Menko Darmin: Ekonomi RI Sejak Zaman Pak Harto Bergejolak

Reporter : Kurnia
Kamis, 13 Agustus 2015 05:00
Menko Darmin: Ekonomi RI Sejak Zaman Pak Harto Bergejolak
Menko Perekonomian terpilih, Darmin Nasution, sesumbar pengalaman di birokrasi sejak 1994 tak membuatnya kaget dengan pekerjaan barunya.

Dream - Mantan Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution resmi menjadi panglima tim ekonomi Kabinet Kerja menggantikan Sofyan Djalil. Karir birokrasi selama di pemerintah sejak 1994 membuatnya tak asing dengan bidang pekerjan yang akan diembannya.

Namun terpilihnya mantan Dirjen Pajak ini justru terjadi saat dunia tengah dilanda perlambatan ekonomi. Rupiah yang terpuruk serta ambruknya bursa saham Indonesia akibat larinya dana asing.

Berbicara dalam Serah Terima Jabatan Menko Perekonomian di kantornya, Darmin Nasution mengakui perekonomian Indonesia saat ini memang sedang lemah. Namun kondisi ini sebetulnya kerap melanda Indonesia.

" Ekonomi Indonesia itu, sejak zaman Pak Harto pun selalu bergejolak. Walaupun pertumbuhannya relatif lebih tinggi, sekitar 7-8 persen tapi transaksi berjalannya hampir selalu defisit, walaupun kecil, misalnya 0,6 persen. Jadi itu tidak dianggap terlalu beresiko," ujar Darmin seraya mengakui kondisi ekonomi dunia saat ini sudah berubah banyak.

Dalam catatan Darmin, Indonsia setidaknya sudah pernah mengalami gejolak ekonomi pada masa Orde Baru. Gejolak pertama terjadi pada 1983 dan terulang lagi pada 1994.

" Waktu 1983 itu pemerintah melakukan perombakan besar-besaran kepada strategi, dari orientasi ke dalam jadi orientasi ke luar. Yang saya ingat, nggak sampai dua tahun sembuh itu defisitnya," kata Darmin.

Sedangkan pada 1994, defisit terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 3 persen. " Dicoba segala macam cara tapi nggak mampu lagi menyembuhkan, makanya datanglah krisis 1998," ungkap Darmin.

Kini, lanjut Darmin, dengan pertumbuhan ekonomi 4,67 persen Indonesia masih jauh dari krisis. " Tapi ekonomi Indonesia sedang tidak nyaman," tandasnya.

Untuk memperbaiki kondisi ekonomi seperti itu, Darmin ingin ke depan kementeriannya mesti lebih akurat dalam mengolah data dan senantiasa melakukan kalibrasi sebelumnya. " Semua dimulai dari data yang akurat, kalau itu salah kesimpulannya juga salah," katanya.

Beri Komentar