Ketum PBNU Blak-blakan Alasan Terima Kelola Tambang: Ini Sudah Melarat Berapa Lama, Sampai Imajinasi Kaya Saja Ga Punya

Reporter : Editor Dream.co.id
Rabu, 12 Juni 2024 19:36
Ketum PBNU Blak-blakan Alasan Terima Kelola Tambang: Ini Sudah Melarat Berapa Lama, Sampai Imajinasi Kaya Saja Ga Punya
Gus Yahya menegaskan akan mengelola tambang itu dengan kapasitas profesional.

1 dari 10 halaman

Ketum PBNU Blak-blakan Alasan Terima Kelola Tambang: Ini Sudah Melarat Berapa Lama, Sampai Imajinasi Kaya Saja Ga Punya

Ketum PBNU Blak-blakan Alasan Terima Kelola Tambang: Ini Sudah Melarat Berapa Lama, Sampai Imajinasi Kaya Saja Ga Punya © PBNU Blak-blakan Ungkap Alasan Mau Kelola Tambang: untuk Pembiayaan Organisasi 2024 maverick

2 dari 10 halaman

© PBNU Blak-blakan Ungkap Alasan Mau Kelola Tambang: untuk Pembiayaan Organisasi 2024 maverick

Dream - Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menjawab berbagai kritik soal keputusannya yang menerima mengelola usaha pertambangan dari pemerintah. Gus Yahya menegaskan akan mengelola tambang itu dengan kapasitas profesional.

3 dari 10 halaman

© PBNU Blak-blakan Ungkap Alasan Mau Kelola Tambang: untuk Pembiayaan Organisasi 2024 maverick

Gus Yahya awalnya menyoroti soal pendapat yang mengatakan tambang itu haram. Menurutnya, tambang dikatakan haram jika asal-usul, pengelolaan hingga pemanfaatannya dilakukan tidak benar.

4 dari 10 halaman

" Jadi asal usulnya, pengelolaannya dan penggunaannya yang bikin haram. Tapi memanfaatkan batu bara itu tidak otomatis haram," kata dalam video ungganan Instagram @nu.online, Rabu 12 Juni 2024.


Gus Yahya melihat asal-usul tambang yang akan dikelola tersebut sudah jelas dari pemerintah. Dia menjelaskan mengapa pemerintahan Presiden Jokowi ingin memberikan pengelolaan tambang ke ormas keagamaan.

5 dari 10 halaman

© Apresiasi Pemilu Berjalan Damai, PBNU Minta Pihak Tak Puas Hasil Tempuh Jalur Hukum 2024 maverick

Pemerintah ingin mencari jalan untuk memecah kebekuan dari asymmetric distribution of resources. Di mana ada ketimpangan distribusi resources dalam pengelolaan tambang.

6 dari 10 halaman

"Kalau asal usulnya halal. Ini pemerintah kepengin mencari jalan justru untuk memecah kebekuan dari asymmetric distribution of resources. jadi ada ketimpangan distribusi resources, tapi yang sudah menikmati terlanjur kuat sekali, itu perusahaan tambang ya

ungkapnya.

7 dari 10 halaman

Lalu pemerintah memberi batas Waktu pada pengusaha tambang untuk menggarap lahannya. Jika perusahaan tidak mencapai target dengan tenggat Waktu makan lahan yang diberi izin akan dipotong.

" Kalau nggak tercapai dipotong. Kalau sudah terpotong mau dikasih siapa? Dilelang lagi ya jatuh ke perusahaan itu lagi.... Maka ormas agama dijadikan sasaran, tapi sasarannya ya masuk akal, kalau ormas dipakai untuk urusan agama dan sampai keumatnya, kalau diserang, serang ormas agamanya jangan pemerintah," katanya.

8 dari 10 halaman

© Gus Yahya Sindir Balik Cak Imin: yang Meragukan NU-nya Khohifah Malah Enggak Pernah Jadi Pengurus 2024 maverick

Melihat rencana itu, Gus Yahya dengan sigap menerima tawaran dari pemerintah.

" Kemudian ditawarkan kalau ormas mau silakan ambil mengajukan permohonan, lah barang sudah ditawarkan begini masa nggak mau, tawani getuk aja mau," ungkapnya.

9 dari 10 halaman

"Karena kita butuh, ini jelas butuh, ini orang udah melarat berapa lama (menunjuk pengurus PBNU di hadapannya) sampai imajinasi kaya aja ga punya. Masa imajinasi untuk mengembangkan sumber daya NU iuran warga. Kalau asal-usulnya beres, berati sudah selesa

kata Gus Yahya.

10 dari 10 halaman

Lalu Gus Yahya kembali menyinggung soal penilaian, apakah ormas keagamaan bisa mengelola tambang? Dengan tegas, dia mengatakan sudah memiliki orang-orang profesional. Dia juga menjamin hasil bisnis yang dihasilkan tidak akan diselewengkan.

" Kita sudah punya kapasitas professional... Nah pemanfaataannya untuk apa? lihat aja nanti, kita udah atur semuanya, gimana struktur bisnisnya, bagaimana koperasi dibentuk dan sebagainya supaya ini menjamin tidak akan dibawa lari oleh pribadi-pribadi," katanya.

Beri Komentar