Investor Takut Melantai, Indeks Syariah Tiarap Lagi

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 27 November 2018 16:54
Investor Takut Melantai, Indeks Syariah Tiarap Lagi
Indeks ISSI hanya menguat selama 25 menit perdagangan.

Dream - Indeks syariah rontok masih belum bertenaga di pekan terakhir November 2018. Laju tiga indeks acuan saham syariah kembali melemah pada penutupan perdagangan harian Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa 27 November 2018.

Sinyal yang tak jelas dari dalam dan luar negeri membuat pelaku pasar menahan diri terjun ke lantai bursa. Aksi wait and see pelaku pasar itu membuat prediksi akan adanya kenaikan laju indeks tak terjadi.

Pasar sebetulnya disuguhi sinyal positif dari dalam negeri berupa penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Aksi beli pemodal asing juga menambah keyakinan akan adanya laju menanjak indeks saham.

Papan perdagangan BEI mencatat Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) hari ini malah terkoreksi 0,993 poin (0,56%) ke level 176,819. ISSI membuka perdagangan dengan melemah ke level 177.482. 

ISSI sempat bergerak menguat 20 menit usai sesi pembukaan perdagangan. Selama laju penguatan 25 menit itu, ISSI sempat menyentuh level tertingginya di 177,995. Namun selanjutnya ISSI menghabiskan sisa perdagangan di zona merah dan terperosok ke level terendah di 176,258.

Indeks bluechip syariah, Jakarta Islamic Index (JII) juga terkoreksi 6,714 poin (1%) ke level 661,084. Sementara indeks JII70 turun 1,443 poin (0,65%) ke level 219,148.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bisa bertahan di level 6.000 meski ditutup melemah 9,189 poin (0,15%) ke level 6.013,589.

Perdagangan saham syariah kali ini sedikit meningkat dengan nilai transaksi mencapai Rp3,38 triliun dari 37,55 miliar lembar saham yang berpindah tangan.

1 dari 1 halaman

Saham Pertambangan dan Industri Dasar K. O

Investor lebih suka melepas sahamnya di sektor industri dasar, pertambangan, dan infrastruktur. Ketiga indeks ini terkoreksi masing-masing sebesar 2,04 persen, 1,59 persen, dan 1,51 persen.

Penguatan indeks terjadi pada sektor keuangan sebesar 1,05 persen namun tak berdampak signifikan pada indeks saham syariah. Disusul industri aneka yang naik 0,99 persen, dan pertanian 0,43 persen tak cukup kuat menahan laju pelemahan perdagangan.

Investor menyukai saham INDR untuk tanam modal. Alhasil, harga sahamnya meroket Rp1.200. Penguatan saham ini juga diikuti oleh FISH sebesar Rp600, GMTD Rp550, NIK Rp550, dan INAF Rp460.

Sebaliknya, harga saham UNTR terkoreksi Rp725, ITMG Rp425, SMGR Rp400, BLTZ Rp350, dan SOSS Rp240.

Dari pasar uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS malah turun. Pada pukul 16.25, dolar As menguat 34 poin (0,23%) ke level Rp14.509 per dolar AS.

Beri Komentar