Supermarket Giant Mulai Goyah. (Foto: Inside Retail Malaysia)
Dream – Lesunya bisnis ritel seperti department store dan supermarket ternyata tak hanya terjadi di Indonsia. Di Malaysia, salah satu supermarket terbesarnya, Giant, mulai goyah.
Supermarket yang juga memiliki usaha bisnis di Indonesia ini memutuskan untuk menutup lima tokonya menyusul keputusan mereka untuk tidak memperpanjang kontrak sewa usaha.
Dilansir dari The Malaysian Insight, Selasa 31 Oktober 2017, penutupan supermarket ini terpaksa dilakukan seiring pertumbuhan ritel yang lamban dan penjualan yang menurun.
“ (Kami) memutuskan untuk menghentikan operasi yang berada di Sri Manjung, Sg Petani, Shah Alam Center Mall, Sibu, dan Selayan Lama mengikuti penghentikan perjanjian sewa guna usaha,” ujar pemilik Giant, GCH Malaysia, kepada The Malaysian Insight.
Penutupan toko ini merupakan upaya GCH Retail untuk mengkaji kembali operasional bisnis ritel mereka.
Tujuannya untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitas. Ketika ditanya alasan Giant tidak memperpanjang kontrak, juru bicara perusahaan enggan untuk menjawab. Mereka juga ogah menjawab nasib karyawan Giant setelah toko ditutup.
Sejak pengumuman penutupan toko, supermarket Giant di SACC Mall Shah Alam, Malaysia, dibanjiri pelanggan yang ingin berbelanja. Alasannya, harga barang di toko ini dijual dengan harga semurah-murahnya, mulai harga 1 ringgit Malaysia (Rp3.205).
Seorang pembeli bernama Johan mengaku datang ke sana untuk membeli beberapa barang. Ketika melihat harga yang murah, dia tergoda untuk membeli barang-barang diskonan. Tak dijelaskan barang-barang apa yang dibeli Johan.
“ Ini sia-sia jika saya tidak membelinya sekarang karena harganya sangat rendah,” kata dia.
Sekadar informasi, supermarket raksasa ini dibuka 73 tahun yang lalu dan terkenal menawarkan beragam barang dengan harga bersaing.
Namun, persaingan yang ketat di industri ritel dan belanja konsumen yang melemah membuat ritel raksasa ini goyah.
Penutupan supermarket ini terjadi ketika ritel Malaysia menikmati peningkatan penjualan pada kuartal II 2017. Penjualan ritel meningkat 4,9 persen. Ritel Malaysia berhasil memperbaiki penjualan setelah sales mereka turun 1,2 persen pada kuartal I 2017 secara year-on-year (yoy).
Industri menyebut peningkatan penjualan ini didorong oleh pengeluaran masyarakat pada hari raya. Mereka mengatakan konsumen akan terus mengencangkan ikat pinggang dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Asosiasi ritel Malaysia mengatakan departemen store dan operator supermarket akan turun 2,5 persen pada kuartal III tahun ini. Bahkan, pertumbuhan supermarket dan hypermarket merosot 4,8 persen pada kuartal I 2017. Angka ini terburuk dari subsektor ritel lainnya.
Dewan Bisnis Malaysia mengungkapkan pajak barang dan jasa pada tahun 2015 menyebabkan pentupan beberapa bisnis ritel di Malaysia.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Fakta-Fakta di Balik Meninggalnya Nandi Juliawan, Pemeran Encuy Preman Pensiun
Kisah-Kisah Ajaib Pestapora 2025: Dari Hujan Dadakan hingga Vokalis yang Nyaris Hilang di Kerumunan!
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan