Ilustrasi Perkumpulan (Foto: Freepik/tirachardz)
DREAM.CO.ID - Dokter psikiater asal Amerika Serikat (AS) Rami Kaminski mengklaim telah menemukan salah kepribadian baru di luar introvert dan etrovert. Temuan ini diperoleh sang dokter lewat serangkain penelitian, termasuk kepada dirinya sendiri.
Kepribadian baru tersebut disebutnya sebagai otrovert. Dalam buku tentang tipe kepribadian otrovert berjudul The Gift of Not Belonging: How Outsiders Thrive in a World of Joiners, Rami Kaminski mendorong para pemilik kepribadian ini untuk merangkul keunikan mereka.
Dua kepribadian yang selama ini sudah dikenal masyarakat adalah ekstorvet dan introvert. Namun tidak semua orang benar-benar merasa sifat-sifat yang dimiliknya cocok dengan istilah-istilah tersebut.
Ada semacam area abu-abu di antara dua kubu. Mereka adalah kalangan yang menikmati kesendirian sekaligus menyukai bersosialisasi. Kaminski menyebut orang-orang dengan sifat ini sebagai ‘otrovert’.
Kaminski menjelaskan bahwa istilah tersebut menggambarkan “ seseorang yang tidak merasa memiliki keterikatan pada kelompok mana pun.”
Ia menciptakan istilah otrovert setelah mengenali tipe kepribadian ini pada dirinya sendiri, beberapa pasiennya, serta tokoh-tokoh sejarah seperti Frida Kahlo, Franz Kafka, Albert Einstein, dan Virginia Woolf, yang menurutnya “ terkenal tidak terikat pada kelompok mana pun.”
Tapi sebenarnya, apa yang membuat seseorang disebut otrovert?
Secara sederhana, sifat ini adalah campuran antara introvert dan ekstrovert, meskipun otrovert bisa berinteraksi dengan kelompok besar, mereka tidak selalu merasa menemukan “ suku” atau lingkaran yang benar-benar sesuai dengan dirinya.
“ Otroverts sangat ramah dan mampu menjalin hubungan yang dalam dengan orang lain,” kata Kaminski kepada Daily Mail dikutip dari ladbible, Senin, 22 September 2025.
“ Satu-satunya perbedaan sosial muncul pada kurangnya keterikatan terhadap kelompok: identitas kolektif atau tradisi bersama,” lanjutnya.
Menurut Kaminski, orang dengan sifat otrovert lebih suka melawan arus dan cenderung tidak berpikir dengan cara yang sama seperti mayoritas masyarakat.
Ia menyadari sifat ini dalam dirinya sejak kecil. Saat bergabung dengan Pramuka, ketika tiba gilirannya untuk mengucapkan ikrar, teman-temannya melakukannya dengan penuh semangat, namun ia “ tidak merasakan apa-apa.”
Psikiater yang telah berpengalaman lebih dari 40 tahun ini menyadari bahwa ia tidak merasakan keterikatan dan kebersamaan yang sama seperti anak-anak lain.
Kaminski menjelaskan bahwa ini adalah ciri klasik otrovert, yaitu orang dengan tipe ini sering kesulitan menemukan gairah untuk aktivitas kelompok, baik itu olahraga, pekerjaan, atau bahkan tinggal bersama orang lain.
Ia juga percaya bahwa orang-orang otrovert kebal terhadap fenomena “ Bluetooth”, yaitu kecenderungan orang untuk secara emosional “ terhubung” dengan orang-orang di sekitarnya.
“ Otroverts sejak dini menyadari bahwa mereka merasa seperti orang luar dalam kelompok apa pun. Meskipun sering kali mereka populer dan diterima dalam kelompok, tetap saja mereka tidak merasa benar-benar menjadi bagian dari kelompok itu. Perbedaan itu bisa menyebabkan ketidaknyamanan emosional dan perasaan tidak dipahami," ungkap Kaminski.
Akibatnya, otrovert mungkin kesulitan menghadapi tekanan untuk “ menyesuaikan diri” dengan dunia di sekitarnya.
Namun, meskipun terdengar seperti beban, menjadi seorang otrovert bukan berarti kamu akan selamanya menjadi orang asing dalam masyarakat. Faktanya, dalam hubungan pribadi, sifat ini justru bisa memungkinkan terjalinnya ikatan yang lebih kuat dan bermakna dengan orang-orang yang dekat dengan mereka.
“ Otroverts merasa sangat sulit untuk menjadi bagian dari kelompok, bahkan ketika kelompok itu terdiri dari orang-orang yang masing-masing adalah teman baik mereka,” jelas Kaminski.
“ Masalahnya bukan pada hubungan dengan individu, melainkan dengan kelompok sebagai sebuah entitas,” lanjutnya.
Ambil contoh dalam sebuah pesta, seorang otrovert akan lebih suka mengobrol mendalam dengan satu orang di sudut yang tenang, daripada berkeliling dari satu tamu ke tamu lain.
Kaminski percaya bahwa memiliki tipe kepribadian ini dapat membuat seseorang menjadi pemikir bebas, lebih mandiri, dan lebih imajinatif dibandingkan introvert atau ekstrovert.
Hal ini karena otroverts tidak terlalu peduli dengan siapa yang harus mereka kagumi atau rasa takut akan penolakan. Dan karena mereka tidak punya apa-apa untuk hilang, psikiater tersebut mengatakan bahwa orang-orang ini sering berkembang dalam bidang kreativitas.
Advertisement
Pemilik Kulit Kering Wajib Tahu, Ini Kandungan Makeup yang Harus Dihindari
Kepsek SD Negeri Ini Absen 4 Bulan Tapi Tetap Digaji, Auto Kena Semprot Wakil Bupati
4 Komunitas Seni dan Kreatif di Jakarta, Wadah Kembangkan Kreativitas
6 Kafe Estetik Manjain Mata di Bandung yang Bikin Betah Nongkrong
Komunitas Hong, Lestarikan Permainan Tradisional Indonesia
Efek Dahsyat Bagi Tubuh Jika Konsumsi Telur Rebus Setiap Hari
Andre Taulany Ultah, Banyak yang Kirim Karangan Bunga `Balas Dendam`
6 Kafe Estetik Manjain Mata di Bandung yang Bikin Betah Nongkrong
Berusia Separuh Abad, Polytron Donasi 100 Rumah Layak Huni di Kudus dan Gelar Konser Musik
Prilly Latuconsina Ikut Komentari Isu Menpar Mandi Pakai Air Galon