Kalau Diolah Dengan Benar, Kelapa Bisa Menghasilkan Omzet Yang Bukan Main Besarnya. (Foto: Kementerian Koperasi Dan UKM)
Dream - Kalau diolah dengan benar, serat dan serabut kelapa bisa menghasilkan pundi-pundi uang dengan jumlah lumayan. Ini sudah dibuktikan pengelola Koperasi Produksi Mitra Kelapa Pangandaran.
Ketua KPMK Pangandaran, Yohan Wijaya, mengatakan koperasi ini telah mengolah kelapa menjadi beragam produk sejak tahun 2011. Produk yang dihasilkan mulai dari tepung kelapa, coco chip, nata de coco, arang batok kelapa sampai sabun cair.
KPMK Pangandaran selama ini telah mengolah buah kelapa menjadi tepung kelapa dengan kapasitas minimal 5 ton. Harga tepung kelapa dibanderol sebesar Rp25 ribu per kg. Lalu, sabut kelapa dibuat coco chip (sejenis media tanam) dengan kapasitas produksi 6 ton per bulan. Harganya mencapai Rp20 ribu per kg.
“ Untuk tepung kelapa, kami udah mengekspor ke Kanada dan perusahaan lain dan memasok makanan di luar negeri. Ada yang diolah menjadi biskuit aroma dan rasa kelapa,” kata Yohan di Pangandaran, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Dream, Jumat 25 Mei 2018.
Dia berkata KPMK ini juga mengolah kelapa menjadi sabun mandi cair dan batangan dengan dicampur aroma sereh wangi. Produksi sabun kelapa cair mencapai 4 liter per hari, sedangkan yang batangan 60 buah per hari. Untuk menjalankan produksi ini, Yohan dibantu oleh 17 tenaga kerja.
Dengan beragam produk yang dihasilkannya, Yohan mengungkapkan koperasi yang dipimpinnya telah mengantongi omzet hampir Rp1 miliar per bulan. Rinciannya, omzet tepung kelapa Rp500 juta, arang batok kelapa Rp30 juta, coco fiber Rp100 juta, dan nata de coco Rp200 juta.
Jumlah itu masih mungkin bertambah karena omzet dari sabun cair dan batangan yang dijual ke anggota koperasi.
Selain itu, Yohan mengaku program pengembangan usaha koperasi ini sangat terbantu dengan adanya program kemitraan. Ya, KPMK Pangandaran ini bermitra dengan anak usaha Astra Group, PT Rekadaya Multi Adiprima, untuk mengoptimalkan pengolahan berbagai produk berbasis kelapa, tak hanya sabun cair dan nata de coco. Dengan kemitraan ini, nantinya bagian dari kelapa, seperti serat dan serabut kelapa, juga akan diolah menjadi furnitur, triplek, dan kasur.
“ Kami suplai bahan baku dan kami pun menjadi distributor dari produk yang diolah bersama Rekadaya. End product nanti akan diproduksi di Pangandaran sehingga memberikan manfaat yang lebih besar dengan penyerapan tenaga kerja,” kata dia.
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Abdul Kadir Damanik berharap pengelola koperasi ini tak hanya dimanfaatkan buah kelapa sebagai konsumsi. Ke depan, produk lain yang ramah lingkungan dan usaha ini harus bisa memberdayakan ekonomi masyarakat.
“ Kami dorong agar bisa diolah menjadi produk jadi. (Sehingga) tidak hanya menghasilkan dan menyuplai bahan baku atau material mentah saja,” katanya.
(Sah)
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap