Bisnis Ikan Cupang Apsiah Bisa Berkembang Berkat Pendanaan Dari Fintech Peer To Peer Lending. (Foto: Dream.co.id/Arie Dwi Budiawati)
Dream – Bagi Apsiah mengelola bisnis ikan cupang tidaklah mudah. Terlebih jika harus ikut mengatur keuangannya. Untuk mengembangkan usahanya, dia bersusah payah mendapatkan sumber dana.
Kepada Dream, Kamis 14 Desember 2017, wanita berusia 32 tahun ini berkisah tentang bisnis ikan cupangnya. Bersama sang suami, Apsiah mulai merintis usaha cupang. Dia kebagian tugas beternak cupang sementara penjualan diserahkan kepada suaminya yang berniaga ke Jakarta.
Keputusan memulai usaha ini dibangun dari modal cekak. Apsiah hanya berbekal kemampuan beternak cupang. Sementara uang sama sekali tak ada.
“ Sewaktu itu, modal tak punya dan rumah masih campur dengan orang tua. Kami juga tak punya sepeda motor. Saya dan suami sepakat untuk mandiri,” kata dia di Jakarta.
Apsiah mengatakan bersama kakaknya, ibu beranak satu ini mengembangbiakkan ikan cupang di rumahnya di Parung, Bogor. Hasil ikan ternakan dijual suami di daerah Jatinegara, Jakarta.
Hingga saat tersulit menyambangi bisnis mereka. Apsiah mulai kekurangan modal untuk menjalankan bisnis. Meminjam ke orang tua bukan solusi. Keluarga mereka sama-sama bukan dari kalangan berduit.
Meski butuh modal, Apsiah ogah meminjam uang kepada rentenir. Dia tahu susahnya hidup dengan pinjaman dari para pencuri rente ini.
“ Bukannya mengembangkan usaha, malah menghabiskan uang. Waktunya hanya sebulan dan harus mengembalikan bunga dan pokok pinjaman,” kata dia.
Jawaban Datang
Hingga tahun 2011, Apsiah meluang peluang tambahan modal. Dia tertarik dengan tawaran pinjaman uang yang disediakan sebuah aplikasi layanan jasa keuangan berbasis digital. Ketika itu, dia diajak oleh ibu RT untuk bergabung ke suatu kelompok. Kelompok ini mengajukan pembiayaan ke PT Amartha Mikro Fintech—fintech peer to peer lending yang menghubungkan peminjam dengan investor.
Dari sana, dia mendapatkan pembiayaan sebesar Rp500 ribu. Uang yang digunakan untuk uang muka sepeda motor agar sang suami menghemat ongkos transportasi.
Pembiayaan dari Fintech itu membuat Apsiah tersenyum. Dia mengaku angsurannya tak memberatkan pelaku mikro. Selama 50 minggu, wanita ini mengangsur cicilan sebesar Rp13 ribu per minggu.
“ Ringan, kan?” kata dia.
Setelah lunas, Apsiah kembali mengajukan pinjaman untuk membeli bibit ikan, membangun kolam, dan merenovasi teras rumah. Besarannya meningkat jadi Rp5 juta.
Berkat keuletannya, bisnis ikan cupang Apsiah dan suami berkembang. Di samping lapak ikan di Jatinegara, suami-istri ini bisa memiliki 1 kios di daerah Blok M dan tanah di Parung, serta sepeda motor untuk usaha. Mereka juga bisa membangun rumah di tanah yang dibelinya. Setiap bulannya, dia bisa meraup pemasukan Rp5 juta dari bisnis cupang.
“ Alhamdulillah, sekarang saya bisa mengangsur mobil,” kata dia.
(Sah)
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

VinFast Beri Apreasiasi 7 Figur Inspiratif Indonesia, Ada Anya Geraldine hingga Giorgio Antonio

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari