Sosok di Balik Kesuksesan `Pokemon Go`

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Jumat, 15 Juli 2016 08:26
Sosok di Balik Kesuksesan `Pokemon Go`
Namanya John Hanke.

Dream - Siapa yang tak mengenal Pokemon Go? Aplikasi permainan " menangkap" tokoh Pokemon di dunia nyata ini digandrungi semua orang, terutama kawula muda.

Dengan berbekal ponsel pintar, sinyal internet, dan sinyal GPS, para pengguna Pokemon Go bisa berburu karakter Pokemon, seperti Pikachu dan Meowto.

Aplikasi permainan yang digarap Pokemon Go bersama Nintendo dan Niantic ini, memecahkan rekor unduhan. Tercatat sebanyak 10 juta unduhan sejak pertama kali dirilis pada awal bulan ini.

Popularitasnya mengalahkan Facebook, Snapchat, Instagram, dan Whatsapp. Bahkan, aplikasi ini juga mengerek saham Nintendo. Di balik kesuksesan Pokemon Go, ada seorang pria yang bernama John Hanke. Siapa dia?

Dilansir dari storypick.com, Jumat 15 Juli 2016, Hanke adalah seorang pencipta permainan Pokemon Go. Dia memerlukan waktu 20 tahun untuk membuat permainan ini populer.

Kesuksesannya ini bermula saat dia membuat permainan berbasis massively multiplayer online (MMO) pertama kalinya pada tahun 1996. Permainan yang dibuatnya saat Hanke masih berstatus mahasiswa itu adalah " Meridian 59" .

Lalu, dia menjual " Meridian 59" kepada perusahaan yang bernama 3DO. Saat itu, dia ingin membuat hal yang lebih besar, yaitu memetakan dunia.

Pada tahun 2000, Hanke membuat suatu program yang menggabungkan peta dengan fotografi 3D, yaitu Keyhole. Program ini dihubungkan dengan internet dan sinyal GPS.

Empat tahun kemudian, Google pun membeli buah tangannya. Dengan bantuan Hanke, Keyhole " disulap" menjadi Google Earth. Pada tahun yang sama, Hanke dan Google membuat Google Maps dan Google Street View. Sejak saat itu, lulusan University of Texas, Austin ini ingin membuat permainan berbasis GPS.

Hanke dan Google meluncurkan startup yang bernama Niantic Lab dan Hanke menjadi CEO perusaahan tersebut. Niantic ini adalah perusahaan yang membuat aplikasi permainan yang bisa dimainkan di dunia nyata.

" Saya selalu terpikir bisa membuat permainan yang mengagumkan dengan data geografi yang kami punya. Saya melihat telepon selalu berkembang dan saya ingin menciptakan permainan berbasis petualangan di dunia nyata," kata dia.

Di Niantic, Hanke pun menciptakan sebuah permainan MMO berbasis GPS, yaitu Ingress, pada tahun 2012. Dengan Ingress, pengguna bisa memainkan game ini sesuai dengan daerah pemain. Permainan ini pun disambut cukup baik bagi penggemar game.

" Di Ingress, latar belakangnya adalah dunia nyata dan pemain cukup memainkannya dari ponsel. Saya selalu memimpikan (permainan ini bisa terwujud) selama perjalanan dari rumah ke kantor Google.

Dua tahun kemudian, Google dengan Pokemon Company bekerja sama membuat program " lelucon April Mop" , yaitu pengguna Google Maps bisa menemukan karakter Pokemon. Lelucon ini pun menjadi viral.

Saat itulah, Hanke ingin merealisasikannya dalam permainan di mana orang-orang bisa " menangkap" Pokemon di dunia nyata dengan menciptakan Pokemon Go. Dalam Pokemon Go, Hanke menciptakan titik pertemuan bagi para pemain Pokemon Go--Pokestops dan gyms.

Lalu, pada tahun 2015, Hanke mendapatkan kucuran dana sebesar US$25 juta (Rp326,48 miliar) dari Google, Nintendo, dan Pokemon Company, serta investor-investor lainnya untuk mengembangkan Pokemon Go.

Tahun 2016, aplikasi permainan ini dirilis di Amerika, Australia, dan Selandia Baru. Sejak dirilis, nilai perusahaan Nintendo bertambah US$12 miliar (Rp156,76 triliun) dari Pokemon Go. Tak hanya itu, tercatat ada aplikasi ini menghasilkan pendapatan sebesar US$2 juta (Rp26,12 miliar) per harinya untuk aplikasi berbayar. (Ism) 

Beri Komentar