Dream - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan telah menerima permohonan maaf dari CEO Telegram, Pavel Durov.
Secara tertulis, kata Rudiantara, Durov mengakui telah mengabaikan surat elektronik berisi permohonan pemblokiran kanal yang menyebarkan materi seputar terorisme dan radikalisme.
" Saya sudah menerima email mengenai permintaan maaf dari Pavel Durov, CEO Telegram," kata Rudiantara, dikutip Dream dari setkab.go.id, Selasa, 18 Juli 2017.
Rudiantara mengatakan Durov tidak menyadari pemerintah melalui Kemenkominfo telah beberapa kali mengirimkan email permintaan penutupan saluran yang menyebarkan konten terorisme dan radikalisme kepada Telegram.
Durov baru memberikan respon usai pemerintah memblokir Telegram. Menurut Rudiantara, pihak Telegram kini mengusulkan adanya komunikasi khusus untuk menangani konten negatif terutama terkait terorisme dan radikalisme.
" Saya mengapresiasi respons Pavel Durov tersebut dan Kementerian Komunikasi dan Informasi akan menindaklanjuti secepatnya dari sisi teknis dan SOP bisa diimplementasikan," kata Rudiantara.(Sah)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR