Menko Perekonomian Sofyan Djalil (ekon.go.id)
Dream - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan A. Djalil mengakui, Indonesia mengalami kerugian besar setelah tujuh tahun absen dari pertemuan kerjasama Joint Economic Commission dengan Iran.
" Akhir-akhir ini, kita kurang memperhatikan untuk datang pada pertemuan tersebut. Akibatnya, neraca perdagangan kita turun dari sekitar dua miliar dolar menjadi hanya 150 juta dolar," kata Sofyan saat ditemui di kantornya, seperti dikutip Dream, Rabu, 27 Mei 2015.
Sofyan menyebut, Iran sebetulnya negara mitra potensi bagi Indonesia untuk menjalin kerjasama di bidang ekonomi dan perdagangan.
" Selama ini ekspor terbesar kita itu kelapa sawit, kertas, karet, ban mobil. Sementara dari Iran, kita banyak butuh migas, petrochemical," tutur lelaki berkumis tebal itu.
Tak ingin kehilangan kesempatan, Indonesia pun memutuskan kembali kembali mengikuti Joint Economic Commision untuk menjajaki kembali perdagangan dengan Iran. " Apalagi kalau nanti Iran sudah selesai dari masalah sanksi," ujarnya.
Mengenai skema pembayaran dalam kerjasama bilateral tersebut, Sofyan mengatakan akan ada banyak cara yang dapat dilakukan.
" Solusinya banyak cara. Banyak negara yang bisa melakukan transaksi dengan Iran tanpa melanggar sanksi dagang," tutup suami akademisi Ratna Megawangi tersebut.
Laporan: Kurnia Yunita
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`