Masih Cemaskan Trump, Indeks Syariah ISSI Ditutup Melemah

Reporter : Syahid Latif
Senin, 23 Januari 2017 16:35
Masih Cemaskan Trump, Indeks Syariah ISSI Ditutup Melemah
Penguatan indeks bluechips syariah, JII, tak berhasil mengangkat indeks ISSI

Dream - Masih tertinggalnya kecemasan pelaku pasar akan sepakn terjang presiden baru Amerika Serikat, Donald Trump, membuat lantai bursa bergerak fluktuatif.

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang mengalami tekanan jual, menutup perdagangan awal pekan di zona merah. Sebaliknya, indeks saham bluechips syariah, Jakarta Islamic Index (JII) berhasil keluar dari tekanan jual dan ditutup menguat.

Pada penutupan perdagangan harian Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 23 Januari 2017, indeks ISSI bergerak melemah 0,348 poin (0,20%) ke level 170,809.

Sementara indeks JII berhasil keluar dari tekanan dengan menanjak 0,492 poin (0,07%) ke level 687,732.

Indeks ISSI memang sudah bergerak lemah di awal perdagangan. Dibuka melemah di level 170,972, ISSI sebetulnya sempat menembus zona hijau dengan menyentuh level tertinggi 171,280.

Namun tekanan jual jelang penutupan perdagangan memaksa ISSI kembali menyerah. Namun koreksi ISSI ini lebih baik dari level terendahnya sepanjang perdagangan hari ini di level 169,867.

Aksi jual investor membuat 111 emiten syariah melemah di penutupan awal pekan ini. Naiknya harga saham daru 82 saham penghuni ISSI tak cukup kuat mengangkatnya ke zon positif.

Transaksi perdagangan saham relatif meningkat dengan 127,55 miliar saham berpindahtangan. Nilai perdagangan mencapai Rp 3,28 triliun.

Pemodal asing juga mengurangi aksi lepas sahamnya di pasar saham Indonesia. Nett sell asing di BEI turun menjadi Rp 81 miliar, jauh berkurang dari penutupan akhir pekan lalu sebesar Rp 383 miliar.

Dengan sentimen beragam yang muncul membuat laju indeks sektoral juga bergerak variatif. Bursa saham sore ini disokong penguatan indeks sektor barang konsumsi yang naik 0,46 persen, pertambangan 0,22 persen, dan industri aneka 0,21 persen

Namun tekanan jual lebih besar dirasakan indeks sektor properti yang turun 1,02 persen, industri dasar 0,41 persen, dan perdagangan 0,30 persen.

Saham UNVR menjadi emiten bluechips syariah penghuni top gainer usai menguat Rp 700. Disusul saham AKRA yang menguat Rp 250, INTP Rp 150, INDF Rp 50, dan ASII Rp 25 per saham.

Di jajaran top losser, saham bluechips syariah yang mengalami koreksi terdalam adalah AALI dan AALI dengan melemah masing-masing Rp 100. diikuti WSKT Rp 90, MIKA dan WIKA sebesar Rp 60 per saham.

Di pasar keuangan, kurs rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat sepanjang perdagangan awal pekan ini. Rupiah yang sempat menguat ke level tertinggi Rp 13.313, ditutup menguat 38 poin (0,28%) menjadi 13.372 per dollar AS.(Sah)

 

Beri Komentar