiun dini bukan berarti tidak bekerja. Itu berarti tidak harus bekerja hanya untuk uang," ungkapnya.

Gerakan freegan mempunyai tujuan untuk mengurangi limbah dengan mendorong orang untuk mengambil dan menggunakan sisa makanan dan kebutuhan sehari-hari.

Ini telah berkontribusi pada upaya Singapura untuk mengurangi limbah makanan, dari 677 ton pada 2017 menjadi 607 ton pada 2019

 " Aku bisa memotong indulgensi seperti itu menjadi nol jika aku mau."

Dengan daya tarik kelestarian lingkungan, komunitas freegan telah membengkak menjadi sekitar 9.700 (2021) dari sekitar 3.000 pada tahun 2017.

Terlepas dari kesuksesan pribadinya, Daniel Tay menyarankan agar berhati-hati dalam menerapkan gaya hidup tersebut.

Dia mulai mencobanya selama dua minggu, lalu tiga bulan dan sekarang, setelah hampir tiga tahun, dia dapat berkata, ‘Ya, saya bisa hidup seperti ini!’”

Beri Komentar