Aplikasi Telegram Di Indonesia Diblokir Oleh Pemerintah. (Foto: BBC.co.uk)
Dream – Beberapa hari ini, Telegram menjadi sorotan publik setelah pemerintah Indonesia menutup aplikasi ini. Pemerintah berpendapat ada konten-konten diduga berbau terorisme di saluran terbuka Telegram.
CEO Telegram, Pavel Durov, menegaskan aplikasinya aman dan tidak “ berteman” dengan teroris.
“ Telegram ini telah dienkripsi dan mengutamakan privacy, tetapi kami tidak berteman dengan teroris,” kata Durov dalam saluran resminya di Telegram, dikutip Dream, Senin 17 Juli 2017.
Dia mengatakan Telegram telah memblokir ribuan channel yang berkaitan dengan aksi radikalisme dan kelompok militan ISIS. Telegram pun mempublikasikan hasil pemberantasan terhadap saluran berkaitan dengan terorisme ini di akun @isiswatch.
“ Kami terus berusaha untuk lebib efisien dalam mencegah propaganda teroris dan selalu terbuka terhadap gagasan yang membuat (aplikasi ini) menjadi lebih baik,” kata Durov.
Durov mengatakan pihaknya telah mengirimkan pesan kepada Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk mendengarkan umpan balik mereka. Dia optimistis jalan keluar pemberantasan teroris—tanpa mengganggu jutaan pengguna sah di Indonesia—akan ditemukan.
“ Saya akan terus memperbarui saluran ini untuk mengetahui perkembangan Telegram,” kata Durov.(Sah)
Advertisement
Komunitas InterNations Jakarta, Tempat Kumpul Para Bule di Ibu Kota
Lihat Mewahnya 8 Perhiasan Bersejarah Kerajaan Prancis yang Dicuri dari Museum Louvre
Hobi Membaca? Ini 4 Komunitas Literasi yang Bisa Kamu Ikuti
Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget
Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Komunitas InterNations Jakarta, Tempat Kumpul Para Bule di Ibu Kota
Lihat Mewahnya 8 Perhiasan Bersejarah Kerajaan Prancis yang Dicuri dari Museum Louvre
6 Sumber Penghasilan Hamish Daud Suami Raisa, Artis Sampai Bisnis