Intip UMKM Jenny Widjaja, si Queen of Sagu Milenial

Reporter : Alfi Salima Puteri
Kamis, 11 Agustus 2022 16:46
Intip UMKM Jenny Widjaja, si Queen of Sagu Milenial
Sebelumnya Jenny memang sudah menjadi pelopor untuk membuat mi warna-warni yang terbuat dari terigu.

Dream - Pandemi Covid-19 membuat masyarakat semakin peduli dengan kesehatan. Tidak hanya protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona, masyarakat juga semakin sadar dengan pentingnya makanan sehat untuk meningkatkan imunitas.

Peningkatan kesadaran masrayakat itulah yang dilihat oleh Jenny Widjaja sebagai peluang bisnis. Bermula dari niat membuat sesuatu yang bernilai sosial untuk mendukung program pemerintah tentang ketahanan pangan, Jenny mulai membuat bahan-bahan makanan dari sagu.

Dia memberi nama usaha itu dengan Sogolicious. Dia sengaja memilih sagu untuk bisnisnya karena bahan makanan ini belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Sagu baru dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia bagian timur. 

Setelah satu tahun meneliti, terciptalah berbagai inovasi dengan menghadirkan beragam olahan sagu Papua, mulai dari mi pasta, makaroni, keripik, dan masih banyak lagi. Sebelumnya Jenny memang sudah menjadi pelopor untuk membuat mi warna-warni yang terbuat dari terigu.

1 dari 2 halaman

“ Potensi Indonesia untuk bahan pangan besar namun belum dimanfaatkan. Dari situlah hati saya tergerak untuk membuat olahan sagu bisa menjadi bahan makanan yang diterima masyarakat,” tutur Jenny dalam keterangannya yang diterima Dream.co.id, Rabu 10 Agustus 2022.

Selain itu, Jenny tertarik mengembangkan bahan sagu menjadi makanan olahan modern berbahan sagu dengan nilai gizi yang optimal. 

" Sagu punya banyak kelebihan, Free Gluten, Non GMO, Organik, Low GI sangat baik untuk kesehatan, terutama bagi yang mau tetap sehat. Menghindari gula bagi diabetes, baik untuk jantung, sangatlah baik untuk yg bermasalah maag ," jelasnya.

Menurut Jenny, beberapa chef yang ditunjuk sebagai catering untuk PON Papua melirik olahan sagu yang dibuatnya. Hingga akhirnya, mi pasta sagu varian instan yang dibuat dengan 100 persen sagu murni ini dibawa ke Papua untuk diperkenalkan pada pejabat setempat dan mendapat respon yang sangat baik.

2 dari 2 halaman

“ Saya memperkenalkan mi Sagu ini ke dinas Pariwisata Papua, lalu ketemu Walikota dari situ mereka terheran-heran sagu yang turun menurun dikonsumsi penduduk ternyata bisa menjadi mi warna-warni. Dari situlah, saya diminta untuk menyajikan kepada para pejabat di sana. Bahkan makaroni sagu menjadi souvernir untuk para atlet” paparnya.

Dari situlah, Jenny mendapat julukan Queen of Sagu Milenial. Upaya menghadirkan produk olahan sagu yang kekinian memang menjadi tujuan Jenny demi menargetkan generasi muda, khususnya dari kelompok milenial untuk mencicipi olahan dari bahan pangan asal Papua ini. 

“ Harapannya produk mie & pasta dengan aneka varian berbahan dasar Sagu ini bisa dikonsumsi oleh masyarakat luas dari Sabang sampai Merauke bahkan sampai ke pasar Internasional, Semangat bangga buatan Indonesia menjadi spirit, bagi dirinya mengembangkan promosi  produknya sampai ke pasar Internasional,” tambahnya.  

Olahan mi dari sagu.

Bahkan demi memastikan produknya sehat, Jenny membuat warna-warna mi dari bahan alami seperti spirirulina, kunyit, buah merah papua untuk membuat produknya semakin menarik tapi tambah menyehatkan ketika dikonsumsi. Saat ini sudah lebih dari 40 varian dan terus berjalan menuju 50.

" Semua yang saya gunakan di sagolicious ini pakai bahan-bahan alami yang ada di Nusantara. Semuanya pakai bahan campuran seperti ubi ungu, buah biet. Kemudian, sagu sendiri karena enggak pakai gluten jadi tidak pakai pengawet. Sagu sendiri juga tumbuh alami bukan ditanam manusia, sehingga lebih sehat dan organik. Semua yang sehat ada disini. Saya akan berkreasi terus dan ingin mengangkat sagu ini sederajat dengan makanan pokok lainnya,” paparnya.

Beri Komentar