Kala BI Mulai Khawatir dan Mati-matian Jaga Rupiah

Reporter : Kurnia
Rabu, 19 Agustus 2015 06:32
Kala BI Mulai Khawatir dan Mati-matian Jaga Rupiah
"Saat ini, kami Bank Indonesia itu tidak hanya khawatir, BI sudah mati-matian malah dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah‎,"

Dream - Pengakuan mengejutkan meluncur dari pejabat di jajaran bank sentral di Indonesia. Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan BI sudah mati-matuan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

" Saat ini, kami Bank Indonesia itu tidak hanya khawatir, BI sudah mati-matian malah dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah‎," ungkap Perry Warjiyo di kantornya, Selasa, 18 Agustus 2015.

Dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) memang terus ambruk. Dollar AS bahkan sudah menyentuh level Rp 13.800.

Menurut Perry, BI sudah melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Kekhawatiran semakin meningkat karena nilai tukar Rupiah saat ini diakui sudah melampaui batas fundamentalnya (undervalue).

Tak mau pelemahan terus berlanjut, BI memastikan akan selalu berada di pasar guna menjaga stabilitas nilai tukar mata uang nasional tersebut. Operasi moneter pun dilakukan dalam bentuk penyerapan atau penambahan likuiditas perbankan untuk menjaga kecukupannya dalam sistem keuangan.

Diakui Perry, nilai tukar Rupiah yang sudah menyentuh Rp 13.800 sungguh di luar perkiraan. Beberapa kebijakan pun ditempuh untuk mengembalikan Rupiah ke level fundamentalnya.

Sejumlah kebijakan itu diantaranya memaksimalkan instrumen Surat Berharga Indonesia (SBI), FX Swap serta mengintervensi pasar valuta asing dan pasar sekunder.

Meski demikian, Perry memastikan stabilitas makroekonomi Indonesia cenderung dapat terjaga dengan baik. Indikasinya terlihat dari situasi fiskal yang masih berada dalam kondisi yang terkendali.

“ Tidak mungkin fiskal pusat itu sampai 2,5 persen. Ini adalah modal stabilitas ekonomi makro, karena dari sisi fiskal itu tetap terjaga,” ujar Perry.

Tingkat defisit transaksi berjalan Indonesia juga diakui menjadi modal Indonesia menghadapi perlambatan ekonoi global. Serta laju inflasi yang masih berada dalam perkiraan otoritas.

“ Jadi aspek stabilitas makro kita itu sebenarnya menunjukkan baik dan terjaga,” pungkasnya.

Beri Komentar