Negara Muslim Ini Panutan Penyederhanaan Uang Rupiah

Reporter : Ramdania
Selasa, 19 Agustus 2014 17:13
Negara Muslim Ini Panutan Penyederhanaan Uang Rupiah
BI masih bersikeras melakukan penyederhanaan mata uang (redenominasi) rupiah demi kedaulatan mata uang NKRI di mata dunia internasional.

Dream - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengaku siap melakukan pembahasan mengenai kelanjutan Rancangan Undang-Undang (RUU) Redenominasi atau penyederhanaan mata uang rupiah.

" Kalau ada rencana pembahasan akan kita bahas," ujar Agus saat ditemui di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin 18 Agustus 2014.

Agus menegaskan bahwa redenominasi ini bukanlah sanering atau pemotongan nilai mata uang sehingga masyarakat tidak mengalami kerugian karena redenominasi ini. Pasalnya, redenominasi merupakan penyederhanaan mata uang dengan mengurangi jumlah nol tanpa mengurangi nilainya. Misalkan, uang Rp 100.000 akan tertulis di uang menjadi Rp 100. Namun, dengan uang tersebut, kita masih bisa membeli barang-barang seharga Rp 100 ribu.

" Sekali lagi saya ingatkan bahwa redenominasi mata uang bukan sanering. Tidak akan ada nilai uang yang hilang," tegasnya.

Agus menyatakan pihaknya akan meniru negara muslim di Eropa, yaitu Turki dalam proses penerapan redenominasi ini. Dia menilai negara tersebut sukses melakukan redenominasi tanpa menimbulkan gejolak harga.

" Turki contoh redenominasi yang akan dilakukan, mata uangnya kini lebih berdaulat," ungkapnya.

Agus menambahkan untuk meniru redenominasi di negara itu, diperlukan sekurangnya 6 tahun masa transisi. Pada masa itu, pihak BI dan pemerintah akan melakukan sosialisasi. Mata uang yang beredar pun masih dua jenis yaitu uang dengan nominal yang berlaku saat ini dan uang yang telah diredenominasi.

" Nanti ada masa transisi, pelaksanaannya minimal 6 tahun," tandasnya.

Beri Komentar