`Masa-masa Kelam` Rupiah Terjadi di Nigeria

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 27 November 2014 11:01
`Masa-masa Kelam` Rupiah Terjadi di Nigeria
Kebijakan pemangkasan nilai tukar uang yang pernah dilakukan Indonesia kini melanda Nigeria. Negara muslim ini melakukan devaluasi pada mata uang Naira. Apa pemicunya?

Dream - Kisah kelam Indonesia yang terpaksa memangkas nilai uang akibat kondisi ekonomi yang carut marut kembali terulang. Kali ini negara muslim di Afrika, Nigeria terpaksa mendevaluasi mata uangnya, Naira. Kebijakan ini dianggap sebagai salah satu cara menstabilkan Naira setelah mengalami pelemahan terburuk dalam sejarah terhadap dolar Amerika.

Pemerintah Nigeria terpaksa melakukan langkah itu, menyusul turunnya harga minyak mentah yang berimbas pada cadangan devisa Nigeria.

Nilai Naira sebenarnya sudah anjlok sebelum pengumuman devaluasi itu dikeluarkan oleh Gubernur Bank Sentral Nigeria (CBN) Godwin Emefiele.

Saat ini Naira diperdagangkan di kisaran 180 Naira per dolar AS. Meski sebelumnya secara resmi berada pada 150-160 Naira per dolar AS.

Namun Nigeria yang 70 persen pendapatan negaranya dari menjual minyak mentah harus mengatasi berkurangnya cadangan devisa di tengah menurunnya harga minyak global. Hal ini mempersulit bank sentral untuk mempertahankan nilai Naira.

" Komite telah sepakat bahwa ekonomi harus dipertahankan dengan membuat fleksibilitas nilai tukar," Emefiele mengatakan setelah melakukan rapat soal kebijaksanaan moneter seperti dikutip Dream dari laman Arabnews, Kamis, 17 November 2014.

Dalam keputusannya, bank sentral telah menetapkan nilai tukar baru pada 168 Naira per dolar AS.

Pakar ekonomi Nigeria, Bismark Rewane, mengatakan kepada AFP, keputusan tersebut menunjukkan independensi bank sentral. " Langkah tersebut juga memperlihatkan bahwa pergerakan harga minyak dapat menyetir orang membuat kebijakan yang secara politik tidak populer," katanya.

Ditambahkan Rewane, jika ada kegagalan dalam menerima nilai pasar Naira saat ini, hal itu bisa menjadi bumerang bagi pemerintah. " Jika pemerintah melakukan sesuatu yang tidak disukai pasar, Naira bisa kolaps," tegasnya

Mendevaluasi mata uang, khususnya tiga bulan sebelum pemilu, adalah langkah tidak populer bagi sebuah pemerintahan. Namun pemerintah dan pakar lainnya di Nigeria mengatakan tidak punya pilihan lain setelah harga minyak mentah Nigeria turun ke US$ 78 per barel. Dua bulan sebelumnya, Nigeria bisa menjual minyak mentah lebih dari US$ 100 per barel .

Menteri Keuangan Ngozi Ikonjo-Iweala mengakui awal bulan ini bahwa penurunan harga minyak telah menciptakan tantangan serius bagi produsen minyak terbesar di Afrika ini. Menteri Ngozi telah mengumumkan serangkaian langkah-langkah, termasuk mengeluarkan aturan pajak baru bagi barang-barang mewah, untuk meningkatkan pendapatan pemerintah.

Mengutip tulisan mantan Menteri Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman,, devaluasi secara umum diartikan sebagai penciutan atau penurunan nilai tukar sebuah sistem mata uang terhadap uang asing yang dijadikan acuan atau terhadap nilai logam mulia.

Devaluasi dianggap serupa dengan sanering (Bahasa Belanda) yaitu menciutkan nilai tukar uang akibat memburuknya situasi ekonomi yang sering ditandai dengan besarnya angka inflasi. (Ism)

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More