Satu Set Furnitur Kayu Senilai Ratusan Miliar Rupiah Ini Menggegerkan Netizen Di Tiongkok. (Sumber: Shanghaiist,com)
Dream - Kaget dengan harga furnitur jutaan rupiah saat bertandang ke hipermarket di Indonesia? Kamu mungkin akan lebih terkejut jika melihat harga furnitur ini.
Netizen di Tiongkok belum lama ini digegerkan oleh harga satu set furnitur kayu. Furnitur-itu dibanderol dengan harga ratusan miliar rupiah.
Dilansir dari situs Shanghaiist, Jumat 3 Juni 2016, ada 17 unit furnitur yang terbuat dari 20 ton kayu rosewood. Karya-karya ini dibuat oleh 15 perajin dalam waktu sembilan tahun.
Alhasil, satu set furnitur ini dibanderol dengan harga yang sangat tinggi. Satu setnya dijual dengan harga 198 juta yuan atau Rp265,7 miliar.
Sebenarnya, barang ini sudah ditawarkan kepada publik sejak tahun 2011. Akan tetapi, satu set furnitur ini belum laku terjual. Yang ada, furnitur ini dibanjir oleh kritik negatif netizen.
" Harganya tidak sepadan dengan nilainya. Kemarin, saya baru saja membawa sebuah batu dan saya perkirakan umurnya lebih dari empat juta tahun. Saya menjualnya dengan harga 100 juta RMB. Siapa pun yang berminat lebih baik segera datang," kata seorang netizen.
Ada juga yang pesimistis satu set furnitur tersebut bisa terjual. " Siapa pun yang menginginkannya, saya akan memberi Anda 198 RMB," kata netizen yang lainnya.
Dream - Sebuah restoran di Taiwan menjual mie daging termahal. Untuk menikmati seporsi mie daging, pembeli harus merogoh kocek sebesar 2 ribu yuan atau setara Rp 4,06 juta.
Dilansir dari situs Shanghaiist, pada Kamis 28 April 2016, pemilik salah satu restoran mie, Wang, merintis usaha mienya sejak tahun 1990.
Lima-enam tahun kemudian, usaha mienya tergolong sukses. Lalu, pria ini mulai belajar bagaimana caranya menyajikan daging di dalam mangkuk dengan sempurna.
Mulai dari pemilihan daging sapi hingga pengunaan alat dapur yang tepat. Kini, Wang menggunakan beragam jenis daging sebagai pelengkap mienya, seperti daging sapi dari Jepang, Australia, bahkan dari Brazil.
Setiap jenis daging ini diiris secara hati-hati dengan bentuk tertentu. Irisan daging ini memberikan rasa yang berbeda-beda untuk kuah sup. Tak hanya itu, Wang juga menyediakan 20 jenis mie untuk dihidangkan.
Untuk mencicipi seporsi mie daging buatan Wang, pembeli harus merogoh kocek hingga 2 ribu yuan atau Rp4,06 juta. Kok mahal?
Rupanya, mahalnya harga semangkuk mie daging ini ditentukan karena dia ingin menyajikan mie dengan rasa yang tinggi.
" Ini berbicara tentang kualitas, bukan kuantitas. Saya ingin membuat mie dengan rasa dan kualitas terbaik. Saya ingin memiliki warung mie terbaik di dunia," kata dia. (Ism)
Dream - Selama hampir enam dekade, para ilmuwan telah mencari asal-usul beberapa logam paling berharga di Bumi –termasuk emas, perak, dan platinum. Dan sekarang, kita mungkin sudah menemukan jawabannya.
Elemen berat dan berharga seperti terdapat pada emas, perak, dan platinum, disebut elemen r-process. Dan untuk menghasilkan elemen seperti itu membutuhkan energi dalam jumlah yang luar biasa besarnya.
Sejauh ini, tidak ada yang bisa menjelaskan bagaimana elemen r-process bisa ada di alam semesta.
Namun penemuan galaksi kerdil yang disebut Retikulum II, yang jaraknya sekitar 98.000 tahun cahaya dari Bumi, mungkin bisa menjawab misteri tersebut. Retikulum II dilaporkan memiliki bintang yang mengandung elemen logam mulia dalam jumlah 'yang sangat besar'.
" Memahami bagaimana elemen r-process bisa terbentuk menjadi salah satu masalah yang paling sulit dalam fisika nuklir," kata Professor Anna Frebel dari The Department of Physics at the Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Tak Bisa Dibuat di Bumi
Dia menambahkan, produksi elemen r-process membutuhkan banyak energi, yang hampir tak mungkin dilakukan secara eksperimental. Proses membuat elemen tersebut tidak bisa dilakukan di Bumi.
" Jadi kita harus menggunakan bintang-bintang dan benda-benda di kosmos sebagai laboratoriumnya," tambah Anna.
Baru ditemukan tahun lalu, galaksi kecil Retikulum II mengorbit Bima Sakti, dan merupakan salah satu galaksi kerdil terdekat yang pernah ditemukan.
Dengan menganalisa cahaya bintang dari beberapa bintang terang di galaksi Retikulum II menggunakan teleskop Magellan di Las Campanas Observatory, Chile, Ana dan timnya memutuskan bahwa galaksi kerdil itu mengandung sejumlah besar elemen r-process.
Nama r-process sendiri berasal dari sistem yang digunakan untuk membuat elemen seperti emas, uranium, dan timah, yang disebut rapid neutron-capture.
Tahun 1957, fisikawan Hans Suess dan Harold Urey mengemukakan bahwa unsur-unsur berharga di alam semesta terbentuk melalui mekanisme r-process.
Mereka membuat hipotesis bahwa ledakan bintang raksasa dan gabungan langka bintang neutron adalah skenario yang paling mungkin untuk membentuk elemen r-process.
Lantas, bagaimana emas, perak, uranium, timah, platinum, dan elemen r-process lainnya bisa sampai ke Bumi?
Tim peneliti menduga, awalnya ledakan bintang neutron di galaksi kerdil terjadi. Unsur-unsur berharga ini lantas menempel pada bintang dan asteroid.
Setelah itu asteroid-asteroid ini menyebar dan beberapa menumbuk Bumi sambil membawa kandungan unsur-unsur berharga di dalamnya.
Hasil penelitian tim Anna Frebel ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature. Wallahu a’lam...
Sumber: Science Alert
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati