Kepercayaan Diri Indonesia Terburuk di Asia

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 30 Juli 2015 09:46
Kepercayaan Diri Indonesia Terburuk di Asia
Dengan harapan yang mungkin terlalu tinggi, Indonesia dan investor asing kecewa

Dream - Penduduk Indonesia tengah dilanda krisis kepercayaan. Hasil jajak pendapat MasterCard Inc mengungkapkan tingkat kepercayaan konsumen Indonesia telah merosot secara signifikan selama paruh pertama tahun ini.

Kemerosotan kepercayaan konsumen Indonesia merupakan yang terburuk dibandingkan negara lain di Asia. Pemicunya adalah buruknya proyeksi ekonomi dan pasar saham nasional.

Mengutip laman Malaysiainsider, Kamis, 30 Juli 2015, tiga negara Asia Tenggara lainnya - Thailand, Myanmar dan Malaysia - juga masuk dalam daftar negara yang mencatatkan penurunan indeks kepercayaan konsumen terbanyak.

Survei Mastercard ini mengukur pekerjaan, pendapatan dan kualitas hidup dari setiap negara.

Dengan harapan yang mungkin terlalu tinggi, Indonesia dan investor asing kecewa dengan lambatnya perubahan setelah kemenangan pemilu Presiden Joko " Jokowi" Widodo tahun lalu.

Belanja pemerintah yang lemah telah memberikan kontribusi perlambatan ekonomi. Sementara birokrasi dan peraturan yang saling bertentangan menjadi hambatan untuk melakukan bisnis.

“ Ada `halo effect` yang signifikan dengan pemilihan umum itu,” kata Matthew Driver, yang mengepalai produk dan solusi MasterCard di Asia Pasifik.

Ia merujuk pada pemilihan umum yang berlangsung tahun lalu dimana publik menaruh harapan terlalu tinggi ke presiden terpilih Joko Widodo.

" Tetapi semua pendapat menunjukkan adanya sedikit frustrasi dalam melaksanakan pekerjaan," tambahnya.

Hasil survei menunjukkan kepercayaan konsumen Indonesia jatuh ke titik terlemah dalam tiga tahun, merusak upaya untuk meningkatkan pengeluaran domestik di negara dengan tingkat inflasi tercepat di Asia ini.

Ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini tumbuh pada kecepatan yang paling lambat dalam lebih dari lima tahun di tengah merosot ekspor komoditas, perlambatan ekonomi Tiongkok dan tidak meratanya pemulihan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa.

" Kami berada dalam penurunan siklus," aku Jokowi dalam pidatonya di Singapura kemarin.

" Memang benar kita masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan di Indonesia," katanya, menambahkan bahwa negara saat ini ingin menjadi negara yang ramah bisnis dengan menyederhanakan izin dan memotong birokrasi serta memerangi korupsi.

Namun secara umum laporan MasterCard menunjukkan prospek Indonesia masih dalam kisaran 'optimis' dibandingkan dengan pasar Asia lainnya.

" Hanya saja 'secara signifikan kurang optimis' dari tahun lalu," kata Driver.

Hasil jajak pendapat tersebut juga menunjukkan prospek pasar saham Indonesia jatuh ke level terendah sejak krisis keuangan global 2008-2009.

Acuan IHSG Indonesia merosot 9,8% tahun ini, yang merupakan penurunan terbesar di Asia. Sementara kekuatan rupiah berkurang 8%, yang merupakan mata uang dengan performa terburuk di kawasan itu setelah ringgit. (Ism)

Beri Komentar