HIPMI: Jadi Pendorong Utama, Konsumsi Masyarakat Jangan Direm!

Reporter : Ramdania
Rabu, 6 Mei 2015 16:01
HIPMI: Jadi Pendorong Utama, Konsumsi Masyarakat Jangan Direm!
Pemerintah jangan mengerem konsumsi masyarakat untuk mengejar target pertumbuhan. Pasalnya, saat ini, dari beberapa komponen pertumbuhan, sektor ini yang memiliki potensi tumbuh.

Dream - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menilai melambatnya pertumbuhan ekonomi kuartal I Tahun 2015 lebih disebabkan rendahnya belanja pemerintah baik pusat dan daerah yang memberikan dampak konsumsi masyarakat.

Ketua Umum BPH HIPMI Bahlil Lahadalia mengingatkan, bahwa perekonomian nasional masih sangat tergantung pada sektor konsumsi. Sektor ini pun sangat bergantung pada belanja pemerintah.

“ Para menteri lupa bahwa sebesar konsumsi itu dapat mendorong 5% pertumbuhan ekonomi. Tapi ini yang direm, konsumsi,” ungkap Bahlil dalam keterangan pers yang dikutip, Rabu, 6 Mei 2015.

Bahlil menambahkan sektor ini masih perlu digenjot untuk menyelamatkan perekonomian mengingat industri dan manufaktur masih sangat lemah. “ Industri kita masih lemah, belum sanggup menopang perekonomian lebih kuat,” imbuh dia.

Pelemahan ekonomi ini ditandai dengan produksi pangan menurun akibat mundurnya periode tanam. Produksi minyak mentah dan batu bara mengalami kontraksi sehingga industri kilang minyak juga tumbuh negatif.

Tak hanya itu, distribusi perdagangan melambat, karena menurunnya suplai barang impor serta kinerja konstruksi melambat terkait dengan terlambatnya realisasi belanja infrastruktur.

Dari sisi pengeluaran, semua komponen pengeluaran rumah tangga melambat, kecuali untuk makanan dan minuman, tembakau, serta perumahan dan perlengkapan rumah tangga.

Pengeluaran konsumsi pemerintah juga ikut melambat, karena pertumbuhan belanja barang melambat. Realisasi belanja modal pemerintah lebih rendah Impor barang modal turun, terutama barang modal jenis alat angkutan dan mesin. Industri mesin domestik juga turun.

Untuk itu, lanjut Bahlil, pemerintah jangan terlalu sibuk dengan efisiensi dan penghematan anggaran. Namun, harus menekankan pada percepatan realisasi anggaran.

Caranya, dengan mempercepat tender 4.000 paket proyek yang masih tersisa. HIPMI, lanjut Bahlil, mengusulkan agar jadwal tender tahun depan agar dimajukan lebih cepat.

" Tujuannya, agar pas Januari 2016, proyek sudah mulai. Tender sudah selesai. Jangan sampai seperti sekarang, sudah mau satu semester masih banyak tender yang belum dieksekusi,” tandas Bahlil.

Beri Komentar