Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Seorang pria di China dipecat oleh majikannya karena terlalu banyak menghabiskan waktu di toilet selama jam kerja. Pria itu dilaporkan berada di kamar mandi hingga enam jam.
Karyawan bermarga Wang itu ternyata telah menjalani operasi untuk masalah anorektal, dia terus mengalami rasa sakit dan tidak nyaman, sehingga mulai menghabiskan tiga hingga enam jam di toilet setiap hari.
Mantan majikan mengklaim bahwa selama 10 hari, Wang mengambil total 22 kali istirahat di toilet, yang berlangsung antara 47 menit sampai 6 jam.
Menurut Oddity Central, perusahaan di Tianjin yang tidak disebutkan namanya itu lantas memutuskan PHK terhadap Wang. Mengikuti ketentuan dalam buku pegangan staf yang berkaitan dengan keterlambatan, pulang kerja lebih awal, dan izin absen,
Wang menjalani operasi pada Desember 2014, setelah kembali bekerja pada Juli 2015, majikannya mengklaim bahwa Wang mengambil waktu yang sangat lama di toilet kantor.
Setelah Wang memantau antara 7 September sampai 17 September 2015, selama waktu itu dia mengambil setidaknya 3 kali ke kamar mandi per hari.
Pada bulan Oktober 2015, Wang meminta arbitrasi untuk mengembalikan posisinya di perusahaan, dan kedua belah pihak terlibat dalam pertarungan hukum yang panjang hingga berakhir tahun ini.
Pengadilan tinggi di Tianjin memutuskan bahwa istirahat di kamar mandi yang dilakukan Wang tidak dalam batas " kebutuhan fisiologis yang wajar dan normal" . Wang pun tidak mendapatkan pekerjaannya kembali.
Kisah ini mendapat tanggapan di situs online, dengan beberapa orang membela karyawan tersebut karena memiliki kondisi medis yang serius, dan yang lain mengklaim bahwa istirahatnya dibenarkan karena operasinya.
“ Di toilet selama tiga, empat jam? Apakah dia tidur di sana?” satu orang menulis di Weibo.
" Jadi, berapa jam kamu benar-benar bekerja?" orang lain menulis.
Dream - Sejak dunia dilanda pandemi Covid-19, perekonomian dunia masih saja lesu. Sejumlah perusahaan bahkan sampai merumahkan pegawai karena kondisi ekonomi yang masih sulit.
Namun berbeda dengan Singapore Airlines Ltd. Merek justru akan memberikan bonus fantastis yakni delapan bulan gaji kepada stafnya karena perusahaan itu mencetak rekor laba tahunan.
Pemberian bonus akan diberikan kepada staf yang memenuhi syarat, kecuali manajer senior yang tidak memperoleh.
" Pemberian bonus sebagai pengakuan atas kerja keras dan pengorbanan mereka selama pandemi," kata juru bicara maskapai, dikutip dari Bloomberg.
Staf yang memenuhi syarat akan dibayar bonus bagi hasil setara dengan gaji 6,65 bulan, dan bonus ex-gratia maksimal 1,5 bulan gaji.
Pendapatan bersih Singapore Airlines sendiri sebesar SGD2,16 miliar per 31 Maret 2023. Penjualan kabin juga menunjukkan performa yang positif, terutama untuk penerbangan ke China, Jepang, dan Korea Selatan.
Diketahui Singapore Airlines dan cabang maskapainya, Scoot, mengangkut 26,5 juta penumpang dalam setahun, capaian ini enam kali lebih tinggi bulan Maret 2022.
Singapore Airines juga menerbangkan 1,75 juta penumpang pada April 2023, naik 53 persen dari bulan yang sama tahun 2022. Kapasitas penumpang pun meningkat hingga 79 persen dari sebelum Covid di bulan Maret. (x)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN