Dream - Korea Utara sedang menjalankan program penyediaan 50.000 rumah gratis bagi warganya tanpa iuran sedikit pun dari penerima manfaat. Program ini pertama kali dijalankan pada 2021 dan hingga kini sudah berdiri 10.000 rumah gratis di Ibu Kota Pyongyang.
Presiden Kim Jong Un menargetkan 50.000 rumah gratis selesai pada tahun 2025. Pertanyaannya, bagaimana wujud rumah gratis yang telah dibangun Kim Jong Un?
Menurut seorang mitra pelapor Daily NK yang dirahasiakan identitasnya, mengatakan
bahwa pihak berwenang di negeri Komunis itu dapat membangun lebih banyak rumah daripada yang direncanakan.
Faktornya adalah karena standar yang longgar dalam proses konstruksi.
Rumah yang dibangun dianggap selesai ketika dindingnya sudah dibangun, serta pintu depan dan jendela luarnya sudah selesai.
Selanjutnya pemerintah tidak lagi berkewajiban untuk menyediakan bahan untuk menyelesaikan konstruksi di dalamnya. Sehingga dapat melanjutkan dengan cepat membuat rumah yang lain.
Akibatnya, hanya sekitar 5% hingga 7% rumah dari keseluruhan proyek 50.000 rumah yang telah selesai interiornya dan siap untuk ditempati, kata mitra pelapor.
Sisanya, sekitar 95%, penghuni harus melakukan pekerjaan interior sendiri, termasuk toilet, keran, wallpaper, lantai dan ubin.
Keluarga yang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan interior sendiri terkadang tidak jadi pindah dan menjual rumah mereka. Untuk diketahui, rumah gratis tersebut berbentuk seperti apartemen.
“Banyak keluarga yang gempar karena air dari wastafel rumah di atas mereka bocor melalui langit-langit,” kata seorang rekan wartawan di Pyongyang kepada Daily NK.
“Mungkin karena eksterior rumah tidak tahan lembab dengan baik, rumah-rumah itu penuh dengan kelembapan pada musim dingin lalu sehingga wallpapernya membusuk," lanjutnya.
Para pembangun juga disebut sering kali menggunakan bahan yang murah dan berkekuatan rendah untuk menyelesaikan eksterior bangunan.
“Karena mereka mencoba membangun banyak rumah dalam waktu singkat meskipun ada kekurangan pasokan, mereka sering mencampurkan material yang seharusnya tidak digunakan,” kata mitra pelapor.
“Orang-orang yang tahu bagaimana rumah-rumah itu dibangun tidak akan pindah ke apartemen bertingkat tinggi, tidak peduli seberapa menterengnya bangunan itu dari luar,” lanjutnya.
Selain itu, apartemen-apartemen tersebut mengalami kekurangan listrik dan air yang serius. Bahkan, penghuni salah satu apartemen bertingkat tinggi di daerah Songhwa terpaksa membawa beras, lauk pauk, air, dan barang-barang lainnya naik dan turun tangga karena lift tidak berfungsi dengan baik, menurut mitra pelapor Pyongyang.
Dia juga mengatakan kepada Daily NK bahwa operasi lift yang tidak teratur membuat penghuni membayar uang suap agar dapat menempati apartemen di lantai bawah.
Meskipun demikian, beberapa orang di Korea Utara memandang pembangunan perumahan di Pyongyang secara positif.
Secara khusus, penduduk di provinsi lain iri dengan penduduk Pyongyang karena mereka dapat pindah ke perumahan modern, dan mengagumi bagaimana “Pyongyang menjadi kota kelas dunia.”
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR